ALLEGORY (CHAPTER 4: UNHAPPY BIRTHDAY)

34 10 13
                                    


Dongju sering melihat para artis, youtuber, atau influencer lain terkadang membuat prank video di salah satu konten vlognya. Entah itu berpura-pura kesulitan, pura-pura sakit, pura-pura terkena musibah atau apapun yang mampu membuat penonton percaya bahwa itu nyata mereka alami. Dia juga pernah melihat salah satu selebriti yang merancang aksi mengerjai kekasihnya yang sedang berulang tahun dengan menyuruh tiga orang pria berbadan besar untuk menculik kekasihnya itu ke sebuah rumah kosong tapi di sana justru teman-temannya sudah menunggu sambil membawa kue dan menyiapkan kejutan. Dongju masih ingat bagaimana ekspresi si kekasih artis yang pucat dan ketakutan saat kedua pria berperawakan seperti atlit smackdownitu melancarkan aksi culik menculik terhadap dirinya. Tapi betapa rasa bahagia dan terkejut langsung terpancar saat dia mendapati letusan konfeti, spray foam dan jerit teman-temannnya mengucapkan happy birthday lalu seketika suasana mencekam pun berubah jadi riuh kebahagiaan.

Dia sangat berharap hal itu terjadi padanya saat ini. Menjelang tengah malam, di tengah rasa kantuk yang sesekali menyelusup, dia berharap ada teman-teman Wookjin datang. Berbondong-bondong membawa Wookjin keluar dari ruangan tertutup itu dan menjeritkan happy birthday di hadapannya.

Tapi itu tidak akan pernah terjadi.

Diteguknya air dalam botol mineral yang diberikan petugas untuk kesekian kali dengan perasaan takut. Di hadapan Dongju saat ini, dua orang polisi tengah mengobrol mengomentari siaran berita malam yang sedang ditayangkan di televisi layar datar di depan mereka. Dongju dan dua orang polisi itu seolah ada di dua dunia berbeda. Sementara mereka sesekali tertawa dan hanya mengeluhkan soal kerjaan piket malam yang sering membuat tubuh keduanya masuk angin, Dongju malah terduduk bagai pesakitan. Dadanya dihantam debar yang semakin lama jarum jam bergerak, semakin sakit dia didesak sesak. Telapak tangannya yang berkeringat dan gemetaran, ditambah pikiran-pikiran buruk yang sudah berjejalan di kepala membuatnya semakin terpukul.

Dia tiba di hotel berbintang lima itu tidak lama setelah Wookjin menelepon dan memberitahu kabar yang sulit dicerna otak waras. Kalau yang sang kakak lakukan adalah sebuah prank, Dongju bersumpah itu adalah prank paling tidak lucu sepanjang sejarah. Sesampainya di sana, Dongju langsung mencari Wookjin. Tapi dia melihat beberapa petugas polisi sudah hilir mudik di lobi. Perasaannya semakin tidak karuan. Matanya yang terasa perih bergerak ke sana kemari, lalu dia menghampiri petugas resepsionis.

"Ma-maaf."

Perempuan cantik dengan seragam karyawan hotel itu mengalihkan pandangannya dari kesibukan para petugas polisi.

"Selamat malam, selamat datang di kami." Dia menyatukan menempel telapak tangan di dada seraya mengangguk sopan dan ramah. "Sudah reservasi, Tuan?"

"Iy-iya. Atas nama Son Wookjin."

Ekspresi wajahnya berubah seketika tapi dia masih mencoba tersenyum.

"Mohon ditunggu sebentar."

Mata Dongju mengekor pada sosok perempuan bertubuh semampai itu. Dia keluar dari area resepsionis dan menghampiri salah seorang petugas kepolisian. Dongju menelan ludah, menghitung dengan debaran menyiksa setiap langkah mereka yang sekarang berjalan menghampirinya. Dongju memasukkan sebelah tangannya ke saku jaket, mencoba menyembunyikan gemetar yang tiba-tiba saja datang.

"Selamat malam." Pria berseragam serba hitam itu memberi hormat sekilas pada Dongju. "Mohon maaf, apa kau adalah keluarga atau teman Tuan Son Wookjin?"

"Sa-saya adiknya, Pak."

Tenggorokan Dongju seperti menelan puluhan kelereng. Dingin, keras, menyekat dan tertahan di sana.

"Ad-ada apa ya, Pak?"

VAGARY || KIM LEEDO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang