34

3K 175 0
                                    

"Young-ah nanti kamu tidur sama hyung ya."

"Tak bisa hyung, Wooyoung akan tidur bersamaku."


San merasa tak terima dengan ucapan Seonghwa barusan yang mengatakan Wooyoung akan tidur bersamanya, karena seharusnya San yang tidur dengan Wooyoung secara ia adalah kekasihnya.


"Tidak-tidak, Wooyoung tetap akan tidur bersamaku."

"Lalu aku?"

"Tentu saja dengan Hongjoong, mengapa masih bertanya?"

"APA?!"


Hongjoong dan San sama-sama terkejut dengan perkataan Seonghwa itu, tidak mungkin mereka bisa tidur diranjang yang sama. Terlebih Hongjoong selalu ingin tidur sendirian, dan lagi hanya Seonghwa saja yang dapat tidur dengannya.


"Kenapa kalian kompak seperti itu?"

"Bagaimana bisa aku tidur dengan Hongjoong hyung? Bisa-bisa aku ditendang saat tidur nanti."


Seonghwa memutar bola matanya malas, menurutnya San terlalu berlebihan tapi itu memang kenyataannya, Hongjoong tak pernah mau berbagi tempat tidurnya itu kecuali dengannya. Tapi ia juga tak bisa tidur dengan Hongjoong mengingat mereka baru berbaikan.


"Kalo begitu tidurlah dimana pun!!"

"Tsk baiklah."


Wooyoung yang mendengar sedikit pertengkaran dari mereka hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia tadinya juga ingin tidur bersama San tapi ia kembali teringat tentang apa yang sudah diakukan San padanya tadi siang, Wooyoung jadi lebih memilih untuk diam saja.

Semua orang sudah masuk ke kamarnya masing-masing, nenek Seonghwa juga sudah sedari tadi tidur setelah banyak mengobrol. Disusul dengan Seonghwa dan Wooyoung, serta Hongjoong pun ikut naik keatas.

Sekarang hanya tersisa San yang masih berdiam diri disofa, ia memang berniat tidur disofa saja dari pada harus ditendang saat tidur nanti oleh Hongjoong. San sedikit menghela nafasnya pelan.

San kembali teringat jika besok adalah hari sabtu hari dimana ia akan melakukan perjodohan, San bahkan belum mengatakan apapun kepada Wooyoung. Ia berjalan keluar menuju taman kecil milik nenek Seonghwa.

San butuh udara segar sekarang, ia juga ingin merokok tapi ia lupa tak membawanya. Suara dering telepon membuyarkan lamunannya, ia melihat layar ponselnya itu terdapat nama ayahnya disana.


"Halo ayah?"

"Kau tak lupa untuk besok bukan?"

"Aku ingat ayah."

"Baguslah, datang kerumah tepat waktu, dan jangan mencoba untuk kabur."

"Aku mengerti ayah, kalo begitu aku tutup teleponnya, aku sudah mengantuk."

"Ya."


San menutup panggilan teleponnya itu, ia menghela nafasnya berat, pikirannya benar-benar kacau sekarang. Apakah ia harus datang besok, jika ia tak datang bukankah dirinya akan menjadi anak yang tak berbakti.


"Hahh sial, sangat menggangu."

"Siapa yang menggangu?"


San mendengar suara Wooyoung dibelakangnya, dia sedang menatapnya dengan tatapan kebingungan membuat San jadi sedikit gemas padanya. San tersenyum tipis, ipikir Wooyoung sudah tidur tapi ternyata belum.


Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang