04.pingsan

201 61 17
                                    

Sikap kini perilaku mereka dulu~Regina turbahana

•mohon bijak dalam membaca

Happy reading--

Ia sudah menduga Lelaki itu sudah ada di dalam rumah seperti menunggu sebuah hidangan yang akan segera ia santap"Rupanya kamu menginginkan Siksaan yang lebih dari kemarin"

Prasetya duduk sambil menopang kaki nya di dekat kursi, tidak lupa dengan rokok yang ia sesap, ia berjalan santai Lalu mencengkram kerah sweeter Regina"kemana aja kamu anak sialan!"

Merasa tidak dapat jawaban, ia langsung mendorong tubuh Regina hingga terbentur ke sisi tembok"Kamu tau kan akibat dari melanggar aturan saya?"ia tersenyum miring, Regina tau betul semua aturan yang di buat Prasetya, Regina hanya menundukan kepalanya.

"JAM BERAPA SEKARANG?!"Bentak nya membuat Regina terlonjak kaget, ia selalu seperti ini kala mendengar bentakan, dadanya selalu gelisah dan bayangan bayangan itu selalu terputar kembali.

"JAWAB SAYA!!"Bentak nya lagi, kali ini Prasetya mencengkram pipi Regina, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Regina, ia sudah menduga setelah ini Prasetya akan menyiksa nya lagi, sama seperti kemarin malam

Bug

Pukulan dan tendangan keras tanpa belas kasih menerjang Regina, tidak ada pancaran seorang ayah yang terlihat dari wajah Prasetya, bayangan iblis seakan merasuki tubuh laki laki itu.

"Sakit pah" cicit Regina pelan

"Mati aja kamu, matii biar apa hidup ngak berguna!!" Kelakar Prasetya

Regina memejamkan matanya sebentar, ia mencoba menahan air matanya agar tidak keluar

"Nangis tandanya lemah, Lo gak boleh nangis" Lirih nya

Akibat dari menahan tangisan itu, mata Regina merah seperti darah.

_ _ _ _

Di pagi hari yang cerah, mata nya merasa silau kala cahaya matahari merambat mengenai Indra penglihatan nya yang masih tertutup.

"Kok tiba² kepala gue pusing" Dengan sekuat tenaga ia berusaha berjalan menuju Kamar mandi meski itu susah, kali ini tubuh nya lebih lemah dari kemarin².

"Arggg"Tubuh nya terhempas di samping ranjang, kepalanya pusing dan pandangan nya mulai kabur

"Gue kuat, gue gak boleh pingsan"Tukas nya, ia bangkit kembali walau rasa sakit terus menjalar di tubuh nya

Namun apalah daya, tubuh lemah nya tidak bisa di paksa untuk bangkit, ia kembali terjatuh, nafas nya mulai tidak beraturan, di detik kemudian pandangan nya hitam.

_ _ _ _

Sahara dan Kalista sedari tadi sibuk dengan gadget nya, mereka mencari keberadaan Regina, tidak biasanya sahabat nya itu tidak masuk tanpa memberi tahu mereka.

"Gimana?"tanya Sahara, kalista hanya menggelengkan kepala, ia juga merasa frustasi karena tidak dapat menemukan kabar apa²

Mereka men spam dan menelepon Regina beberapa puluh kali, namun handphone nya tidak aktif, menanyakan kepada awan pun tidak ada gunanya karena laki laki itu sedari tadi tidak memperlihatkan batang hidungnya.

"Nanti pulang sekolah kita liat dia"Putus Sahara

Kalista merasa sahabatnya itu sekarang sedang tidak baik² saja" gak bisa nanti, sekarang lo kesana ke rumah Regina, kalau ada kabar segera hubungi gue"Ucap nya penuh rasa khawatir

Retak(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang