Sandyakala
-
-
-
-Happy reading----
Obat terbaik adalah menangis, namun kadang tangisan itu seperti membunuh ku secara perlahan -Regina Turbahana
Tepat di pertigaan Gang armuna, Riki menepikan motornya di sebuah apoteker yang masih buka, Triana sempat mengerutka kening nya heran.
Riki masuk ke dalam tanpa mengucap sepatah katapun, beberapa menit kemudian ia kembali dengan memegang anti biotik dan kapas.
"Tangan dan kaki kamu terluka, aku obtin ya?" Tanpa mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Triana, Riki sudah dulu mengambil tangan Triana lalu mengobati nya.
"Ma-kasih" Ucap Triana pelan, seperti nya dia agak canggung
"Jangan canggung, anggap saja kita seperti dulu" Balas Riki masih mengobati Tangan Triana yang kini tengah di perban
Deg
Triana seketika tertegun,Hati Triana seketika bergetar hebat, tatapan nya menegang, ntah kenapa hatinya merasakan ada sesuatu yang aneh dalam dirinya.
"Aku mau pulang"Ucap Triana
"Kenapa buru²? Aku mau menanyakan sesuatu sama kamu"Jawaban Riki
"Aku mau pulang ikii!" Ucap Triana lagi, Riki sempat tertegun saat mendengar kata 'iki' keluar dari bibir Triana
Tanpa pikir panjang, Triana turun dari motor lalu menghentikan taxi yang lewat, dia seperti menghindar dari Riki "Triana, kamu mau kemana?" Teriak Riki
Ia belum sempat menghentikan mobil itu karena melaju sangat kencang, "Sialan!" umpat nya, baru saja dia bisa berduaan dan berbincang namun Triana seperti menolak itu semua.
Sebuah telepon masuk, Riki menyimpan anti biotik itu lalu mengangkat telepon nya.
"Garen berhasil masuk penjara berkat bukti bukti yang kamu berikan"Ucap pengacara khusu Riki
"Kerja yang bagus, saya harap dia di penjara semaksimal mungkin"Jawab Riki, ia menutup sambungan telepon nya.
Akhirnya Soal Garen sudah selesai, janjinya kepada sang mama untuk membalas perbuatan Garen sudah ia penuhi, kini ia lepas dari tanggung jawab
_ _ _ _ _
Regina turun dari motor Reka, lalu membuka helm yang di berikan Reka tadi.
"Selamat bobo cantiknya Reka"Ucap Reka seketika membuat Regina terdiam, tiba² hatinya bergetar hebat
"Gina?" Tanya Reka sambil melambai lambaikan tangan tepat di depan wajah Regina, hal itu membuat Regina langsung tersadar
"Eh iya, ada apa?" Jawab nya gelagapan
"Ngak ada apa², gina cantik"Ujar Reka kembali membuat pipi Regina merah seperti tomat
"Aku duluan ya dahhh"Balas Regina karna malu sekaligus baper
Reka tersenyum simpul ia lalu menstater motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Regina sempat melirik punggung Reka sampai akhirnya tenggelam di balik kegelapan malam.
Ceklek
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak(TAMAT)
ActionApa jadinya, jika orang yang selalu kamu buly ternyata orang yang akan menjadi alasan kamu hidup? Dia Regina, Regina Turbahana, seorang gadis yang sangat menyukai ketenangan tanpa ada kegaduhan di dalamnya, setiap yang mengganggu nya di pastikan bes...