10

4.5K 265 0
                                        

Hari ini tepat 10 hari setelah pertemuan Wooyoung dan San terakhir kali. Tidak ada yang berubah dari keduanya. Keduanya sama-sama sibuk dengan urusannya masing-masing, Wooyoung sekarang sedang diajarkan mengelola bisnis ayahnya dan San yang disibukkan oleh pekerjaan kantornya itu.

Saat malam hari di keluarga Choi sedang makan malam bersama, tidak ada obrolan hanya suara sendok garpu yang menyentuh piring saja yang terdengar. San menatap datar makanannya, ia sebenarnya tak nyaman berada dirumahnya itu sekarang.


"San."

"Kenapa ayah?"

"Kapan kamu akan menikah? ayah dan ibu sudah tua, bahkan kamu sudah mau menginjak kepala tiga San."


Ucapan ayahnya membuat San berhenti menyuapkan makanan pada mulutnya itu, ia melihat ayahnya yang sedang menatapnya dengan penuh harapan agar dirinya dapat menikah secepatnya mungkin dan memberikan mereka cucu.


"Aku bahkan tidak pernah memikirkan tentang pernikahan, ayah."

"Ayah ingin kamu segera menikah San."

"Aku tak ingin, jangan memaksaku ayah."

"Jika kamu tak juga mempunyai calon, ayah terpaksa akan menjodohkanmu San. Ini juga demi kebaikanmu dan keluarga kita."


San mengerutkan dahinya bingung mendengar ucapan ayahnya itu, San menghela nafasnya berat, ini sudah kesekian kalianya ayahnya itu membicarakan tentang pernikahan, bahkan dirinya tak ingin menikah, ia belum siap untuk memikul tanggungjawab atas keluarganya nanti.


"Tidak, aku masih ingin menikmati kehidupku, aku tidak ingin disulitkan oleh pernikahan dan tanggungjawab yang harus aku tanggung nantinya."

"Ayah tetap ingin kamu segera menikah, ayah tak menerima bantahan. Ayah akan memberikan kamu waktu 1 tahun untuk mencari calonmu sendiri, jika kamu tak juga mendapatkan calon, ayah akan menjodohkanmu."


San menghela nafasnya panjang, San tau jika dirinya memang tak pernah bisa menentang apa yang dikatakan oleh ayahnya. San menatap ayahnya yang sudah pergi dari meja makan meninggalkan San dengan ibunya saja.


"Sayang, jangan memaksakan dirimu nak, jika kamu memang belum siap untuk menikah, ibu akan berbicara pada ayah."


Ibu San berkata lembut dengan mengelus surai hitam milik San. San tersenyum manis pada ibunya saat ia mendengar perkataan ibunya itu, ibunya memang selalu dapat mengerti apa yang ia inginkan, San sedikit mengusap punggung tangan ibunya.


"Terimakasih bu."

















Hari-hari terasa sama bagi San tak ada yang menarik selain pekerjaan yang berkedok hobi itu. Sampai saat Mingi masuk kedalam ruangannya, memberikan secangkir kopi untuknya, kopi memang sangat cocok sekarang mengingat dirinya sudah sangat kelelahan sedari kemarin.


"Mau ke club nanti malam? Kamu harus menghibur dirimu sendiri San."


Mingi menatap San dan meletakkan gelas kopi diatas meja yang sudah penuh dengan tumpukan kertas-kertas disana. Ia melihat San yang sangat kelelahan karena pekerjaannya itu, karena memang sudah hampir seminggu penuh San terus bekerja lembur.


"Kamu akan pergi ke club nanti malam? siapa saja yang kamu ajak?"


San melepas kacamatanya dan sedikit memijat pelipisnya yang terasa pusing disana. Ia mengambil kopi yang dibuatkan oleh Mingi barusan dan meminumnya dengan perlahan, sebenarnya ia terlalu sibuk untuk sekedar pergi ke club.


Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang