Halaman Ke enam ✨

621 57 1
                                    

Istirahat

"Doy, ayo ke kantin ."

Doyoung sebenarnya ingin ikut dengan haruto, namun bimbang, pasalnya rasa kesal nya masih ada sampai sekarang.

" Doy ayoolah, lu mau diemin gue terus ?"

Doyoung tak tega jadinya, padahal belum ada satu hari doyoung mendiamkan sahabatnya itu.

Akhirnya mau tak mau, doyoung menerima ajakan haruto. Haruto senang sekali tentu nya.

" Ayoo, keburu rame."

" Udah rame kali."

" Hehehe ya udah ayoo."

" Gak usah gandengan kayak mau nyebrang aja."

Doyoung merutuki mulut dan hatinya yang selalu saja tidak sinkron. Padahal tidak masalah jika haruto menggenggam tangannya, tapi entah kenapa kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Ck." Berdecak pelan hampir tak terdengar oleh Haruto.

Haruto langsung melepaskan genggaman nya, bukan apa - apa, ia takut sahabatnya itu marah kembali.

" Kalo gitu jalan di depan gue."

" Kenapa ?"

" Takutnya ada apa - apa di belakang kan gue gak tau Doy."

" Hmm iya iyaa bawel."

Mereka pun melanjutkan jalannya menuju kantin. Dan melihat begitu ramainya.






" Nih seperti biasa."

" Makasih Haruu."

" Udah gak marah lagi ?"

" Siapa yang marah ?"

" Lu Doy, masa gue."

" Aku gak marah ."

" Terus dari pagi sampe tadi, kenapa nyuekin gue ?"

" Kesel aja."

" Sama aja Doy."

"Beda dong, marah ya marah kesel ya kesel."

" Iya iya gimana doyoung aja, yang penting jangan marah - marah lagi, serem banget nge diemin gitu, gue jadi gk ada temen."

" Masa ? Terus kemarin kemana aja ?"

Haruto terdiam seketika, mendengar ucapan doyoung, ia mengakui kesalahannya dengan mengajak jalan junkyu disaat dirinya sudah ada janji terlebih dahulu dengan sahabatnya itu.

" Maaf Doy, gue lupa."

" Aku butuhnya penjelasan, soalnya kamu udah janji dan udah bilang tunggu, kamu tau? Aku nunggu kamu lama, tapi kamu gak Dateng, aku sampe malem disana, untungnya ada beni, jadi aku minta tolong dia."

Haruto semakin merasa bersalah mendengar ucapan doyoung, jika ia diposisi doyoung juga pasti melakukan hal demikian.

" Gue lupa Doy."

" Bohong."

Haruto tak pandai berbohong pada doyoung, karena sahabatnya pasti akan tahu.

" Oke oke, gue ketemu junkyu di mall kemarin, jadi lupa sama janji gue."

Junkyu ? Ah doyoung ingat, seppupu Jeongwoo.

" Terus ?"

" Dia lagi belanja, terus gue nemenin dia belanja sama jalan, terus abis itu nganterin dia pulang ." Suaranya sedikit melemah di akhir kata.

Doyoung terkejut, gara - gara pria itu, haruto sampai lupa dengan janji nya. Tapi disisi lain haruto juga salah. Jadi ia tak bisa hanya menyalahkan junkyu saja.

" Pulang jam berapa ?"

" Malem, pas gue terkahir nelpon lu, kemarin hp gue silent jadi gak denger ada telpon ataupun notif chat."

" Astaga harutoo."

" Maaf Doy, maafin ya ."

" Niatnya aku mau maafin kamu sekarang, tapi denger penjelasan kamu, bikin aku tambah kesel tau gak ."

" Maaf Doy, jangan diemin gue lagi pliss."

" Tau ah, jangan ngomong sama aku."

" Doy ahh lu mah."

Doyoung tak menghiraukan lelaki didepannya itu, ia fokus pada makanannya.

Dan haruto ? Ia sibuk merengek kepada doyoung untuk tidak mendiami nya lagi, cukup hari ini saja, tidak di hari lain.























Hayoo loh, haruto, matanya si, liat yang bening dikit langsung lupa segalanya.

TBC ==>

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang