mau delacey lanjut atau stop sampai di sini? ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________"Lo ngapain tiba-tiba nyuruh gue ke dapur?"
Delacey yang baru saja keluar dari kamar terkejut ketika Jeaven tiba-tiba menarik tangannya, membawanya turun menuju dapur. Cewek yang hanya mengenakan black crop top dan hot pants dengan aroma buah-buahan segar dari tubuhnya kini memandang heran cowok jangkung di sebelahnya.
"Cooking."
"Ngapain? Kan bisa minta pelayan buat bikinin."
"Kita masak bareng," sahut Jeaven. "Mewujudkan satu per satu wishlist lo."
Sesaat Delacey memandang bahan masakan yang tersedia di depan mata sembari memutar kelereng matanya. "I told you, forget that fucking wishlist. Lagian gue bikinnya waktu masih bocil. Gak diwujudin juga—"
"Masak juga bisa bikin pikiran lebih tenang," potong Jeaven. "Gue tau lo masih frustrasi tapi malam ini lupakan semuanya. Just pretend that all the things you worry about don't exist."
"Kalau bisa gitu mah, gue gak stress sampai sekarang.""Bisa." Jeaven menggenggam tangan Delacey. "Remember, I'm always by your side. There's nothing to be worry about."
Tatapan Delacey amat intens mengarah kepada Jeaven yang juga senantiasa memandangnya. Pikiran cewek itu teringat lagi dengan ucapan Jeaven di sekolah tadi siang. Lelaki itu mengakui bahwa dirinya adalah pacarnya."Satu lagi, gue bukan sepupu Delacey." Jeaven menegaskan kepada semuanya. "I'm her boyfriend. Sentuh dia berarti lo semua siap berhadapan sama gue."
"Kenapa tadi lo bilang gitu di sekolah?" Dahi Delacey mengerut dalam ketika dia menanyakan ktu. "Kenapa lo malah mengakui ke semua orang kalau gue pacar lo?"
"Supaya gak ada lagi yang berani macam-macam sama lo di sekolah dan...."
"Dan?"
"Gue mau tau semua orang kalau gue itu..." Jeaven memajukan bibirnya ke telinga Delacey. "Milik lo."
Alih-alih mengatakan jika Delacey adalah miliknya, Jeaven lebih memilih menyebutkan dirinya adalah milik Delacey.
"Satu-satunya," lanjut Jeaven dengan penuh penekanan.
Dan bagaimana mungkin jantung Delacey baik-baik saja ketika lelaki tampan itu mengucapkan mantra yang juga sukses menimbulkan semburat merah muda di pipinya.
Mencoba mengalihkan pembicaraan, Delacey segera melanjutkan ucapannya, "Te-terus apa yang lo bicarain tadi sama si Lucca?"
Satu sudut bibir Jeaven naik ke atas licik. "Entahlah."
"Lo gak berniat melakukan buruk ke dia 'kan?"
"Bukankah orang yang udah berani..."Jeaven menyentuh sehelai rambut Delacey. "Macam-macam sama kesayangan gue, harus dikasi pelajaran?"
Delacey menyeringai samar. "Tentu. Mau lo kasih pelajaran apa?"
"Matahin giginya atau hancurin mulutnya, misalnya," balas Jeaven setengah berbisik tajam dan Delacey tidak menganggap ucapan lelaki itu serius. "Well. Let's get started."
"Lo mau ngajak gue masak apa?"
"Just fucking simple food." Jeaven mulai mengambil sebilah pisau. Tanpa ragu lelaki itu langsung memotong dada ayam di hadapannya menjadi dua bagian. "Chicken teriyaki. What do you think?"
"Hum. Not really bad," sahut Delacey sembari menatap sekali lagi bahan masakan di hadapannya kemudian mengambil pisau satunya lagi. "Biar gue yang motong-motong brokolinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Romance❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...