25

5.1K 228 0
                                        

"Halo San? Pulanglah kerumah, ada yang ingin ayah bicarakan padamu."

"Baiklah ayah, aku akan pulang saat makan malam nanti."


San menutup panggilan teleponnya itu, saat ayahnya bilang akan membicarakan sesuatu dengannya, ada sedikit rasa khawatir yang mulai menghampirinya. Entah itu akan baik atau buruk, San benar-benar gugup.

Mingi masuk kedalam ruangan San, membawakan kopi hitam untuk San. Ia menghampiri San yang terlihat sedang memijat pelipisnya itu disana, sepertinya San sedang mendapat suatu masalah mungkin.


"Kamu baik-baik saja San?"

"Aku baik-baik saja."

"San, bisakah aku mengambil cuti?"

"Tentu."

"Apa? Secepat itu kau mengijinkanku?"


Mingi sedikit terkejut saat San mengijinkannya untuk mengambil cuti. Dulu San bahkan pernah marah padanya hanya karena dirinya libur satu hari, dia berkata jika dia sangat pusing karena harus mengerjakan semuanya sendirian.


"Ya. Yunho sudah menelponku sejak semalam, dia bilang aku harus memberikanmu ijin cuti apapun alasannya."


San menatap malas kertas-kertas diatas mejanya itu, ia kembali mengingat apa yang dikatakan Yunho padanya semalam. Dia benar-benar mengancamnya jika dirinya tak memberikan cuti pada Mingi, padahal ia sangat tak bisa bekerja sendirian.


"Haha, dia memang seperti itu, aku akan mengambil cuti 3 hari."

"Tidak, aku memberimu cuti 1 minggu, gunakan waktumu dengan baik Mingi, kau juga akan mempersiapkan pernikahanmu bukan?"

"Bos ku sangat dermawan sekali hari ini."


Mingi mulai mendekat pada San dan memeluk bosnya itu dengan erat sebagai rasa terimakasihnya pada San. San yang menerima pelukan secara tiba-tiba itu hanya mendorong tubuh Mingi, bisa ada kesalahpahaman nanti.


"SAN-AHHH!!! AKU DATANG."


Wooyoung masuk kedalam ruangan milik San tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan berteriak, membuat kuping San sedikit sakit. Wooyoung yang baru masuk melihat pemandangan tak senonoh San dengan sekertarisnya itu, membuatnya jadi sedikit ambigu.


"Hei apa yang kau lakukan pada kekasihku!!"

"Sayang tidak begitu, Mingi hanya mengucapkan terimakasih."

"Bohong! apa kau tertarik dengan sekertaris jangkungmu itu sekarang?!"


Wooyoung menatap tajam kearah San, dan mulai berjalan menghampiri San dengan langsung mencubit lengannya itu. Ia juga menatap dingin pada Mingi karena yang ia lihat Mingi lah yang memeluk San, sangat menyebalkan pikirnya.


"Kalau begitu aku akan cepat menyelesaikan sisa pekerjaanku dan pulang."


Tanpa membantu San memberi penjelasan pada Wooyoung, Mingi langsung kabur begitu saja meninggalkan San bersama dengan Wooyoung didalam sana. Sedangkan San menghela nafasnya berat karena Wooyoung terus menatapnya dengan sinis.

Dan sudah satu jam lamanya Wooyoung menatap San dengan tatapan tajam dan tangan yang disilang didadanya itu. Padahal San sudah menjelaskannya dari awal tapi Wooyoung tetap tak percaya, bahkan ia juga sudah banyak membujuknya.


"Sayang berhentilah menatapku seperti itu."

"Cih."


Wooyoung memalingkan wajahnya, ia masih merasa kesal pada San bukan karena kejadian tadi. Tapi San yang tak memberikan kecupan atau bahkan pelukan padanya saat ia datang kesini.

Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang