Imperfect Family [ Haechan ] DISCONTINUE

13. Open With it

Imperfect Family

.
.
.

Haechan menatap langit-langit kamarnya, matanya menatap seluruh ruangan dikamar miliknya. Dirinya bangkit sebentar lalu mengambil benda yang ada diatas meja belajar nya.

"Lucu.." seru nya pelan, memutar benda kecil dengan bentuk matahari, lalu meletakkan kembali di atas meja belajar nya.

Dirinya membuka pintu kamarnya, suasana sepi itu menyapa dirinya kembali, dua kakaknya ada urusan, sang mama berada di butiknya dan papa nya masih dikantor.

"Aku butuh ini." Seru nya cepat mengambil benda kecil yang tadi sempat diletakkan olehnya dan mengantungi nya ke dalam celana nya.

Para pelayan berlalu lalang, rumah sebesar ini hanya ada Haechan dan pelayan, buat apa rumah besar ini kalau penghuni nya semua tak ada di tempat saat Haechan butuh dari pusingnya pelajaran di sekolah.

.
.
.

Doyoung tersenyum saat mendapati hasil tangan nya sudah jadi, baju dengan desain ada warna bunga matahari nya pun mengingatkan anaknya.

"Adek suka tidak ya?" Gumam Doyoung pelan.

Para asisten nya pun mencoba mendekat, melihat hasil karya tangan milik atasan nya, bahkan baju ini mendekati sempurna dan cocok baik perempuan dan laki-laki yang memakai nya.

"Nyonya! Ini terbaik, kita bisa peragaiin salah satu nya dengan desain yang sama." Seru salah satu nya. Doyoung tersenyum senang saat semua nya menyukai hasil karya tangan nya.

"Aku akan pajang saja, tidak dijual." Seru Doyoung yang menata kembali jarum ke desain baju tersebut. Para pegawai juga sudah tahu seperti apa wajah anak-anak dari Suh Doyoung.

"Anda akan membuat berapa, nyonya?"

"Menurut kalian berapa? Apa ayah dan kakak nya juga ikut di buat?" Tanya balik Doyoung pada mereka, meminta saran pada mereka.

"Semua nya saja, nyonya. Mereka juga senang kalau samaan." Seru Noona Kang memberi saran.

Doyoung mengangguk setuju, benar juga apa yang dikatakan oleh para pegawai nya, wajah nya tak berhenti tersenyum sepanjang membuat baju tersebut.

.
.
.

"Adek lo kemana?" Seru Xiaojun pada Mark.

"Yang mana? Hendery apa Haechan?"

"Dua-duanya." singkat Xiaojun, Mark meneguk pelan minuman isotonik nya, rasa haus tiba-tiba menyerang dirinya.

"Hendery lagi latihan, besok dia mulai lomba. Haechan ada dirumah..." seru Mark pelan.

Tiba-tiba saja perasaan nya tidak enak, entah ada apa namun Mark memilih mengabaikan sementara dan mengobrol dengan Xiaojun dan yang lainnya di lapangan.

Hendery pun juga sibuk dengan latihan nya, sampai lupa kalau adiknya sendirian dirumah padahal jam menunjukkan pukul empat sore.

"Bro, adek lo kemana?" Seru salah satu teman nya, Yongjung. Hendery berhenti mendribble bola nya langsung menoleh pada teman nya.