Chapter 13

14 3 1
                                    

Halo Yoreubun kita Lanjut ceritanya ke Chap 13 yahh 🤗

Happy Reading.............🥰

Semua Pembeli terkaget mendengar teriakan Loggi termasuk Nenek Saidah yang seketika menghentikan aktivitas melayani pembelinya, dan ikutan menoleh kebelakang ke posisi Loggi yang sedang bertatapan dengan Algo.

Algo sungguh takjub bisa melihat bare facenya Loggi yang baru bangun tidur mulus putih bening meskipun tanpa pulasan Make Up, Cantik bathin Algo dengan tersenyum pada Loggi, Ah dasar Bucin Kau Al.

"PLAK!!!"

"AAWW!!" Pekik Loggi yang kaget tiba-tiba mendapat pukulan di dahinya dari alat andalan Nenek Saidah. Algopun melongo melihat Loggi yang kesakitan dan ngusap-ngusap dahinya

Alat Nenek Saidah Berupa Kayu Panjang yang sudah diserut dan pada bagian depannya ada bulatan diikatkan untaian tali rapia yang panjang dan banyak sehingga mirip Pom pomnya para Cheealeder atau pemandu sorak tapi ini versi sederhananya hehe.

Alat yang suka Nenek Saidah gunakan untuk mengusir lalat-lalat yang numpang lewat dan hinggap di dagangannya akan beliau kibas-kibaskan supaya lalat-lalat itu tak jadi mendarat dan pergi ketakutan.

"Anak Gadis!! baru bangun tidur Bukannya ke air malah langsung kadieu* jorok - jorok !!

(kesini)*

Marah Nenek Saidah Pada cucunya sambil mengacungkan kayu Pompomnya lagi ke arah muka Loggi, Kaki Loggi refleks mundur 2 langkah dan melindungi dahinya dengan kedua tangannya karena takut kena pukulan pompomnya Nenek Saidah,

Beberapa pengunjung ada yang tertawa geli melihat Loggi di marahin oleh Nenek Saidah termasuk Algo disisi lain dia merasa kasian tapi disisi lain dia pengen ikutan tertawa juga ceweknya yang songong dan jutek kalau di sekolah tidak berkutik di hadapan Neneknya.

"Cepat sana ke air dulu!!!" perintah Nenek Saidah lagi masih dengan nada marah.

"Gak malu kamu teh, muka kucel, rambut acak-acakan belum itu iler, belek masih nempel lagi" Lanjut Nenek Saidah.

Oh yah!!! panik Loggi yang baru menyadari penampilan semerawutnya didepan Algo penampilan acak-acakan tak karuan meskipun dia gak peduli mau terlihat cantik atau gak didepan Algo.

Tapi yang pasti tetep aja malu dong dan gengsi kalau masih muka bantal harus ketemu dengan orang yang berpengaruh disekolahnya ini.

Dari menutupi dahinya doang kedua tangan Loggi langsung menutup seluruh mukanya dengan perasaan super duper malu Loggi berbalik arah kedalam rumah kemudian berlari menuju ke kamar mandi.

Algo tersenyum simpul melihat kepanikan Loggi, tanpa dia sadari Nenek Saidah memperhatikan Algo yang lagi senyum-senyum dari samping, Algopun salting diliatin Nenek Saidah dengan ekspresi penasaran orang tua.

"Mari Nek Algo bantu lagi melayani para pembeli" ajak Algo dengan gugup, Tatapan Nenek Saidah Masih melihat Algo dengan seksama beliau menduga sesuatu.

"Punten yah cucu Nenek udah riweuh* pagi-pagi keneh*" ucap Nenek saidah yang ditujukan pada pembeli dan pada Algo juga.

(heboh*, Masih*)

"Teu sawios* Nek kami betah lama-lama disini kok* Celetuk Nety pegawai Salon kecantikan yang ngekos di sekitaran daerah rumah Nenek Saidah, dari wajah dan perawakannya Nety sudah lebih dewasa tentunya dari Algo, dia mengedipkan sebelah matanya pada Algo, yang membuat Algo merinding.

"Ganteng minta no HPnya dong, teteh siap dengerin curhatan kamu ganteng" Goda Nety dengan suara yang sensual saat menerima kresek isi bungkusan pesanannya, Algo tampak panik dan bingung mesti jawab apa, dia hanya tertawa asal merespon permintaannya Nety.

Logika & AlgoritmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang