Halaman ke 25 ✨

524 51 6
                                    


Acara selesai, sekarang pukul sepuluh malam, mereka baru selesai makan malam, karena terlalu sibuk, mereka belum sempat makan banyak.

" Gimana buat acara pelulusan bulan depan ? Gak ada yang perlu diurus lagi kan ? Haruto doyoung?" Tanya papa.

Saat ini mereka masih berada di meja makan, dan yah, haruto dan doyoung sebentar lagi akan pelulusan.

" Udah pa, gak ada yang perlu diurus lagi." Jawab dia anak Adam tersebut.

Papa mengangguk dan tersenyum.

" Syukur lah, doyoung nginep disini aja ya? Udah malem juga." Tawar papa.

" Iya sayang, nanti tidur nya bareng haruto aja." Timpal sang mamah.

Doyoung tak enak sebenarnya, tapi menolak juga tak enak, jadi doyoung terima.

" Iya pa, mah, doyoung nginep di sini."

" Oke, biasain, siapa tau nanti jadi anggota keluarga ini beneran, iya kan pa ?" Mamah terkekeh bertanya pada sang suami.

" Iyaa mah, yaudah sekarang kalian naik, jangan begadang." Titah sang papa.

Keduanya bertatapan bingung, apa maksud sang mamah?

Anggota keluarga beneran ?

" Aku bakal diangkat jadi anak nih ceritanya?" Batin doyoung.

" Kalo gitu, papa mau ke depan sebentar."

" Iya pa."

Setelah kepergian sang papa, doyoung berniat membantu wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu nya sendiri.

"Mah doyoung bantu ya."

" Loh, udah gak usah, kamu istirahat aja sama haruto."

" Kalo gitu doyoung bantu bawain aja ya?"

" Yaudah boleh."

Selesai membantu, doyoung menyusul haruto ke atas ke kamarnya.







Saat masuk ke kamar, di dalam sepi, ternyata sang pemilik kamar sedang berada di kamar mandi.

Doyoung berjalan ke arah balkon, memandang pemandangan perumahan tempatnya tinggal, terlihat rumah-rumah tinggi dan mewah dari atas sini.

" Doy!"

" Astaga haruuu! Ihh ngagetin tau."

" Hahaha lagian kok ngelamun, mikirin apa ?"

Haruto berdiri disamping sahabatnya itu.

" Gak kok, iseng aja liat pemandangan tempat tinggal kita, gak kerasa ya, dari kecil sampai sebesar ini, kita masih bersama, lingkungan juga gak terlalu banyak yang berubah, hanya mungkin, beberapa teman sebaya kita yang sedikit bertambah." Ucap doyoung panjang lebar.

Haruto mendekat dan merangkul sahabat manis nya itu. Haruto pun merasakan apa yang doyoung rasakan.

" Ya, gue juga mikir gitu Doy, kita udah tau satu sama lain, meskipun itu hal kecil sekalipun, tetep kayak gini ya, kalo ada apa-apa cerita, gue bakal kasih solusi sebisa gue."

" Kamu salah, kamu gak tau aku sepenuhnya, perasaan, kamu gak tau itu Haruu." Batinnya.

" Iyaa, makasih haruto." Ucap doyoung.

" Kalo gitu, tidur Doy, udah malem ini, jangan begadang kata papa juga."

" Kamu emang mau tidur jam segini?"

" Hehee.. nanti lah Doy, baru jam sebelas, kalo mau duluan gapapa."

" Yeuh, yaudah aku mau duluan, udah ngantuk banget ini, jangan malem-malem tidurnya."

Doyoung berbalik menuju kasur, rasa kantuk sudah menyerang, ia tak kuat, setelah bersih-bersih, doyoung langsung menaiki kasur dan masuk ke dalam selimut yang hangat, dan pergi tidur.

Sementara haruto, lelaki Jepang itu tengah duduk di balkon, ditemani secangkir susu coklat hangat.

Saat melihat ke belakang, dan menatap sahabatnya yang sudah tertidur pulas.

" Semoga lu dapet pasangan yang setia dan sayang banget sama lu Doy, lu orang yang baik banget, sifat dan sikap lu bikin siapapun yang Deket sama lu nyaman, tenang kalau ada yang nyakitin lu, gue maju paling depan." Monolog nya.

Kembali menatap langit hitam di hiasi bintang gemerlapan.

Saat sedang menikmati langit malam, haruto teringat sang pacar, ia janji akan menelpon ya balik ketika acara sudah selesai.

" Junkyu udah tidur belum ya jam segini? " Tanya nya pada diri sendiri, kemudian mulai mendial no junkyu.

Dua menit, tiga menit, masih berdering, dan di menit ke empat, tersambung, haruto tersenyum.

" Halo sayang?"

" Eum?"

" Kamu udah tidur ya ?"

" Ini jam berapa Haru?"

" Iya maaf, acara nya baru selesai, maaf aku ganggu tidur kamu ya, kalo gitu lanjut tidur lagi aja gapapa sayang, kasian."

" Kamu gak mau ngobrol sama aku ya ? Kalo kamu ganggu, dari awal udah gak aku angkat."

" Iya maaf sayang, dududuu pasti lucu gemes banget kalo kamu udah tidur tuh, pengen aku unyel-unyel pipi bakpao nya."

" Makanya sini, aku sendiri di rumah."

" Ini udah malem banget sayang, aku gak di bolehin, apalagi baru ada acara."

" Makanya bawa aku kerumah, biar apa-apa aku yang ngomong, pasti nanti diizinin."

Haruto menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Selalu hal itu yang dibahas.

" Sabar ya sayang."

"Hmm."

" Jadi ada cerita apa hari ini? Aku siap dengerin ."

" Oh iya, aku pergi ke rumah temen aku, dirumahnya banyak banget kucing sama dua anjing, lucu lucu tauu ih." Junkyu bercerita dengan semangat, meskipun dalam keadaan ngantuk.

Haruto terkekeh senang mendengar pacarnya menceritakan hal seru.

" Wah, pasti pada lucu lucu ya, kamu mau ?"

" Hm? Mau apa ?"

" Kucing atau anjing ? Buat temen kalo misalnya dirumah sendirian kayak sekarang."

" Boleh?"

" Boleh dong sayang, nanti kita ke petshop nyari kucing.."

" Makasihh sayangnya akuu, oh iya kamu kenapa belum tidur jam segini? Ini udah malem tau."

" Aku belum denger suara kamu, jadi gak bisa tidur, karena sekarang udah denger, jadi kamu harus tanggung jawab!"

" Loh kenapa ?"

" Aku jadi rindu, padahal kata dilan, rindu itu berat."

Dari sebrang sana, junkyu sedang tertawa mendengar hal yang keluar dari mulut pacarnya itu. " Makanya sini, jadi sebagai penebus rindu, aku nyanyiin ya ?"

" Boleh banget sayang, bentar aku pindah ke kasur dulu."

Haruto naik ke atas kasur dan masuk ke dalam selimut, disampingnya terlihat doyoung sudah pulas tertidur.

Kemudian junkyu mulai bernyanyi, membuat haruto mengantuk dan berakhir tertidur, sedangkan di sebrang sana, terkekeh gemas, karena tahu pacarnya pasti sudah tidur nyenyak, junkyu mematikan panggilan tersebut dan lanjut tidur.

















TBC==>

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang