Halaman ke dua puluh ✨

560 47 4
                                    






Hari kamis, hari ini doyoung sudah bisa kembali sekolah, sudah sehat kembali.

Kini doyoung sudah siap dengan seragam sekolah lengkap, sedang menunggu haruto menjemput nya.

Tak lama yang ditunggu pun datang, mereka langsung berangkat.

Saat di perjalanan, di dalam mobil dengan suasana hening, haruto Bertanya.

" Udah sarapan kan ?"

Doyoung menoleh dan mengangguk, sembari merapatkan sweater nya.

" Udah kok, tanya mamah, soalnya tadi pagi mamah nelpon." Jawabnya.

" Syukurlah, mulai hari ini, gue bakal mastiin kalo lu sarapan pagi, mau sekolah ataupun nggak, kecuali kalo gue nginep."

Doyoung mengangguk saja tanda ia mengerti. Kembali melihat jalanan dengan banyak nya gedung-gedung menjulang tinggi dan beberapa pejalan kaki.

Tiba-tiba haruto menerima panggilan.

" Halo sayang."

" Kamu sekolah kan hari ini?"

" Iyaa, aku sekolah, ini lagi dijalan."

" Sama siapa?"

Haruto melihat doyoung.

" Sama doyoung."

" Doyoung lagi?"  Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.

" Iyaa sayang, kamu belum berangkat?"

" Ini mau, sama Jeongwoo."

" Bilang ke dia, hati-hati bawa pacar aku, jangan sampe lecet." Haruto terkekeh, seakan melupakan keberadaan sahabatnya itu.

" Hahah, siap katanya, ya udah kamu juga hati-hati ya, love you sayang."

" Love you too ."

Sambungan berakhir. Haruto kembali fokus menyetir.

Tak lama mereka sampai disekolah. Keduanya turun, kemudian menuju kelas masing-masing, seperti biasa, haruto akan mengantarkan sahabat manis nya itu ke kelas nya terlebih dahulu.

" Belajar yang bener, nanti pas istirahat, gue telpon, kita makan bareng di kantin."

"Iyaa Haruu, udah sana."

Muncul teman satu kelas doyoung, kemudian menghampiri dua sahabat itu.

" Ciee, masih pagi ini loh, udah uwu-uwu an aja, hargai kaum zomblo." Ucap nya.

" Zombie?" Tanya haruto dengan jail.

" Sial*an lu to."

" Apa sih kar, udah Haruu sana, keburu masuk nanti."

Haruto tertawa melihat ekspresi kesal teman sahabatnya itu. Kemudian ia pergi ke kelasnya.














Jam kedua selesai, kini jam pelajaran ketiga adalah jamkos, karena guru yang mengajarnya sedang berhalangan masuk.

Haruto mengecek handphonenya, ia teringat, kemarin junkyu bilang yang mengangkat telpon adalah doyoung, dan haruto berpikir ia belum memberitahu soal dirinya dan junkyu sudah berpacaran. Haruto berniat memberitahu nanti pas istirahat.

Junkyu ini seumuran dengan haruto, ia bersekolah yang berbeda dengannya.

Jam istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin, untuk berburu makanan.

Haruto menelpon doyoung terlebih dahulu.

" Gue tunggu di kantin ya."

"Iyaa boleh, ajak siapapun, biar rame ."

" Oke, hati-hati dijalannya."

" Ya siapa tau kan, udah ya gue mau otw."












" Doy !"

Doyoung menghampiri meja yang haruto pilihkan, bersama satu teman kelas nya yaitu wonu.

" Hai to." Sapa wonu ramah.

" Hai nu, gak sama Mingyu?"

" Dia gak masuk, sakit katanya."

" Oh, gws ya."

" Thanks to."

" Udah mesen apa belum ? Kalo belum biar sekalian ." Tawar haruto.

" Eum, boleh deh, samain aja kayak doyoung, minum nya juga, makasih to."

" Santai "

Haruto membawa langkah kakinya menuju tempat stand makanan.

Dan kembali dengan satu nampan penuh, dibantu oleh pegawai nya.

Mereka pun mulai memakan dan mengobrol santai setelah selesai makan.

















Waktu pulang tiba, haruto berjalan berdampingan dengan doyoung menuju parkiran. Rencananya ingin memberi tahu status dirinya dengan junkyu tadi pas istirahat, tapi tak jadi, karena ia kira doyoung sendiri.

Jadi ia akan memberitahu nanti di mobil.

"Doy." Panggil nya.

Doyoung menoleh.

" Iyaa?"

" Soal junkyu, dia yang gue maksud selama ini."

Doyoung menyimak apapun yang sahabatnya itu katakan, meskipun sedikit sakit, menerima kenyataan pahit ini.

" Sekarang kita udah pacaran."

" Woah selamat, akhirnya ya, kenalin dong, pengen tau juga nih " ucap doyoung dengan senyum.

Haruto juga tersenyum melihat respon baik dari sahabatnya itu.

" Makasih Doy, lu emang sahabat gue paling the best, nanti gue kabarin dulu anaknya, biar bisa ketemu, semoga akrab ya."

Doyoung mengangguk.

" Oh iya, soal lu yang ngangkat telpon gue, gue minta maaf ya, junkyu emang kadang pedes omongan nya, jangan dimasukin ke hati ya."

" Gapapa Haruu, maklum dia kan belum kenal aku juga, jadi mungkin ya gitu, hehe gapapa gapapa."

" Oke."

Mobil kembali hening dan tak lama mereka pun sampai di rumah.













" Mau mampir dulu?" Tawar doyoung.

" Eum, gue ada janji sama junkyu, lain kali ya."

" Oh, iyaa gapapa."

" Makan jangan lupa, nanti gue telpon, buat mastiin."

" Gak usah lah."

" Udahh pokoknya nanti gue telpon."

" Ish, yaudah iyaa."

" Kalo gitu gue pamit ya, doain lancar ngedate nya hihii."

Doyoung terkekeh, melihat sahabatnya itu berubah menjadi manusia bucin.

" Iyaa, udah sana, nanti nunggu lama si junkyu nya, aku masuk duluan ya."

" Oke Doy."

Doyoung masuk terlebih dahulu, dan mengunci pintu, kemudian langsung lari ke kamar, mengurung diri disana, untuk makan, biarlah ia yang urus nanti. Rasanya untuk makan pun, semua menu tak menarik Dimata doyoung.

Ia akan tidur, dengan hati gundah galau merana, sama nangis sedikit.




















Haloo, selamat malam Minggu, bagi yang melaksanakan 🔥

TBC==>

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang