8 ⚠

7.2K 274 4
                                    

"Menungginglah."


Wooyoung menurut, karena ia memang sudah ingin merasakan penis San sekarang. Ia mulai untuk turun dari pangkuan San dan langsung menungging dihadapannya dengan bertumpu tangan pada meja disana.

San tersenyum tipis melihat Wooyoung menjadi kucing yang penurut. Ia membuka celana miliknya dan mulai menurunkan sedikit celana Wooyoung. ia melihat bongkahan kembar dan lubang pink yang berkedut meminta untuk segera ditusuk.

San menyeringai, ia memegang penisnya yang sudah mengeras itu sejak tadi itu, ia jadi ingin sedikit menggoda Wooyoung sekarang. San dengan sengaja mulai menggesekkan penisnya pada lubang milik Wooyoung disana tanpa berniat untuk memasukkannya.

Wooyoung mengigit bibir bawahnya pelan, ia sedikit merasa kesal karena San hanya terus menggesekkan penisnya itu pada lubangnya dan tak juga memasukkannya kedalam. Ia mulai melirik kebelakang melihat San yang sedang menyeringai disana.


"Ce-cepatlah masukan itu..."

"Hm? kamu mengatakan apa? aku tak mendengarnya."

"Masukan penisnya!! jangan menggodaku dengan hanya menggesekkan penismu itu."


San terkekeh pelan, ia mulai menekan kepala penisnya untuk masuk kedalam lubang milik Wooyoung, ini masih terasa sempit meski dirinya sudah melonggarkan lubangnya itu dengan jarinya. San berdesis pelan merasakan penisnya terjepit kuat oleh lubang Wooyoung.

Wooyoung tersentak merasakan penis San yang langsung masuk dengan sekali hentakan, ia mulai meringis pelan. Wooyoung tak mengerti mengapa San sangat suka memasukkan penisnya itu dengan sekali hentakan, bahkan terasa sangat perih.


"S-sakithh San..."

"Tahanlah, itu tak akan terasa sakit nanti."


Wooyoung sedikit mengangguk, ia mengigit bibir bawahnya agar dapat mengalihkan rasa sakitnya dilubangnya itu dengan rasa sakit dibibirnya. Wooyoung mulai mendongkakkan kepalanya saat San mulai menggerakkan penisnya itu didalam sana.

San menahan pinggang Wooyoung, ia menghentakkan penisnya dengan kasar beberapa kali dan dilanjutkan dengan dirinya yang menggerakkan penisnya itu dengan cepat. San sedikit menunduk untuk menjilati punggungnya, ia juga memasukkan kedua jarinya kedalam mulut Wooyoung.


"Hahh ahhh–akhhh Sanhh..."


Wooyoung terus mendesah tak karuan merasakan penis San yang terus menusuk kasar didalamnya. Wooyoung mulai menjilati jari San dan menghisapnya kuat, jari San yang bermain dengan lidahnya membuat Wooyoung terus merasa terangsang.


"Sanhh mmhhh... ahhh Choi Sanhh.."


Wooyoung merasakan nikmat yang luar biasa dibagian bawahnya itu. Ia mendesah tanpa henti membuat San semakin menggila karena Wooyoung terus-menerus memanggil nama San dalam desahannya. San terus mempercepat gerakan penisnya itu didalam sana.


"San, aku... aku, mau keluar–akhhh! mmhhh Sanhhh"


Tanpa menunggu San untuk klimaks bersamaan, Wooyoung sudah terlebih dahulu mengeluarkan cairan kentalnya itu diatas meja. Itu sedikit membuat San kesal karena Wooyoung tak menunggunya, ia masih terus melanjutkan gerakan penisnya didalam lubang Wooyoung tanpa henti.

Wooyoung terkejut saat San terus menusuk lubangnya dengan cepat, bahkan San lebih menggila dibandingkan tadi seperti San sedang merasa kesal. Wooyoung merasakan perih pada lubangnya karena San menghentakkan penisnya itu dengan kasar.

Dan dengan beberapa hentakan terakhir, San mengeluarkan cairan putihnya itu didalam lubang Wooyoung, ia sedikit melenguh pelan. San mulai mengeluarkan penisnya itu dan melihat cairannya yang mengalir keluar dari lubang milik Wooyoung.

Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang