36 ⚠

4.6K 147 0
                                    

Tepat dihari dimana San dan Wooyoung sudah bertunangan, itu juga hari dimana Wooyoung mulai menggantikan posisi ayahnya untuk mengurus perusahaan. Ia sempat menolak tapi ayahnya tetap terus memaksanya.

Ia menolak karena ia memang tak mau menjadi orang yang sibuk dan tak bisa menghabiskan waktu berdua bersama San. Dan berkat bujukan dari kekasihnya itu, akhirnya Wooyoung menerimanya meskipun secara terpaksa.


"Hahhh sial!! aku ingin bertemu San, tapi apa ini pekerjaanku malah semakin banyak!!"


Sekarang juga Wooyoung sudah berada diruangan kerja bekas ayahnya bekerja dulu. Wooyoung masih belum terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, ia mungkin akan lebih memilih untuk menjalankan tempat makan atau cafe.


"Sudahlah Wooyoung, jangan terus-terusan mengeluh."


Yeosang memasuki ruangan Wooyoung dengan membawa ice americano disana. Yeosang sekarang adalah sekertarisnya, dia dulu sekertaris ayahnya juga. Karena itulah Yeosang bisa kenal dengan Jongho.

Wooyoung menghela nafasnya, mengambil ice americano yang dibawahnya Yeosang untuknya. Ia meminumnya dengan perlahan, kafein dingin seperti ini memang sangat cocok disiang hari seperti sekarang.


"Terimakasih Sang."

"Kau merindukan kekasihmu itu bukan?"

"Tunangan, bukan kekasih."

"Ya apapun itu, kita akan ada rapat nan–"

"Batalkan aku malas."


Belum sempat Yeosang menyelesaikan kalimatnya, dengan seenaknya Wooyoung memotong ucapannya begitu saja. Yeosang memutar bola matanya malas, ia bahkan belum selesai berbicara, jika saja Wooyoung bukan bos nya sekarang sudah pasti ia akan memukulnya.


"Dengarkan dulu sialan!"

"Kau! kau tak sopan dasar pecinta ayam!"


Wooyoung dan Yeosang sekarang sudah seperti sahabat dekat, karena keduanya sering bertemu dirumah miliknya dan sama hal nya dengan Jongho, Wooyoung juga pertama kali bertemu dengan Yeosang dikantor ayahnya itu.


"Bukankah kau merindukan tunanganmu itu? ini lah kesempatannya dasar bodoh! rapat kali ini dengan perusahaan tuan Choi."


Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat mendengar ucapan dari sekertarisnya itu. Wooyoung pun mulai sedikit menyeringai, ada sedikit niat jahil dibenaknya sekarang. Mungkin sekarang harinya tak akan sedikit menyenangkan.


"Kapan?"

"Selesai makan siang, tepatnya jam 2."

"Disini?"


Yeosang mengangguk menjawab pertanyaan Wooyoung. Ia sebenarnya sedikit takut melihat senyuman aneh yang terukir diwajah bosnya itu, tapi ia mencoba untuk tak memperdulikannya dan mulai menjalan keluar dari ruangan Wooyoung.
















"San nanti siang kau ada rapat di perusahaannya tuan Jung."

"Wooyoung?"

"Ya dia, tunanganmu."


San mengehela nafasnya berat, Wooyoung tak pernah serius jika rapat bersamanya, sangat berbeda saat Wooyoung berbicara dengan yang lain. Apakah ia harus sedikit menghukumnya karena tak pernah serius saat sedang rapat.


"Kapan?"

"Jam 2, kita berangkat setelah makan siang."


San menggangguk paham, ia kembali melanjutkan pekerjaan yang masih menumpuk dimejanya itu. Sedikit meminum teh yang dibuatkan Mingi, entah mengapa Mingi jadi lebih sering membuatkannya teh dibandingkan kopi.









Stimulants : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang