1K nya dulu baru fast update! ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________"Mungkin gue bisa mempertimbangkan untuk memaklumi, memaafkan, dan memberikan lo kesempatan..." Delacey menyugar rambut tebalnya. "Setelah lo ceritakan semuanya, Jevy."
"Baiklah. Gue akan ceritakan semuanya. Setelah semua kegiatan ini kita lakukan."
Begitu respons Jeaven atas permintaan Delacey yang memintanya menjelaskan alasan tentang kepergian sebenarnya selama ini. Semula Delacey membantah keinginan Jeaven tetapi Jeaven sungguh berjanji menerangkan semuanya begitu mereka menghabiskan waktu hari ini bersama untuk menebus hal-hal yang selama ini Jeaven ingkari.
"Jika lo gak cerita, gue bakal bunuh lo dengan tangan gue sendiri." Adalah ancaman dari Delacey yang membuat Jeaven terkekeh. Bukannya menyeramkan, cewek itu justru terlihat menggemaskan.
Keduanya mulai menjelajahi wahana-wahana yang ada di taman hiburan yang tidak terlalu ramai karena hari ini bukan akhir pekan. Memandang setiap wahana tersebut justru membuat Delacey teringat betapa menyedihkannya kala itu, dan entah mengapa itu justru membuatnya kesal setiap mengingatnya.
Merasa Delacey sangat menjaga jarak dengan raut wajah masam, Jeaven hendak mendekati dan menggenggam tangan perempuan itu. Tetapi sebelum itu terjadi, seseorang yang melangkah amat tergesa muncul dari belakang tiba-tiba menabrak bahu Delacey hingga tubuhnya terdorong, nyaris jatuh. Untung saja tangan besar Jeaven dengan sigap menangkap Delacey sebelum perempuan itu tersungkur jatuh.
"Fucking dude!" teriak Jeaven setelah membantu Delacey menyeimbangkan kembali tubuhnya, ia mendekati cowok yang tadi menubruk Delacey, menarik kerah baju cowok itu dengan marah. "Lo... sengaja mau bikin cewek gue jatuh?!"
Delacey tersentak. Cewek gue?
Cowok yang digertak Jeaven langsung gelagapan, gemetaran ketakutan tatkala melihat betapa menyeramkan ekspresi serta tindakan Jeaven. "Ma-maaf... saya... saya sungguh ti-tidak bermaksud. Ma-maaf sekali...."
"Maaf yang tegas!" gertak Jeaven kejam.
"Maaf! Saya minta maaf!"
Melihat Jeaven demikian turut membuat Delacey takut, atmosfer cowok itu seketika mencekam. Delacey lalu memegang lengan Jeaven, mencoba mencegah sesuatu buruk terjadi. "Jev. Udah. Jangan bikin malu di sini. I'm totally fine."
Mendengarkan ucapan Delacey perlahan menurunkan tingkat ketajaman tatapan Jeaven. Jeaven melepaskan kerah baju cowok asing itu, menggertak untuk kali terakhir, "Watch your eyes when walking! You idiot!"
Cowok itu langsung lari terbirit-birit setelah dibebaskan dari kejadian yang cukup menyita perhatian beberapa pengunjung kebetulan berjalan di sekitar mereka.
Jeaven menatap Delacey cemas. "Are you really okay, sweetie?"
"Gue baik-baik aja," sahut Delacey dengan dahi mengerut. "Seharusnya lo gak perlu bertindak berlebihan kayak tadi. What's with you? Kayaknya lo gak bisa mengendalikan diri akhir akhir ini. Ternyata lo cepat emosi juga orangnya."
Jeaven menghela berat napasnya. "Gue hanya... sangat mencemaskan lo. I don't want you to get hurt, Lady."
Delacey terbelalak kaget ketika tangan Jeaven tanpa peringatan menyentuh tangannya, menggengam amat erat bahkan sedikit menarik Delacey agar tidak ada jarak di antara mereka. Belum sempat Delacey protes, Jeaven sudah lebih dulu melontarkan kalimat yang sanggup membuat pipi Delacey merona.
"Never let go of my hand," kata Jeaven, "Ini adalah salah satu cara gue melindungi lo dari bahaya, Delly."
Delacey tertegun. Tidak menanggapi perkataan tulus dari lelaki yang senantiasa menggenggam tangannya ketika mereka berjalan. Delacey hanya diam tetapi tidak membantah, membiarkannya melangkah sembari mengaitkan tangan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Romance❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...