Chapter 59

17 0 0
                                    

Tak terasa waktu pertandingan kini menyisakan 10 detik lagi semua penonton tampak tegang dan menahan napas mereka.

Karena skor SMA 100 masih selisih 2 poin dengan SMA Taruna Kita, saat ini nampak dilapangan Leon dan kawan-kawan sedang berusaha mendrible bola ke arah ring lawan.

Dengan sisa-sisa kekuatan terakhir Leon membuat gerakan fake yang sangat apik mengecoh lawan, sehingga bisa menghindari deffens dari lawan, saat ada kesempatan Leon over bola kepada Darrell untuk menembakan disudut three poin.

Tapi sayang lemparan Three Point Darell berhasil ditepis oleh salah satu punggawa.

Sisa waktu tinggal 5 detik lagi kini...Dengan sekuat Tenaga Algo melompat untuk mengambil Bola yang lepas dan mendriblenya ke arah ring lawan kembali.

Dua punggawa lagi-lagi mati-matian berjuang meblock gerakan Algo tapi Algo kini lebih gesit dan lincah gerakannya dan berhasil melewati 2 punggawa untuk shoot ke dalam ring lawan.

Napas seluruh penonton tertahan ketegangan terjadi semuanya merasa Algo tidak akan sempat melakukan shoot karena lagi-lagi langkahnya terhalang oleh Zidan kini, penontonpun berteriak karena langkah Algo terhalangi lagi.

Disaat orang lain menonton dengan tegang Loggy terus Komat Kamit dalam mulutnya membaca do'a pada Alloh SWT yakin dalam hatinya kalau Algo pasti berhasil.

Disaat Zidan hendak menepis bola Algo, tanpa Zidan duga, Algo melakukan gerakan memutar dan melewati tubuhnya kemudian bersiap melompat dan melakukan dunk bertepatan dengan bunyi Pluit ditiupkan.

SRAKK!! Priit...Priiitttt!!!.....

Tatapan semua orang tertuju kepada papan Skor apakah dunk Algo yang terakhir masih bisa diakui sebagai skor masuk atau tidak.

Suasana terasa sangat tegang semuanya berharap tim kesayangan mereka yang akan menang.

Sambil mengatur napas Leon memperhatikan Papan skor apakah poin SMA 100 akan bertambah atau tidak.

Dan kemudian...nilai papa skor berubah untuk SMA 100 yang bertambah sebanyak 2 poin dan membuat seluruh tim bersorak dengan gembira.

Begitupun dengan Algo dan Leon yang tersenyum dengan lega....dengan napas ngos-ngosan Algo terduduk dilantai, kemudian Leon mengulurkan tangannya kepada Algo untuk membantunya berdiri, dan setelah Algo berdiri keduanya tos bersama berpelukan.

Yah kemenangan untuk SMA 100, dua kali berturut - turut bisa mempertahankan gelar juaranya.

Seluruh anggota tim berhamburan ketengah lapangan begitupun dengan pak pelatih manajer tim basket semuanya berpelukan bersama dan larut dalam kebahagian dengan berjingkrak-jingkrak ditengah lapangan basket.

Para penontonpun bertepuk tangan dan ikut dalam euporia kemenangan tim Basket SMA 100. Ada yang sampai menangis terharu larut dalam kebahagiaan.

Sedangkan Zidan tertunduk lemas dan sedih karena dia belum berhasil membawa sekolahnya menjadi juara dan mengalahkan duet andalan SMA 100 yaitu Leon dan Algo.

Begitupun 2 punggawa tertunduk sedih dan kecewa karena kekalahan ini.

Puk!

Zidan mengangkat kepalanya menoleh pada seseorang yang menepuk bahunya.

Ternyata Leon dan Algo telah berdiri dibelakangnya. Zidanpun sempat menunjukan wajah yang kurang ramah karena dikiranya Leon dan Algo akan menyombongkan kemenangannya.

Tapi kemudian Leon mengulurkan tangannya pada Zidan untuk bersalaman yang membuat Zidan terpana dan merasa malu, begitupun Algo yang langsung meraih tangan Zidan untuk diajak bersalaman.

Logika & AlgoritmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang