25.Tanggal 11

109 22 2
                                    

Budayakan memvote dan comen sebelum membaca👍

Berandai tidak akan merubah nasib mu dan tidak juga membuat mu bahagia karena itu akan semakin membuat mu sakit.

Bertindak lebih baik dari pada menunggu, setidaknya kamu pernah mencoba sebelum akhirnya berhasil.

Happy reading----

Jam menunjukkan pukul 14:00 Terlihat awan berjalan menyusuri lorong dengan tas yang ia kaitkan di bahu sebelahnya dengan tatapan datar

Mata nya melihat ke sekeliling lorong itu, pikiran nya teringat akan semua kenangan yang kini melebur bersama seorang gadis cinta pertamanya-Regina

Wanita yang ia kejar dari sejak SMP namun harus berpisah gara gara wanita itu "Gin, kenapa lo menghilang begitu cepat"

"Andai waktu bisa di putar kembali, gue ingin memperbaiki semuanya"ia menatap bunga berwarna kuning yang dulu ia berikan kepada Regina, hatinya sakit kala mengingat kenyataan bahwa mereka sekarang tidak bersatu

Ia kembali melangkah menuju sebuah pohon yang cukup besar"Di sini dulu kita sering duduk untuk berteduh, Lo selalu bawain gue air dingin, tapi sekarang berubah"Ia tersenyum getir

Matanya menatap setiap inci bangunan sekolah ini, cukup banyak kenangan yang baru ia sadari setelah ia merasa kehilangan Regina"Kenapa gue baru sadar sekarang, setulus apa Lo dulu"

"Mungkin hanya sebuah kata penyesalan yang pantas di dapat oleh gue"ia menatap nanar ke depan, ia mengingat kembali kejadian yang membuat nya merasa di hianati kejadian yang membuat nya tersadar semua kebenaran nya

"Sekarang cewek paling jagoan itu sedang terkapar di rumah sakit, gue harap sih dia segera mati"Suara itu seketika membuat awan langsung berhenti berada tepat di depan parkiran

"Feeling gue, pasti Lo yang nyuruh sopir truk itu buat nabrak Regina?"Balas wanita berambut pendek itu, ia mengenalnya kalau tidak salah monika namanya

Triana tersenyum smirk "Dugaan Lo benar"Ungkap Triana, awan yang mendengar itu membelalak tidak Percaya dengan ucapan Triana

Ia mengira Triana yang selama ini ia kenal lugu dan sangat ramah namun ternyata di belakang nya sangat berbeda, ia selalu memasang topeng nya sampai Awan mengira Triana lah korban bukan pelaku

"Terus kalau awan tau gimana?"Tanya Monika

"Dia gak mungkin ngelaporin, lagian dia juga gue peralat buat manas²in wanita sok jagoan itu"Ucap nya memperlihatkan Senyuman penuh misteri

Awan semakin di buat syok, ternyata selama ini dirinya hanya di anggap mainan oleh Triana

"Bagus deh, habis itu Lo buang"Balas Monika terkekeh

Dengan nafas memburu awan berjalan dan hal itu membuat mereka kalangkabut"Jadi ini kelakuan Lo?"Awan menatap Triana tajam

Triana seketika merubah ekspresi nya jadi tenang"Menurut Lo?"Balas nya seperti menantang

"Lo jahat na, dan gue tertipu dengan permainan Lo"Ucap awan geram

Triana menyilangkan tangannya"Gue gak pernah nyuruh Lo buat Percaya sama gue!"Tekannya

"Udah sejauh mana Lo denger obrolan kita?, Mungkin udah sangat jauh ya?"Lanjutnya

Tangan awan terkepal kuat memperlihatkan urat urat menonjol dari lehernya"Gue gak akan biarin Lo lolos dari jeruji besi"Ungkap nya

"Mau laporin, silahkan apa Lo punya bukti?!"Tantang Triana yang tidak memperlihatkan ekspresi Takut sedikitpun

"Gue jamin bakal ada bukti, mau sedalam apapun Lo nyembunyiin bangkai itu tapi akan tetap tercium"Balas awan lalu melengos pergi dengan penyesalan yang melanda dirinya

Retak(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang