Imperfect Family [ Haechan ] DISCONTINUE

08. Peka?.

Imperfect Family

.
.
.

Haechan berhasil menyembunyikan masalah perundungan yang dilakukan oleh kakak tingkatnya kemarin, bahkan dirinya bersyukur bahwa kedua orang tua nya dan kakak nya tak menyentuh rambutnya yang masih sakit.

Haechan mematutkan dirinya didepan kaca, perlahan lengkungan bibirnya kebawah, lalu tangan nya menyentuh pelan rambutnya.

"Sshh~~ masih sakit lagi..." cicitnya pelan, ringisan pelan itu terlihat di wajah nya. Tapi tak lama, pintu kamar nya terbuka dan Haechan langsung menurunkan tangan nya ke posisi wajah nya.

"Mama?" Panggilnya terlihat sosok Doyoung dari kaca yang ada di hadapan nya. Doyoung masuk kedalam lalu tersenyum kemudian duduk di kasur milik anaknya.

"Gimana sekolahnya, sayang?" Tanya nya antusias, ya karena hari ini hari pertama Haechan sekolah bahkan masuk di sekolah yang sama dengan kakaknya.

"Baik, Ma~~" seru Haechan senang, Doyoung tampak tersenyum juga pada anak bungsu nya itu, keputusan Doyoung memasukkan anaknya kedalam satu sekolah dengan kakak nya itu akan aman.

Tapi, who knows about it? Haechan dalam hari pertama nya langsung mengalami perundungan kesalah pahaman, membuat dirinya sebisa mungkin menyembunyikan.

"Syukurlah, mama takut kamu di rundung karena anak senior high school agak berani." Doyoung Khawatir, mungkin ini efek nonton drama yang ternyata ada kejadian yang nyata.

Seketika Haechan mematung terdiam, tangan nya bahkan kini berada di bawah dengan terkepal pelan. Dia bahkan baru saja mengalami hal tersebut.

Doyoung menatap anaknya yang tiba-tiba diam, lalu menatap anaknya dibalik kaca tersebut, sedangkan Haechan mendadak blank.

"Adek?" Panggilnya, namun Haechan tak menjawab panggilan ibu nya, sampai Doyoung berdiri menghampiri anaknya, hendak ingin mengelus kepala nya Haechan yang sadar langsung dengan cepat menghindar.

"Adek..." seru Doyoung pelan, Haechan mengulum pelan bibir nya kedalam, saat melihat mata Doyoung menatap tak percaya.

"Maaf Ma, kepala adek lagi pusing hehe," seru Haechan menutupi sakitnya didepan Doyoung, Doyoung yang mendapatkan senyum anaknya langsung ikut tersenyum juga.

.
.
.

Doyoung keluar dari kamar Haechan dan menutup pelan pintu kamar milik anaknya. Mendapati Mark dan Hendery berada di sofa bersama dengan Johnny.

"Anaknya udah tidur, ma?" Doyoung mengangguk lalu mendudukkan dirinya di samping sang suami.

"Besok coba pegang rambut adek, atau usap kepala nya aja." Seru Doyoung tiba-tiba pada anak sambung dan suami nya.

Hendery dan Mark menoleh bersamaan kearah Doyoung, lalu menatap bingung pada mama nya.

"Emang kenapa ma?"

"Perasaan mama nggak enak, soalnya tadi ngehindar nggak mau di sentuh kepala nya." Ucap Doyoung pelan.

Baru kali ini, Haechan menghindar pada Doyoung yang dimana dulu pas kecil selalu menempel pada Doyoung, bahkan sakit saja tidak mau lepas dari Doyoung. Membuat beberapa dari mereka kewalahan, tapi ini seperti aneh, untuk Doyoung terutama.