ALLEGOR (CHAPTER 10: HAPPINESS IS JUST A MYTH)

42 10 37
                                    

Meski kemungkinan Geonhak tidak akan lagi sarapan di rumah itu sangat besar, Dongju tetap membantu bibi memasak di dapur pagi ini. Karena dia sendiri tidak tahu harus melakukan kegiatan apalagi. Rumah yang cukup besar itu semuanya sudah rapih dan selalu bersih. Masalah menyetrika dan mencuci jelas adalah tanggung jawab bibi sepenuhnya. Dongju sendiri tidak tahan kalau diam terlalu lama di kamar setelah bangun tidur. Geonhak akan dengan acuh melepas baju di depan matanya, menganggap seolah sosok Dongju tidak ada di situ lalu melengos pergi.

Dongju membalikkan tubuh saat ia mendengar suara kursi roda yang perlahan mendekat.

"Hyung," bibir tipisnya terbelah oleh senyum. "Kau mau sarapan sekarang?"

Meski tidak membalas senyum Dongju, Dong Si terlihat penasaran dengan apa yang dimasak oleh pemuda itu kali ini.

"Tolong bawakan ke kamar ya Bi?"

"Hyung," Dongju bergegas mendekat dan menahan lengan kursi roda itu. "Kita sarapan di sini ya? Sarapan lah denganku,"dia menatap Dong Si penuh harap.

Tapi Dong Si hanya diam. Wajahnya menunjukkan rasa ragu dan tidak suka secara bersamaan. Dongju mencoba mengalah, dia pernah menghadapi situasi seperti ini. Menghadapi saudara kembar yang keras kepala adalah keahliannya. Dongju berlutut di hadapan Dong Si yang wajahnya selalu terlihat pucat itu.

"Menurutku, kalau kau sarapan di sini Geonhak juga pasti mau ikut makan bersama. Kasihan kan, dia harus telat sarapan karena menunggu kafenya buka? Aku juga memasak menu spesial pagi ini. Kau mau kan mencobanya? Aku memasak ini sejak pagi sekali loh."

Dong Si masih memilih mengalihkan tatapannya ke sisi lain ruang makan.

"Kalau tidak enak, kau boleh sarapan di kamarmu lagi. Aku hanya ingin memastikan sendiri kau makan banyak agar memiliki energi lebih."

Dongju masih mempertahankan senyum di bibirnya. Tanpa menunggu tanggapan laki-laki itu, dia bangkit dan mendorong kursi rodanya perlahan ke meja makan. Bibi memerhatikan dengan tatapan harap cemas. Selama memasak tadi bibi sempat bercerita apa yang terjadi di rumah ini. Bahwa semenjak Soo Hyun meninggal, dalam waktu singkat seluruh keadaan berubah. Orang-orang jadi lebih sensitif dan menjaga jarak. Geonhak jarang pulang, Dong Si juga hampir tidak pernah keluar kamar. Pantas saja tampilannya bagaikan vampir yang haus darah. Dia pun terlihat enggan merawat diri.

"Kau mau apa, Hyung? Aku udah siapkan kentang tumbuk sebagai pengganti nasi. Bibi bilang kau tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat yang terlalu tinggi."

Dongju memindahkan tumis bayam yang dicampur potongan daging ayam ke mangkuk kecil dan diletakkan di samping mangkuk kentang.

"Kau alergi sesuatu? Kau bisa memakan ikan laut atau meminum susu?"

Dong Si mengangguk. Dia tidak banyak bicara, mencoba menunjukkan bahwa dirinya enggan berada di dekat Dongju seperti sekarang. Ketika Dongju sibuk menyiapkan jus jeruk dan air putih, Geonhak turun dari lantai dua. Seperti biasa dia sudah berpenampilan rapih dan siap berangkat. Tapi pemandangan pagi ini membuatnya heran dan mau tidak mau menghampiri kedua orang yang sedang bersiap sarapan itu.

"Hai," sapa Dong Si sambil setengah mendongak dan mencoba tersenyum.

"Kau sarapan di sini?"tanya Geonhak sembari menatap Dong Si dan Dongju bergantian.

"Aku akan sarapan di kamar lagi kalau memang menu ini tidak enak dan perutku masih mual,"sahut Dong Si acuh. Dia tidak menggubris Dongju yang kelihatan gugup semenjak Geonhak datang dan memilih untuk mencoba makanan di hadapannya.

"Ayo ikut sarapan bersama kami ,"ajak Dongju dengan wajah dibuat ceria.

Geonhak hendak membuka mulut ketika Dongju sudah mendorongnya pelan untuk duduk di kursi.

VAGARY || KIM LEEDO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang