23.Kabur

119 21 0
                                    

Happy reading--

Hening seketika ketika Pemimpin sekaligus Ketua Perusahaan TURBAHANA melangkah menuju panggung yang sudah di sediakan, di tangannya terdapat Sebuah kertas berwarna cream yang ia pegang dengan erat membuat mata memandang di buat penasaran dengan isi kertas itu

Prasetya dengan antusias menunggu momen ini, bahkan sedari tadi matanya tidak berhenti berkedip menunggu kata demi kata yang keluar dari mulut Sri

"Perusahaan ini sudah 100 tahun berdiri, banyak hal yang di lewati dengan berbagai judul baru dan alur cerita yang sering di Revisi"

"6 generasi kemarin banyak berkorban untuk kebangkitan Perusahaan TURBAHANA, Berawal dari seorang petani desa yang dengan tekadnya ingin merubah takdir hidupnya"

"Orang lain selalu bilang, hidup dari  sendok perak tidak akan merubah mu menjadi sendok emas"

"Perkataan mereka salah, Petani itu merantau ke sebuah kota besar yang di sana banyak orang orang gila harta namun sedikit ilmu"

"Di mulai dari berjualan sepatu kulit dengan bahan dan alat seadanya ternyata seketika bisa merubah hidupnya, walau tidur di atas tikar tipis di depan toko orang lain tidak membuat tekadnya berhenti."

"Sekarang perjuangan nya kita rasakan sampai Generasi ke 7"

Jeda berhenti beberapa saat, Sri membuka kertas itu perlahan"Di sini, di kertas ini hanya ada satu nama yang akan saya angkat menjadi Pemimpin perusahaan TURBAHANA"

Inilah momen yang di nanti² seluruh keturunan Generasi ke 7Turbahana, mereka fokus dan sesekali menerka nerka nama di Balikpapan kertas itu

"PRASETYA TURBAHANA."

_ _ _ _ _

Geng inti Mavros berkumpul di rumah Reka, ini ke dua kalinya mereka menginjakan kaki nya di rumah ini setelah beberapa tahun yang lalu sebelum Riki mengidap penyakit jantung

Bahkan Riki enggan membukakan pintu kamarnya meski sudah beberapa kali di ketok "Gimana ka?"

Reka menggeleng pelan, ia bahkan tidak bisa membujuk adik nya itu "Kenapa keadaan menjadi semakin rumit"Lirih nya

"Mungkin dia butuh waktu untuk menerima semua ini dengan baik"Timpal Rangga-ayah kandung Reka dan Riki

"Apa Regina tau semua tentang Riki?" Tanya albara pelan

Reka kembali menggeleng "Gue gak pernah cerita apapun ke dia soal ini."Ucap nya

Mereka semua di buat syok "Muka Lo sama Riki sama, kalian kembar Gimana kalau Regina salah ngira Lo Rekaaa"Beo  Prastan dengan suara cempreng nya

"Jadi cowok itu harus terbuka, cewek biasanya ingin di anggap spesial oleh pasangan nya"

"Siapa yang peduli itu?, Gue aja ngak ada hubungan apa apa sama Regina"Timpal Reka

"Apa kalian akan seperti ini sampai tua?"Balas Sadewa ikut kesal, Reka itu keras kepala dan ego nya tinggi

"Kenapa kalian membahas itu di keadaan seperti ini?" Albara akhirnya bukan suara

Mereka kembali terdiam, Rangga-Ayah nya menghampiri Reka dan merangkul pundaknya "Kamu harus kuat sebagai kakak." Ucapan Rangga di balas anggukan pelang darinya

"Ngomong² Sahlan Kemana ya"Pertanyaan itu di Balas gedikan bahu dari semua orang di sana

_ _ _ _ _

Retak(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang