Chapter 1 (Edit)

167 9 2
                                    

     Pagi itu pukul 08.30 WIB. Nampak tiga orang siswa, tepatnya dua orang siswa perempuan dan siswa laki-laki disalah satu SMA favorit di Bandung yaitu SMA 100, sedang melaksanakan hukuman berdiri ditengah lapang menghadap dan memberikan hormat pada sang saka merah putih, dikarenakan mereka datang terlambat ke sekolah dan enggak sempat mengikuti upacara bendera pada setiap hari senin pagi.

Sebagian siswa yang belum ada kegiatan belajarnya, pada ngelihatin mereka bertiga yang sedang dihukum ada yang cekikikan ada yang merasa prihatin dengan nasib mereka bertiga apes pagi-pagi sudah kena hukuman.

Pancaran sinar matahari pagi itu sudah cukup terik, membuat mereka bertiga kepanasan, mereka menyipitkan matanya, mengernyitkan kening menahan  terik sinar matahari, padahal sinar matahari jam segitu kan bagus buat moyan* alias berjemur, tapi pada saat ini situasinya berbeda.

Mereka moyan bukan untuk kesehatan melainkan berjemur terpaksa alias sedang dihukum dan dilihatin pula oleh siswa dan siswi lainnya kebayang malunya hihihi.

Tangan mereka yang sedang melakukan posisi hormat sudah mulai gemeteran dan pegal, hormat 5 menit aja udah lumayan terasa pegalnya ini disuruh hormat selama 1 jam kebayang pegelnya dan waktu sudah berlalu selama 30 menit dari 1 jam yang harus dilalui oleh mereka, sesekali mereka sedikit menggerak-gerakan badannya berharap bisa mengurangi rasa pegalnya.

Setiap mereka mencoba sedikit menurunkan tangan yang sudah pegal, terdengar suara dehaman yang TEGAS selalu mengagetkan mereka, dan repleks membuat mereka segera kembali berdiri tegak dan hormat dengan sepenuh jiwa dan raga pada Bendera Sang Saka Merah Putih.

"Aduuhhh pegeel euyy" bisik Ucup lirih sambil ujung matanya melirik   pada siswa perempuan yang berdiri disebelah kanannya, yang sama-sama sedang melaksanakan hukuman juga. sudah nampak butiran - butiran keringat disekitar kening dan bawah mata Ucup.

Sebenarnya Ucup bisa mendapatkan hukuman pada pagi hari itu, gara-gara ulah teman perempuanya yang bangun kesiangan, sudah tahu kalau hari Senin itu berangkat siang pasti jalanan sudah mulai macet dan padat, tapi cewek itu masih tetep gak nurut dan keasikan maen game sampai malem dan alhasil bangun kesiangan deh, sebagai sahabat yang baik Ucup rela tiap pagi menjemput ke rumah sahabat ceweknya yang baru dia kenal 6 bulan yang lalu dan kebetulan rumah tempat tinggal mereka deketan, so mereka suka bareng pergi ke sekolah naik kendaraan Ucup yang legend dan fenomenal si "Michael" yang maksimum kecepatan nya cmn di 20km/jam.

Michael Motor Vespa Ucup yang udah turun temurun di wariskan dari kakeknya ke bapaknya Ucup dan sekarang turun ke ucup karena bapak Ucup udah punya kendaraan baru dapet nyicil di dealer dekat rumahnya yang lebih modern dan kekinian.

Terbayang sudah betapa tuanya vespa itu, tapi ucup seneng banget waktu diserahin amanah sama bapaknya buat jagain Michael dengan segenap jiwa raga Ucup selalu merawat dan mencuci Michael dan menjadi transportasi utama Ucup buat pergi ke sekolah lumayan menghemat ongkos begituh pikir Ucup, karena kondisi perekonomian keluarga Ucup yang menengah kebawah membuat Ucup tidak pernah berani minta dibelikan motor baru atau bekal kesekolah yang besar kepada orang tuanya.

Bapak Ucup hanya berprofesi sebagi penjual sayur keliling, dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, Ucup pun bisa diterima di salah satu Sekolah Favorit di Bandung lewat Jalur SKTM, dia sempet minder sekolah disitu tapi melihat kedua orang tuanya sungguh bahagia dan sujud syukur melihat anak nya bisa sekolah di SMA 100, berharap ucup bisa jadi pinter dan orang yang sukses bisa mengangkat harkat derajat orang tuanya kejenjang yang lebih baik, minimal masa depan yang cerah buat masa depan ucup nantinya.

 Mayoritas yang bersekolah di SMA 100, selain berprestasi pada nilai rapotnya, pasti dari keluarga yang mampu atau perekonomian menengah ke atas, terlihat dari armada-armada yang siswa siswinya bawa ke sekolah minimal motor bebek keluaran terbaru yang mereka bawa yang udah modern beda sama michaelnya Ucup yang udah tua dan kuno tapi berharga banget buat ucup, dia sempet berpikir engga akan punya temen yang selevel sekolah disitu.

Logika & AlgoritmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang