17

4.4K 252 0
                                        

Mingi sekarang sedang makan malam dengan keluarga Yunho, karena Mingi berencana untuk melamar Yunho malam itu juga. Sungguh suasananya sangat canggung membuat Mingi sangat gugup.

Yunho yang melihat kekasihnya sedang merasa gugup, ia mencoba menenangkan Mingi dengan memegang erat tangannya. Tapi ia juga sedikit kesal karena Mingi tak kunjung membuka suaranya itu, padahal ia sudah menunggu sedari tadi.


"Mah, pah, Mingi mau berbicara sesuatu pada kalian."


Mingi menatap Yunho terkejut, bagaimana bisa dia berkata seperti itu padahal dirinya masih mengumpulkan keberaniannya itu, ia melihat kekasihnya yang hanya tersenyum tanpa rasa bersalah disana. Mingi menghela nafasnya pelan.


"Katakan saja Mingi, ada apa?"

"Iya Mingi katakan saja, jangan malu."


Mingi menarik nafasnya panjang dengan tangan dingin yang masih ia rasakan karena gugup yang sedari tadi tak mau hilang itu. Mingi mulai menatap kedua orangtua Yunho dengan serius, ia harus mengatakannya sekarang atau tidak sama sekali.


"Begini paman, tante. Saya berniat untuk melamar Yunho."


Mingi takut sekarang, takut jika keluarga Yunho tak setuju dengan lamarannya kepada Yunho. Ia mulai mengeratkan genggaman tangannya pada Yunho yang sedari tadi terus mencoba menenangkan dirinya.


"Ahh begitu, akhirnya kamu melamar anak paman juga. Paman sudah menunggu sedari lama untuk mendengar kamu melamar Yunho."


Mingi membulatkan matanya terkejut, ia mulai menatap ayah Yunho dengan tatapan tak percaya, apakah lamarannya disetujui, atau bagaimana. Bahkan sekarang jantungnya sudah berdetak tak karuan.


"Paman setuju kamu menikah dengan Yunho. Lagipula Yunho sangat bahagia bersamamu Mingi."

"Terimakasih paman, saya akan membuat Yunho selalu bahagia."


Mingi tersenyum senang, akhirnya keinginannya itu menjadi kenyataan. Ia mulai menatap kearah Yunho yang juga merasa senang sekarang. Mingi mulai memeluk Yunho dengan erat untuk melampiaskan rasa senangnya.

Tapi tak berapa lama setelahnya, bunyi bel rumah Yunho berbunyi, entah siapa yang menganggu acara makan malam yang berbahagia ini, tapi Yunho ingin sekali memukul orang yang datang sekarang.


"Yunho, tolong buka pintunya nak, ibu mau ambil masakannya dulu."


Yunho mendengus kesal, ia beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu rumahnya dengan wajah yang kesal membuka pintunya itu secara kasar. Dan orang yang mengganggu momen bahagia Yunho sekarang adalah sepupunya, Choi San.


"Sialan."


Yunho memukul kepala San, membuat San terkejut dan bingung mengapa ia dipukul tiba-tiba padahal ia baru saja datang. San menatap heran kearah Yunho sekarang, bahkan pukulan Yunho cukup keras dan terasa menyakitkan.


"Apa maksudmu memukulku?!"

"Mau apa kau datang kemari Choi San!! Kau tau kalo kehadiranmu sekarang itu sangat menganggu momen bahagiaku!!"


San mengerutkan dahinya bingung dengan sikap Yunho yang tiba-tiba saja marah padanya, San tak tau apa salahnya sekarang. Bahkan dirinya datang karena mendapat panggilan telepon dari ibunya Yunho.


"Bibi yang menelpon katanya dia merindukanku dan mengajakku makan malam bersama."

"MAMA! MAMA KENAPA MENGAJAK SAN MAKAN MALAM!!"

Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang