ALLEGORY (CHAP 1: TWO MIRRORS)

114 15 28
                                    

Hallo readers. Halo Xido stan!!
Ini book Xido yang aku janjiin bakal aku publish awal tahun ya? Its gonna be another long chapters story so staytune aja. Sebenernya mau aku buat terpisah kayak Delutional Mr.Kim tapi kasian ini nih galaksinya Leedo kelamaan kosong dan bedebu. Wkwkwkw.

Seperti biasa, pengenalan karakter bakal aku spill seiring berjalannya cerita. So Happy Reading.

THE SUN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THE SUN

THE FLOWER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THE FLOWER

"Permisi. Permisi."

Dongju mencoba mengabaikan panggilan samar itu. Mungkin saja mimpi acak yang seringkali dia rasakan, atau entah tetangga mana yang didatangi tamu. Lagipula rasanya baru saja lima menit dia terpejam, kenapa ada saja gangguan menghampiri? Kepala Dongju sampai tidak bisa digerakkan saking pusing.

"Permisi. Hallo. Permisi."

Nah loh, kenapa suaranya semakin kencang? Ketukan di pintu pun begitu menuntut untuk segera dibuka. Dongju membuka matanya sedikit, melirik jam dinding di tengah ruang kamar bernuansa remang. Jam satu pagi. Dia tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi sebelum akhirnya menajamkan pendengaran dan yakin bahwa suara itu justru tepat berada di depan pintu rumah. Tubuhnya langsung tegak terduduk, dia beringsut turun dari tempat tidur. Tangan Dongju meraih kunci yang disimpan di sebelah tv. Wujud dua orang itu terlihat jelas saat pintu dia biarkan terbuka lebar. Wookjin tersenyum lebar begitu netra mereka saling tatap, di sampingnya seorang pria sedang berusaha menopang tubuh anak itu. Bau alkohol yang langsung terendus membuat Dongju mundur selangkah. Tanpa menunggu dipersilahkan, mereka melangkah masuk dan si pria membaringkan tubuh Wookjin di atas sofa.

Mata Dongju menatap waspada pada mereka, dia memperhatikan si orang asing di hadapannya terengah-engah akibat kelelahan. Lalu entah mengapa dia juga seketika merasa lelah dan jengah dengan apa yang terjadi.

"Terima kasih, Tuan."

Hanya itu yang bisa Dongju ucapkan dengan nada lirih. Dia membetulkan tungkai kaki Wookjin yang terjuntai ke pinggir sofa, mendengarnya bergumam tidak jelas lalu terisak-isak meminta maaf entah pada siapa. Riasan di wajahnya sudah berantakan, pun rambut sama gondrong dengan miliknya tapi terawat rutin seminggu dua kali di salon. Semua hal dalam diri Wookjin semrawut, hingga ia menyerupai hantu yang pernah Dongju lihat di beberapa film horor.

VAGARY || KIM LEEDO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang