37.Camping

92 17 0
                                    

Sandyakala
-
-
-
-
-

Hay, Ying! Apa kabar?


Hanya ada keheningan di sepanjang jalan mereka pulang, Reka juga bingung ingin memulai pembicaraan apa, sedangkan mood Regina sedang tidak baik-baik saja.

"Gin, pegangan"Ucap Reka, tangan Regina melingkar di pinggang Reka membuat  hati Reka berdebar kencang.

"Ka"Lirih Regina

"Eh iya apa gin?" Jawab Reka gelagapan

"Terus di samping gue ya?" Pinta nya

"Maksud kamu?" Tanya Reka tidak paham

"Jangan Tinggalin gue ya, dunia gue ada di elo"Jawab Regina membuat Reka terhenyak

Ia menerka nerka ucapan Regina, sampai akhirnya menghembuskan nafas pelan "Aku akan selalu ada buat kamu, dalam keadaan apapun, jadi kamu jangan takut"Balas Reka

Mendengar kata 'Takut' membuat bibir Regina tersenyum kecut, padahal sekarang dia sangat takut, ia bahkan mencemaskan hari esok, ia takut laki laki itu datang lalu menyiksa nya lagi.

Reka melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ia ingin menikmati malam ini berdua dengan Regina, ntah mengapa saat berada di samping Regina hati Reka menjadi lega dan nyaman.

"Gin, apapun masalah kamu, jangan ada niatan buat bunuh diri ya?" Ucap Reka Seketika

Regina menyimpan dagu nya di pundak Reka, membuat jantung Reka kembali berdegup "Itu terlalu rendah menurut gue, mati perlahan itu menyenangkan ka"Jawab Regina dengan seulas senyum

Reka kembali di buat bingung oleh ucapan Regina "Mati secara perlahan?, Maksudnya?" Tanya Reka

"Hidup dengan topeng palsu seakan hidup di bawah gemircik api, jika melepas topeng itu maka wajah ini seperti monster yang siap di timpa gemircik api itu." Jelas Regina

"Aku gak paham" Balas Reka polos

Regina tersenyum hangat, "Gin, aku boleh ucapin sesuatu gak?" Ucap Reka

"Boleh"

"A-ku"

"Aku bahagia kenal kamu gin, walau awalnya kamu nyebelin tapi aku sayang sama kamu, sangat sayang."

"Sudah lama aku menyimpan Rasa ini, aku bahkan ingin melenyapkan nya, tapi kenapa saat melihat mu, hati aku selalu berdegup kencang"

"Apa ini yang di namakan cinta?" Penuturan Reka seakan membawa Regina terbang seperti kupu-kupu

"Aku bahagia, dan aku bersyukur kepada tuhan karna mempertemukan aku dengan kamu"

Reka berhenti berucap, ia seperti ingin mengatakan sesuatu "Jalanan ini menjadi saksi betapa sayang dan cintanya aku sama kamu gin"

"Mulai sekarang, aku memutuskan untuk menjadi pemilik Gina Turbahana, bukan Sebagai Reka yang culun, Reka ketua Gang Mavros, tapi sebagai diri Reka- Reka Ardiansyah"

_ _ _ _ _

Hari seperti cepat berlalu, pagi hari kini menyambut sang empu untuk bangun, Namun berbeda dengan Regina, ia bahkan sedari malam tidak bisa tertidur karna memikirkan ucapan Reka.

Mulai sekarang, aku memutuskan untuk menjadi pemilik Gina Turbahana, bukan Sebagai Reka yang culun, Reka ketua Gang Mavros, tapi sebagai diri Reka- Reka Ardiansyah"

Regina menggelengkan kepalanya agar tidak terus memikirkan hal itu, namun sialnya perkataan Reka sangat menggangu pikiran nya.

"Lo kenapa?" Tanya kalista heran

Retak(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang