2

6.7K 362 5
                                    

Wooyoung berjalan kearah meja yang berisikan tiga orang disana, tapi mungkin lebih tepatnya empat orang karena pria yang tadi menghampirinya sedang dicumbu oleh salah satu pelacur disini.

"Minggir."

Wooyoung menatap kesal pada wanita yang hanya memakai kain tipis ditubuhnya itu yang dimana dia sedang sibuk mencium leher pria itu.

Ia langsung menarik tangan pelacur itu untuk menjauh dari pria tersebut karena Wooyoung merasa jika dirinya diabaikan oleh pelacur itu sedari tadi.

"Apa maumu?! kenapa menarikku seperti itu?"

"Aku sudah bilang minggir, kenapa kau membentakku sialan!"

Wooyoung dengan kesal mencengkeram wajah wanita itu dengan cukup kuat dan menatap tajam manik coklat milik wanita tersebut. Benar-benar menyebalkan.

Wooyoung melihat raut wajah takut dari pelacur itu, ia melepaskan cengkraman tangannya dan menatap kepergian wanita itu dari tempatnya.

San yang menyaksikan sedikit perkelahian kecil didepannya hanya menatap Wooyoung dengan datar, tapi ia juga mulai senyuman tipis sekarang.

Dan kedua temannya hanya terkejut saat Wooyoung bertindak seperti tadi didepan mereka. Terlebih itu terlihat menakutkan dimana Wooyoung bersikap mendominasi.

"Kau bajingan sialan, kau memasukan obat perangsang kedalam minumanku bukan?!"

Wooyoung kembali menatap tajam kerah San, ia yang merasa marah dan kesal karena perbuatan San itu, mulai menarik kerah baju San dengan kasar.

San yang mendapatkan prilaku yang tidak sopan dari Wooyoung hanya menatapnya dengan dingin. Ini diluar dugaannya jika dia akan secepat itu sadar akan obatnya.

"Mengapa kau menuduhku seperti itu manis? Ini sangat tidak sopan dilakukan pada seseorang yang sudah membayar minumanmu."

"Jangan berpura-pura sialan! tubuhku panas dan aku merasa terangsang!"

Wooyoung dengan kesal melepaskan tangannya yang menarik kerah baju San, ia mendudukan dirinya disamping San dam menatap kedua orang itu disana.

"Mengapa kalian terus menatapku? itu menyebalkan, berhenti menatapku."

Mingi dan Seonghwa yang sedari tadi menatap Wooyoung pun mengalihkan pandangannya kearah lain menghindari kontak mata dengan Wooyoung.

Tapi Seonghwa mulai melirik kembali pada Wooyoung, karena ia sangat penasaran tentang Wooyoung sekarang. Bagaimana bisa dia terlihat berbeda.

"Apa kamu tak mengenal kami?"

Wooyoung mengerutkan dahinya karena ia tak pernah sekalipun mengenal mereka, bahkan ia tak benar-benar memiliki teman semasa ia sekolah dulu.

"Kita satu sekolahsaat SMA dulu, mungkin kau tak mengenali kita karena memang kita tak sedekat itu."

"Cih, kau bajingan yang membully ku dulu huh?"

"Kita bahkan tak pernah menyentuhmu, jangan menuduh seperti itu."

"Semua orang yang hanya menatap bahkan tak membantuku, itu sama saja seperti pembully bagiku."

"Sudah selesai bernostalgianya?"

San menyandarkan tubuhnya pada kursi dan menyesap rokoknya. Ia dengan sengaja menghembuskan asap rokoknya itu pada Wooyoung disampingnya.

"Brengsek! kau ingin menyetubuhi bukan? lakukan itu padaku sekarang! aku sangat tersiksa karena perbuatan gilamu itu, sial."

San menjauhkan rokok yang ia pegang saat Wooyoung tiba-tiba saja mencium bibirnya dan juga melumatnya disana. Tapi ia tidak berniat untuk membalasnya.

Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang