RED ZONE 🔞 (CHAPTER 7)

73 5 59
                                    

"Kita akan mulai simulasi dari awal. Aku sudah menambah kapasitas naturalisasi enzim sebagai komposisi utama materi cetak biru, " terang Profesor Shim. Nada suaranya sedikit mengandung keraguan setelah hampir selama lima menit dia hanya diam sambil memandangi layar monitor yang memperlihatkan bentuk proses akumulasi DNA sigma yang hanya berkisar di angka 70 persen padahal mereka sudah menghabiskan tidak kurang dari seratus lima puluh ampul enzim DNA.

Youngjoon menyuntikan cairan putih yang dimaksud oleh Jaeyoung pada tahapan percobaan baru.

"Pukul delapan lebih tujuh menit , percobaan ke lima formulasi DNA autrotof untuk proses biosensor. " 

Sang adik merekam suaranya di ponsel sebagai pencatatan rutin. Di hadapan mereka, Geonhak terbaring dengan kaki dan tangan yang diikat. Dia mengalami reaksi negatif saat emulsi enzim dan cairan DNA baru dalam rahimnya diambil.

"Maverick positif hamil. Usia kandungan memasuki minggu ke dua. Kantung janin berkembang baik dan tidak ada tanda-tanda blight ovum. Kita sudah bisa mengambil rekayasa DNa dari sekarang meskipun molekul ekstraselulernya masih di bawah angka dua puluh persen. "

Penjelasan dokter Junghwan pagi ini membuat Jaeyoung lebih banyak termanggu menatapi Geonhak dari balik ruang kaca. Kedua tangan si Maverick diikat karena dia mengalami serangan panik dan kejang saat menjalani simulasi tahap tiga. Apalagi dengan kantung janin yang mulai tumbuh, semua sel hormonal sigma dalam tubuh pemuda itu sudah terbentuk sempurna. 

"You okay?" 

Jaeyoung melirik ke pantulan sosok Youngjoon di kaca. Dia menarik nafas dan bergedik samar. 

"Feelin terrible." 

Adiknya menatap maklum. Dia mengangguk. "It must be hard for him, though." 

"Should I stop?" 

"Kinda selfish and stupid but... I wont blame you, Hyung." 

Jaeyoung melipat lengan di dada. Mata si profesor tidak sedikit pun lepas mengamati tubuh Geonhak yang saat ini tenang meskipun angka-angka indikator kestabilan alat vital di monitor belum menunjukkan tanda normal. 

"Aku hanya berharap dia akan bertahan sampai akhir. Aku tidak pernah menjanjikan apapun padanya karena aku tidak ingin ia kecewa di kemudian hari. Kau tahu penelitian ini beresiko besar. Ada unsur politik dan rahasia yang harus kita pangku sampai semua formula bisa diproduksi secara masal. Apapun bisa terjadi sebelum pihak US mengendus semua yang tengah kita lakukan," terang Jaeyoung. 

"So whats your plan?" 

"I dont have any," jawabnya dibarengi desahan kasar. Dia lalu menoleh pada sang adik. 

"Istirahatlah, dan kembali lagi ke sini pukul sepuluh. Kita akan bergantian melakukan formulasi." 

Youngjoon mengangguk patuh. Dia mengambil iPad dan ponsel di atas meja lalu pergi dari ruang lab itu. Setelah pintu otomatis terkunci, Jaeyoung mendekat ke arah Geonhak. Dia duduk di samping bangsal dimana tubuh si calon sigma sekarang seperti orang sekarat. Berat badannya merosot drastis. Perubahan sel dna dalam diri Geonhak seperti serangan yang terus menerus menghancurkan wujud natural sisa hormon omeganya. 

Jaeyoung meraih tangan Geonhak. Dia menciumi lembut jemarinya, terasa dingin dan kaku. 

"Kau akan bertahan? Tinggal sedikit lagi, " bisik Jaeyoung. 

Geonhak menunjukkan respon. Agak lambat dari seharusnya. Tubuh Jaeyoung menegak resah. Dia pandangi lekat wajah sang Maverick sampai pemuda itu membuka mata.

"Hey, kau sudah bangun? "

Geonhak mengerjap samar.

"Apa kita bisa datang ke kafe itu? Kelihatannya enak, mungkin ... ada di tengah kota Seoul."

VAGARY || KIM LEEDO 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang