⋆༺ PROLOGUE ༻⋆

19.7K 1.1K 219
                                    

Follow sebelum membaca.

DON'T COPY MY STORY!
Plagiator dipersilakan meninggalkan
lapak ini, u're not invited.

hai! selamat datang di cerita baru bro!
cerita ini mungkin banyak mengandung unsur-unsur yang tidak pantas ditiru, jadi bijak dalam membaca. kalau kalian tidak suka sama karakter peran utamanya, kalian bisa tinggalkan cerita ini. bro dengan senang hati menerima masukan yang membangun ‹𝟹

terakhir, jangan lupa apresiasinya sayang. bukan hal sulit untuk menekan tombol bintang dan berkomentar. at least itu bakal bantu bro buat semangat menulis cerita.

happy reading darlings ˏˋ°•*
_____________________________________

Erangan kesakitan bersama bunyi tulang patah terdengar begitu merdu menembus indra pendengaran Jeaven. Ia menerbitkan seringai begitu berhasil membuat lawannya sengsara. Mata tajamnya itu bersinar seperti memancarkan laser kematian. Tepat pada seseorang yang sukses dipahat sempurna wajahnya dengan banyak luka memar dalam keadaan terkapar tak berdaya di lantai.

"Akhhh!"

Lawannya semakin meraung kesakitan ketika Jeaven sengaja menginjak tangan musuhnya dengan sepatunya. Tatapan membunuh Jeaven masih tergambar sempurna di mata tajamnya saat lawannya memohon ampun.

"Fuck. Asshole." Jeaven lantas berjongkok, tepat di hadapan pria cabul berhidung belang yang sudah terbaring lemas. "Wanna die?"

"B-biarin gue pergi. P-please," mohonnya ketakutan. "G-gue ga-gak mau mati."

Jeaven menyeringai kembali. "Oh. Kiddo. Let you go after what you did? C'mon, are you fucking kidding me?"

Badan lawannya gemetaran, saking takutnya."L-lalu apa yang mau... lo lakuin?"

"Habis nyentuh hal yang gak pantes buat lo sentuh, lo masih bisa nanya?" Tatapan Jeaven semakin menajam begitu pun suara cowok itu. "I must kill you, Bastard!"

Kepalan kuat tangannya mengirim hantaman keras ke wajah orang yang sudah babak belur itu. Tinjuan Jeaven sukses mengundang darah segar dari hidung lawannya keluar bahkan langsung tidak sadarkan diri setelahnya.

Senyuman puas tercipta di bibir Jeaven. Laki-laki itu lantas berdiri, berbalik badan hingga netranya menemukan cewek cantik dengan balutan mini off shoulder dress warna lavender penuh gliter dalam keadaan setengah sadar, tengah terbaring di atas ranjang hotel.

Cewek dalam kondisi mabuk serta pengaruh obat itu bertepuk tangan. Sangat heboh.

"Bravooo! Jeaven emang penyelamat!" soraknya sembari tersenyum lebar menatap Jeaven yang kini menatap cewek itu datar.

Jeaven melangkah mendekat menghampiri Delacey, melepaskan jaketnya lalu menutupi bahu telanjang cewek itu. Jeaven menghirup aroma menyengat alkohol dari tubuh gadis yang tiada henti tertawa dan bertepuk tangan seakan sedang menonton pertandingan sepak bola. Kesadaran Delacey sungguh menurun.

"Delly, ayo pulang," ucap Jeaven dingin sembari berusaha mengangkat tubuh Delacey.

"Jeaven...."

"Hm?"

"Sebenarnya... lo itu kemana pas ngilang?"

Jeaven yang sedang menggendong Delacey ala bridal style seketika berhenti di langkah ketiga begitu menerima pertanyaan Delacey. Jeaven diam. Tidak menanggapi pertanyaan itu.

DELACEY & HER GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang