Tidak ada yang menyangka jika fajar akan secepat ini menampakkan dirinya. Wooyoung menggeliatkan tubuhnya tak nyaman karena merasakan sakit dibagian selangkangannya itu. Ia kembali teringat tentang kejadian semalam, ia melakukan sex dengan pria bersama San.
"Apa dia sudah pergi?"
Wooyoung mengamati kamar itu, dan hanya dirinya saja yang berada disini sekarang. Wooyoung mencoba bangkit dari duduknya, tentu saja dengan sakit yang ia rasakan sekarang. Belum sempat Wooyoung beranjak, ia menemukan sebuah note serta uang dimeja.
Wooyoung membaca note tersebut yang pasti note itu dari San. San berkata bahwa dirinya hebat dalam membuat dia terangsang. San juga meninggalkan uang karena merasa jika Wooyoung tidak memegang uang sama sekali sekarang.
Wooyoung mendengus kesal saat membaca note tersebut, karena ia jadi merasa seperti jalang yang ditinggalkan tuannya setelah disetubuhi. Tanpa berpikir panjang Wooyoung meminta supirnya untuk menjemput.
Ia beranjak dari duduknya dan dengan cepat memakai kembali seluruh pakaiannya. Ia berjalan keluar dari kamar. Wooyoung bersumpah jika kembali bertemu dengan pria bermarga Choi itu, ia akan membunuhnya. Bahkan ia masih merasa marah perihal obat perangsang semalam.
—
Setelah San ke apartmentnya untuk membersihkan dirinya, ia langsung pergi menuju kantornya dimana ia bekerja menggantikan ayahnya. Sebenarnya ayahnya tidak sedang dalam kondisi buruk yang mengharuskan San untuk menggantikannya.
Tetapi ayahnya ingin San belajar dari sekarang untuk mengelola bisnis keluarganya itu. Sebelum berangkat ke kantornya, San juga terlebih dahulu pergi ke tengah hutan, dimana tempat itu tidak dapat dijamah oleh orang lain.
Sejak pukul 4 pagi tadi San sudah ditelpon untuk membunuh seorang pengusaha ganja, dan melakukan pembunuhannya itu tengah malam nanti. Ya, San memang seorang pembunuh bayaran, dan tak ada yang mengetahui tentang pekerjaan sampingannya ini.
Sesampainya dikantor milik ayahnya itu San mendudukkan tubuhnya dikursi, mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah sedari tadi karena memikirkan cara untuk membunuh dengan cepat mengingat pengusaha seperti itu pasti memiliki banyak pengawal.
Mingi masuk kedalam ruangan San bersamaan dengan kekasihnya, Yunho. San melirik kearah pintu kantornya yang terbuka, terdapat dua orang yang sedang bergandengan tangan disana. San memijat pelipisnya pelan dan mulai berdecih.
"Ini bukan tempat bagi kalian untuk berpacaran Song Mingi."
San menatap dingin kepada sekertarisnya itu. Sebenarnya Mingi adalah sekertaris dari ayahnya namun semenjak San yang menggantikan posisi ayahnya, ayahnya meminta Mingi untuk menjadi sekertaris San juga.
"Hahaha, siapa bilang kita kesini untuk berpacaran tuan Choi."
Mingi memberikan beberapa dokumen kepada San dan meletakkan dokumen itu tepat didepan mata San. San menatap dokumen yang sudah berada di mejanya itu, bahkan ia terlalu lelah hanya untuk memegang dokumennya itu.
"Lalu kenapa kau membawa kekasihmu kemari sekertaris Song."
Yunho mengerutkan dahinya karena mendengar nada bicara dingin dari sepupunya itu, ia mulai melirik tajam pada San, dia seperti tak menginginkan kedatangannya hari ini, bahkan dirinya juga tak ingin melihat wajah sombongnya itu.
"Apa maksud dari nada bicaramu itu kepadaku? aku sepupumu jika kamu lupa Choi San."
"Aku tidak lupa, tapi kalian bergandengan tangan masuk ke kantorku, dan lagipula apa urusanmu datang kemari Yunho."

KAMU SEDANG MEMBACA
Stimulants : Sanwoo/Woosan
Hayran KurguWooyoung berniat menghilangkan stressnya disebuah club tapi ia malah bertemu dengan San seorang bajingan yang memberikan obat perangsang pada minumannya dengan berkata ingin mentraktirnya minum. - Choi San as Dominant Jung Wooyoung as Switch x All...