Halaman ke 35 ✨

524 44 10
                                    







Beberapa bulan kemudian, semenjak kepulangan haruto dan junkyu dari pantai, haruto berniat menjalani hubungan yang lebih serius kedepannya bersama junkyu, dua keluarga sudah setuju, tinggal menentukan tanggal yang pas, dan mengurus segala macam untuk acara nikahan.

Dan kini haruto tengah berada di rumah sahabatnya, untuk membicarakan tentang rencananya bersama sang pacar.

Di sisi lain doyoung senang dong tentu saja, namun di sisi lain juga, ia merasa sedih.

" Lu harus tampil ganteng, manis, nanti bunga nya gak bakal gue lempar ke tamu yang datang, langsung kasih ke lu, karena lu sahabat yang paling gue sayang." Ucap haruto.

Doyoung mengangguk dan tersenyum.

" Iyaa, semoga lancar ya acara nya, aku usahain Dateng."

" Loh, kok usahain si, harus dateng dong, sekalian ajak laki lu."

Mengusap perut nya. " Iyaa iyaa aku dateng, bawel."

Haruto menepuk pundak doyoung pelan. " Nah bagus, harus pokoknya."

" Kenapa si, lu laper? Makan dulu sana, nanti maagh" lanjutnya.

Haruto melihat doyoung mengusap perut nya, dia kira sahabatnya itu lapar.

Doyoung langsung melepaskan usapan nya. "A-ah, nggak kok, kalo gitu aku mau ke atas dulu."

" Iyaa."

Haruto menatap kepergian doyoung, kemudian lanjut menonton sembari bermain game di handphone nya.














" Sebentar lagi haruto bakal nikah sama pacarnya, hahh." Ucapnya di akhiri dengan helaan nafas berat.

" Sayang, gapapa ya kamu ada papi disini, ayah kamu belum tau kalau ada malaikat kecil di perut papi."

Sembari mengusap perut nya doyoung bermonolog. Memandangi cermin didepannya, melihat perubahan perut nya yang sudah sedikit terlihat menonjol, namun masih bisa ditutupi oleh Hoodie atau pakaian yang over size.

Haruto awalnya merasa aneh, kenapa sahabatnya sekarang lebih suka memakai pakaian besar, namun doyoung berkilah, akhir-akhir ini dirinya menyukai pakaian yang besar-besar. Haruto percaya.

Dan ketika haruto melihat perubahan tubuh doyoung pun merasa, apakah sahabatnya itu gemukan, karena pipi nya terlihat sedikit lebih chubby, dan porsi makan nya pun meningkat. Namun setiap alasan yang diberikan doyoung, haruto percaya-percaya saja.

" Udah tiga Minggu kamu hidup di sini, nanti kalau kamu udah keluar, jangan sedih ya kalau cuma ada papi disini, tapi meskipun begitu ada papah hyujin, dia juga sayang sama kamu sama kayak papi."

Satu fakta lagi, doyoung dan hyujin sudah menjalin hubungan kurang lebih 1 bulan, doyoung sudah memikirkan hal tersebut dengan matang, dan karena hyujin sering mengajaknya jalan, membuatnya merasa nyaman, lama kelamaan tumbuh rasa suka, dan kini ia akan coba menjalani hubungan ini mengikuti alur.

Semua perjuangan yang hyujin lakukan berbuah manis.

Dan soal kehamilannya, hyujin sudah mengetahuinya ketika kehamilan doyoung menginjak satu minggu, karena semenjak doyoung berpacaran dengan hyujin, ia janji tidak akan menyembunyikan apapun dari lelaki itu, begitu pun sebaliknya. Hyujin tentu marah mendengar cerita yang keluar dari mulut pacarnya ini. Tega sekali ayah dari anak yang di kandung doyoung tak mengingat nya sama sekali.

Namun hyujin berjanji, akan merahasiakan dan menerima anak itu yang kini ia anggap sebagai anak nya sendiri. Saat hyujin ingin menemui haruto dan memberi pelajaran serta memberitahukan hal tersebut, doyoung menahannya, dan memintanya tak usah melakukan hal tersebut, ia tak mau haruto dan keluarga tahu, atau acara yang selama ini haruto impikan, akan hancur olehnya.

Haruto juga sudah tahu kalau sahabatnya itu menjalin hubungan dengan teman sekelasnya. Meski tak terima di awal, namun haruto mulai percaya dan mengizinkan doyoung bersama lelaki itu.

Saat sedang asyik melamun, handphone nya bergetar, saat di lihat ada panggilan video call dari hyujin. Doyoung tersenyum dan langsung mengangkat nya.

" Haloo selamat pagi anak papah." Ucap hyujin.

Doyoung mengarah kan kamera ke perut nya. Dan kembali ke muka nya.

" Selamat pagi juga papah, tapi kenapa cuma anaknya aja yang disapa? "

" Aigoo, papi nya cemburu? Hahaha kalo gitu selamat pagi sayang."

Doyoung terkekeh. " Selamat pagi juga."

" Udah di makan sarapan yang aku kirim tadi pagi?"

" Udah kok, baby nya juga suka, jadi makanannya langsung habis."

Hyujin tertawa gemas. " Bagus dong, gapapa biar sehat baby sama papi nya."

" Kamu masih di kantor?"

" Iya sayang ini baru bangun, aku lembur semalam, mau pulang juga keburu capek, jadi aku nginep di kantor."

" Aku kan udah bilang, kalo lembur jangan sampe malem banget."

" Iya iyaa maaf, nak papah di marahin sama papi kamu." Hyujin mengadu dan merengek seperti anak kecil.

Doyoung tertawa. " Dih, biarin ya sayang, papah kamu emang nakal, jadi harus di marahin."

Udah kayak keluarga bahagia ya kan.

" Gak sia-sia perjuangan lu jin :) " -author

Lalu bagaimana dengan Arumi? Arumi hanya mengetahui kalau hyujin dan doyoung pacaran, kalau soal kehamilan doyoung, teman nya itu belum tahu.















Haruto menyusul doyoung ke kamar nya, karena ia bosan di bawah sendiri, eit haruto gak bakalan macem-macem kok.

" Haruu? Kenapa ke atas?"

" Bosen lah, dibawah sendiri, niat mau nonton tv, tapi malah tv yang nonton gue, mau nelpon junkyu, dia lagi sibuk, jadi gue ke atas."

Doyoung mengangguk " oh, iya iya."

" Lagi ngobrol sama pacar lu?"

" Barusan selesai, cuma sebentar, soalnya dia lagi istirahat."

" Lembur lagi pasti?"

" Biasalah, kamu kan sekarang udah Deket sama hyujin, pasti tau."

" Diih, kalo bukan karena lu sahabat gue, mana mau gue Deket sama cowok sia-"

" Haruu, gak boleh ngomong gitu." Potong doyoung, ia tau hyujin dulu musuhan dengan Haruto, tapi sekarang hyujin adalah pacarnya, tentu doyoung agak tidak terima kalau haruto menyebut nya begitu.

" Hehee sorry Doy, masih kebawa masa lalu gue."

Doyoung tersenyum. " Gapapa."

" Gimana kerja lu ?"

" Aku? Puji syukur lancar, awalnya emang susah, tapi makin kesini, bisa di jalanin."

" Syukurlah."

Mereka pun ngobrol panjang, menceritakan masa-masa sekolah, dan sebagainya.














" gue pulang dulu ya."

" Iyaa Haruu, salam buat mamah ya, maaf udah jarang main."

" Santai, mamah tau lu sibuk di butik, jadi bisa di maklumi."

" Makasih, nanti deh aku sempetin main."

" Iyaa terserah lu, kapan bisa nya aja, jangan dipaksa, kecapean nanti."

" Iyaa."

Doyoung pun melihat haruto pulang menggunakan sepeda, sampai tak terlihat lagi baru ia kembali masuk ke dalam.

Siang ini, rencana nya doyoung akan ke butik, mengecek dan bantu-bantu sedikit.

Hyujin janji akan menjemputnya, dan mengantar nya kesana.

Akhir-akhir ini, entah bawaan hamil atau gimana, doyoung selalu ngantuk, alhasil, setelah beres-beres di ruang tv, ia kembali ke atas, untuk tidur sebentar.



















TBC==>

Tak bisa memilih [ HaruKyu X Harubby ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang