Chapter 51

10 0 0
                                    

Sesampainya dirumah neneknya Loggy langsung masuk kedalam kamarnya, karena Nenek sudah tidur.

Loggy merebahkan badannya dikasur empuknya, kemudian Loggy teringat kembali adegan first kissnya yang dicuri Algo dengan tiba-tiba.

Jantungnya berdegup kencang Loggy menyentuh kembali bibirnya yang tadi dikecup dan dihisap lembut oleh Algo. Muncul semburat merah, pipi nya terasa panas sekarang.

Dia benar - benar merasakan sensasi yang begemuruh didadanya oh jadi begini yah rasanya firts kiss itu, kaya ada aliran listrik masuk dan serasa terbangun jiwa-jiwa kebiologiannya, membuat suatu perasaan yang semakin tidak karuan dan perasaan merasa dicintai dalam hatinya.

Loggy semakin merasakan apa itu cinta dalam hatinya, tapi Loggy masih gengsi untuk mengakui hal itu pada Algo.

Dan dia masih marah juga first kiss dicuri secara tiba-tiba.

Biarlah nanti saja sampai batas waktu 3 bulan yang tinggal 1 Minggu lagi berakhir baru Loggy akan memutuskan apakah lanjut dengan Algo atau tidak.

Sementara itu dikamar Algo.

Leon sudah selesai mandi dan berganti pakaian dengan T-shirt dan celana boxer Algo untuk digunakannya tidur.

Sedangkan Algo masih duduk bersandar ditempat tidurnya sambil mengobrol di video call dengan Mama Karina dan Papa Rionaldo.

"Iyah Mam, Pap Algo sudah makan bubur dan minum obat, sekarang Algo sudah mendingan Mam, pap, besok juga Algo sembuh" kata Algo pada Karina dan Rionaldo melalui layar Hp

"Lekas sembuh yah Al, banyak makan yah sayang, nanti kamu gak boleh gitu lagi sampai mengabaikan makan! Kamu gak boleh gitu yah Nak" ujar Karina dengan Khawatir.

"Habiskan obat yang diresepkan Reynold yah Al, kalau masih terasa gak enak langsung lekas ke IGD yah Al" ujar Rionaldo

"Iyah Mam, Pap terima kasih perhatiannya yah" jawab Algo dengan tersenyum

"Duh Al kamu pucat banget" seru Karina dengan sendu

"Segini mah mendingan Mah, tadi mah parah banget pucetnya" celetuk Leon yang berbaring disamping Algo.

"Ohyah!? syukurlah kalau kamu memang sudah mendingan" ucap Karina dan Rionaldo

"Iyah Mah, untung aja ada pawangnya datang kasih obat penawar tokcer langsung turun panasnya" celetuk Leon lagi

"Pawang??" Tanya Karina dengan heran

"Ha..ha..ha jangan di dengerin deh mam Leon mah asal ngomong aja" seru Algo yang merasa Malu

"Yeee gue seriusan bro!" Protes Leon sembari memukul wajah Algo dengan bantal kecil

"Hei hei kalian kok malah bertengkar, Leon kamu temenin Algo dulu yah kalau ada apa-apa langsung telepon papa atau bawa langsung ke IGD yah" seru Rionaldo

"Iyah Pahh ini kan Leon juga nginep takut - takut kambuh sakitnya, tinggal Leon bawa ke hadapan pawangnya lagi" jawab Leon

"Hiss kamu itu bercanda terus" tegur Karina

"Iyah nih Mam dari tadi pawang-pawang terus emang Algo singa apa?" Gerutu Algo

"Yah udah - ya udah, Algo lekas istirahat yah, Leon juga biar besok fit dan Algo cepat sembuh yah Nak" ujar Karina dengan lembut

"Iyah Mam, pap terima kasih yah" ucap Algo

Kemudian panggilan vidcall pun terputus.

Leon segera merebahkan tubuhnya menyamping disamping Algo yang masih duduk bersandar.

Leon menyusun bantalnya supaya lebih tinggi dan mulai untuk memejamkan mata karena dia merasa lelah sekali hari ini.

"Bro..bro..." Panggil Algo pada Leon

"Hehmmmm..." Jawab Leon sambari tidur

"Gue masih penasaran, matrix tadi kenapa yah jutek banget ke Gue, keliatan marah banget doi" ujar Algo sambil berpikir

"Ya...Wajarlah dia marah bro"

"Apa karena gue gak kasih kabar ke dia, jadi marah banget gitu? Gue kan udah minta maaf, gue tumbeng makanya gak bisa kasih kabar"

"Terserahh Lo dah..." Jawab Leon males sambil mulai mendengkur pelan

"Yaelahh Lo malah tidur dengerin dulu gue mau cerita bro" seru Algo protes

"Ya udah cerita aja...gue masih denger kok"

"Selama badan gue panas, Gue kan mimpinya Matrix dibawa pergi sama si Rendraa, dalam mimpi gue, gue ngejar-ngejar doi sama si Rendra tapi segimanapun gue berusaha ngejar mereka tuh rasanya jauhh banget gitu bro, gue jadi panik banget dalam mimpi gue" Ujar Algo

"Teruss..." Komen Leon masih dengan memejamkan matanya.

"Yahh pas gue udah gak berdaya eh tiba-tiba Matrix ada di depan gue bro, Gue sempet gak percaya dan legaa banget ternyata doi lebih milih sama gue ketimbang ikut sama si Rendra"

"Teruss gimana lagi?"

"Karena saking senengnya dalam mimpi itu gue mimpi Gue cium bibirnya Matrix broo" seru Algo dengan malu-malu.

"Mimpi? Lo bilang itu Mimpi?!!" Kali ini Leon terbangun dan duduk dihadapan Algo.

"Iyahh bro mimpi, tapi anehnyaa Gue sempet ngerasa kok rasanya nyata banget yah, bibir doi bener-bener terasa lembut bro..." Ujar Algo dengan nada bangga

BULK!!!

"Aw! Lo apaan sih bro?" Pekik Algo yang meringis wajahnya dilempar bantal oleh Leon

"Pantes Loggy marah bangetlah...!!"

"Maksud Lo apa sih bro daritadi itu gue gak paham"

"Berhubung Lo udah sembuh yah! Sini biar gue kasih tahu yah....Lo tahu gak kenapa panas Lo bisa tiba-tiba turun padahal Lo belum Minum obat!?"

Algo menggeleng - gelengkan kepalanya

"Cauze Your Kiss is Reel Algo Mahesa! Isn't just Your dream!!" Ungkap Leon dengan kesal

Algo nampak kaget dan tidak percaya

"Dasar Lo maen nyosor aja" ujar Leon dengan nada sedikit marah.

"What?!"

"Ar'U kidding Me bro?!"

"Whatever!" Ujar Leon sambil menggeleng - gelengkan kepalanya dan kemudian berbaring kembali membelakangi Algo.

"Hei Bro so this is real?" Tanya Algo lagi tanpa ada jawaban dari Leon.

Algo termenung seorang diri, memegangi bibirnya, dia tidak menyangka kalau bibirnya sudah bersentuhan dengan bibir berwarna pink alami milik Loggy.

Kemudian Algo senyam senyum sendiri hidungnya kembang kempis, ada rasa malu tapi bahagia dia rasakan kini, dia tidak percaya kalau firts kissnya berhasil dia lakukan dengan gadis yang dia cintai dan dia sayangi, Algo merebahkan badannya masih senyam senyum sendiri kemudian kakinya tidak mau diam dia gebukin-gebukin kakinya ke bagian kasurnya, badannya berguling guling ke kiri ke kanan gak jelas sehingga ranjang super empuknya bergerak-gerak.

Algo sedang kesenengan sekarang kaya anak kecil yang habis dibelikan mainan mobil remote kontrol.

"Bisa diam gak Lo?! Udah Malem!" Marah Leon memukul Algo dengan bantal.

Logika & AlgoritmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang