ALLEGORY (CHAPTER 22 : LEAVE)

54 12 33
                                    

"Dong Si sudah boleh pulang, tapi harus bed rest total. Dia harus kembali dua minggu lagi untuk melakukan check up ulang setelah obatnya habis. Jangan lupa, terapi kakinya akan dimulai dari awal jadi pastikan kondisi fisik Dong Si lebih baik dari sekarang."

Geonhak mengangguk patuh. Sekilas dia memperhatikan sosok dokter fisioterapi yang baru pertama kali ini ditemuinya. Selama ini yang rutin mengantar Dong Si check up adalah Dongju, dan dia tidak pernah bercerita apapun soal dokter berpenampilan necis dan usianya masih terlihat muda itu.

Yuta tersenyum lembut ke arah Dong Si.

"Jangan melakukan kegiatan yang melelahkan dulu, kau juga tidak boleh memikirkan hal-hal buruk." Yuta mengingatkan pemuda itu dengan kelembutan suara dan ekspresi wajah hangat.

Dong Si hanya menggangguk samar. Dia berusaha menahan getaran aneh dalam dadanya setiap melihat sorot mata sang dokter.

"Kalau ada keluhan atau nyeri di kaki, segera hubungi saya. Biar saya yang melihat kondosinya di rumah." Yuta kembali mengingatkan Geonhak.

Geonhak mengangguk lagi. "Terima kasih, Dok."

Hari itu Yuki yang ikut datang untuk menjemput, langsung membantu Dong Si duduk di kursi rodanya. Geonhak tidak bisa mencegah Yuki kembali lagi ke rumah sakit. Walaubagaimana pun, hubungan Yuki dan Dong Si sama sekali tidak ada kaitannya dengan segala permasalahan yang terjadi. Lagipula sejak dulu mereka memang sudah berteman baik. Geonhak hanya tidak ingin menambah-nambah perasaan tertekan dan kesepian dalam diri Dong Si karena kepergian Dongju. Dia memang khawatir, keberadaan Yuki akan memberi efek negatif atas dasar pemikiran Dong Si, tapi entah mengapa dia juga begitu yakin kalau kali ini Dong Si tidak akan mau dipengaruhi oleh siapa pun kali ini.

"Biar aku yang menyetir." Yuki menawarkan diri setelah Geonhak mendudukkan Dong Si di kursi belakang.

Tanpa membantah, Geonhak menyerahkan kunci mobilnya pada Yuki yang langsung disambut senyuman lebar gadis itu. Beberapa saat kemudian, sedan milik Geonhak membelah padatnya lalu lintas. Ikut bergabung mengisi alur jalan raya bersama kendaraan lain. Selama perjalanan, Geonhak tidak banyak bicara. Dalam benaknya dia sibuk mengkhawatirkan keadaan Dongju. Seharusnya dia tahu bahwa keputusannya dulu membawa pulang anak itu akan membawa kesalahan lebih besar di kemudian hari. Hanya saja kali ini, dia merasa tidak dalam pemakluman untuk menyesali atas apa yang telah dia lakukan. Dia hanya ingin mendamaikan Dong Si dan Dongju. Terlepas dari siapa Dongju sebenarnya, Dong Si memang tidak perlu menaruh perasaan benci. Lagipula Wookjin dan kakaknya sudah meninggal. Mereka yang masih hidup, rasanya tidak layak untuk urung bahagia karena hal ini.

"Oppa, restoranku akan akan merayakan anniversary, kau dan Dong Si oppa nanti datang ya? Mau kan, Oppa?" tanya Yuki sambil melirik ke spion depan.

Geonhak tidak menjawab. Begitu pun Dong Si yang tengah melamuni sesuatu sambil menatap keluar jendela. Yuki tahu secanggung apa suasana mereka saat ini. Namun dia tidak mungkin membiarkan situasi berjalan buruk seperti ini.

"Yaahh.. .kenapa kalian hanya diam? Seoho oppa juga datang kok."

"Aku tidak tahu. Lihat nanti saja."

Jawaban Geonhak membungkam mulut Yuki. Dia menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, mengapa Geonhak seperti orang bodoh begini? Pria itu memutuskan untuk tidak lagi menggubris Yuki, dia berulang kali menghela napas berat. Hatinya sulit diajak sedikit saja berkompromi untuk merasa bersalah karena membiarkan Dongju tinggal terpisah dari mereka. Namun dia juga tidak bisa mengabaikan perasaan Dong Si. Tidak semua orang berhati suci mau berlapang dada berdamai dengan keadaan, tapi Geonhak begitu yakin bahwa sebenarnya Dongju masih bisa tinggal di bersama dengan mereka. Namun setiap orang saat ini seolah sedang menuruti ego masing-masing, agar tidak menjadi si pengalah. Sebuah dilematisasi yang miris. Sementara dia merasa kerdil untuk menyalahkan takdir sebagai pencetus semua hal buruk yang terjadi dalam hidupnya.

VAGARY || KIM LEEDO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang