21

2.6K 173 0
                                    

"Shhh fuck, jangan mengetatkan lubangmu itu sialan!"


Wooyoung meremas kuat pantat milik pria yang tak tau siapa namanya ini. Ia mulai mengambil rokok yang berada dimeja kecil disampingnya itu. Membiarkan pria yang berada diatasnya sekarang bermain dengan penis miliknya.

Wooyoung menyalakan rokok yang sudah berada dibibirnya, ia mulai menghisap nikotin yang sudah menyala itu dengan perlahan. Wooyoung menatap pria dihadapannya yang terus menggerakkan pantatnya itu berlawanan arah.


"Shhh ahhh tuan!"


Wooyoung merasa penisnya terjepit kuat dibawah sana, ia jadi mulai berpikir jika menjadi dominant disaat-saat seperti ini tak terlalu buruk juga baginya. Sampai saat dimana rokok yang ia hisap itu mulai menipis, mereka berdua mencapai klimaksnya masing-masing.


"Tak buruk juga."

"Hmhh terimakasih tuan."

"Kalo sudah, pergilah."


Wooyoung menatap datar dia, sebenarnya ia tak terlalu menyukai seseorang yang sangat formal dalam berbicara. Terkecuali bagi San, Wooyoung menyukainya. Ia tetap menyukai bagaimanapun San bersikap, ia jadi ingin merasakan sex yang kasar dengan San.

Wooyoung menatap pria itu yang mengangguk, dia mulai memakai kembali semua pakaiannya, dan pergi keluar meninggalkan kamarnya. Ia kembali menyalakan rokok yang baru dan menyesapnya dengan perlahan, ia masih merasa tak cukup puas sekarang.

Sedangkan San sedari tadi menunggu kedua orang yang sedang melakukan sex didalam sana, cukup mengejutkan saat San tau Wooyoung lah yang menjadi dominant didalan sana. Ia mulai melihat seseorang keluar dari kamar yang San tunggu itu, seorang pria dengan banyak bercak keunguan dilehernya.

San tersenyum tipis melihat kepergian pria tadi, sepertinya Wooyoung cukup hebat dalam menjadi seorang dominant. San mulai membuka pintunya dan menatap Wooyoung yang sedang memejamkan matanya sambil menikmati rokok yang dia hisap itu dengan masih tak menggunakan pakaiannya.


"Kenapa kau kembali lagi-"


Wooyoung membuka matanya, menatap kearah pintu yang kembali terbuka disana, pandangan mereka bertemu, Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat melihat San sedang berdiri dihadapannya sekarang. Tapi tak lama, Wooyoung mulai menatap dingin kearah San.


"Puas bermain Wooyoung? sepertinya aku tinggal sebentar kau sudah menjadi sangat nakal."

"Cih siapa yang berbicara sekarang? Kau juga bahkan bercumbu dengan Seonghwa."


San berjalan menghampiri Wooyoung, ia mendudukan dirinya ditepi ranjang tepat disamping Wooyoung yang masih setia menyesap rokoknya itu. San mulai mengamati tubuh Wooyoung, ia melihat beberapa tanda keunguan juga disana, cukup membuatnya sedikit kesal.


"Kau cemburu?"

"Bukankah itu sudah jelas, aku menyukaimu San. Bagaimana bisa aku tak cemburu? sial. Pergilah aku tak ingin melihatmu."

"Tapi aku ingin melihatmu."

"Aku tak mau! sangat menyebalkan melihat wajahmu sekarang."

"Aku menyukaimu."


Wooyoung membulatkan matanya mendengar kalimat yang diucapkan oleh San padanya, ia sangat terkejut sekarang, ia tak bisa membalas perkataan San kembali. Ia membeku ditempat dan masih tak percaya dengan apa yang San katakan padanya tadi.


"Wooyoung kau baik-baik saja?"


Wooyoung tersadar dari lamunannya saat San tiba-tiba mengusap pipinya itu, ia menghela nafasnya berat dan sedikit melirik kearah San yang sedang tersenyum manis padanya. Apa yang San pikirkan sekarang, apakah dia sedang mempermainkan dirinya.


Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang