saya bersumpah tidak akan menjadi
siders ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________Pertikaian brutal antara Jeaven dan Oscar membuat keduanya berakhir di ruang kesiswaan. Jeaven akhirnya berhenti ketika sadar dari kemurkaan tak terkendali setelah salah satu guru olahraga menghentikan. Jeaven tidak pernah menyangka ia akan mengunjungi ruangan itu. Padahal ia sudah berjanji kepada Papa Delacey tidak akan membiarkan Delacey membuat masalah lagi, tapi justru Jeaven yang sekarang menjadi pelaku kasus kekerasan.
Ruangan itu menjadi mencekam ketika Jeaven menjelaskan kronologi perkelahian kepada Mr. Garet tetapi Oscar mengamuk lagi, tidak terima Jeaven menyalahkannya sebagai pemicu pertikaian beradu fisik itu.
"Gue gak bakal lakuin hal kayak tadi kalau seandainya lo gak berusaha ikut campur dan hancurin hidup gue!" berontak Oscar yang sudah babak belur akibat serangan Jeaven.
"Gue gak bakal mukul pecundang kayak lo seandainya lo gak nyentuh Delly," balas Jeaven tenang tanpa menoleh sedikit pun ke arah Oscar yang kini menatapnya geram.
"Lo..." Oscar mengerang kesakitan disela-sela ucapannya. "Lo harus tanggung jawab atas apa yang lo lakuin ke gue, termasuk yang sekarang, dasar brengsek!"
"Lo pantas menerima semuanya," balas Jeaven dingin.
Mr. Garet segera menengahi sebelum keributan kembali terpancing di antara keduanya. Mr. Garet tidak membela siapapun, beliau tetap menyalahkan keduanya dan memberikan hukuman setimpal yaitu diskors selama tiga hari. Oscar awalnya protes karena merasa dirinya korban tetapi Mr. Garet tiba-tiba membentak sukses membungkamkannya.
"Saya tidak peduli apapun alasannya, kalian dilarang melakukan kekerasan selama di sekolah. Terutama Jeaven, kamu baru beberapa hari di sini tapi sudah membuat masalah. Saya sudah tahu apa alasan kamu bersekolah di sini dan seharusnya kamu malu untuk itu. Jangan sampai saya melihat kalian berdua bertengkar lagi."
Adalah ucapan terakhir Mr. Garet sebelum menyuruh kedua siswanya itu keluar. Oscar tidak kembali ke kelas atau menikmati jam istirahat yang masih berlangsung, lelaki itu memutuskan pergi meninggalkan sekolah dengan perasaan penuh kemarahan dan dendam serta rasa sakit di sekujur tubuh karena pukulan dari Jeaven.
"Si bangsat itu!"
Sementara Jeaven, lelaki itu ditarik oleh Delacey yang sedari tadi menunggu di depan pintu ruangan kesiswaan untuk dibawa ke ruangan kesehatan sekolah. Padahal ada dokter khusus di sana tapi Delacey lebih memilih menjadi relawan untuk menyembuhkan goresan-goresan luka yang ada di wajah Jeaven karena perkelahian tadi.
Melihat Delacey khawatir sukses membuat Jeaven terkekeh lembut. Itu adalah kali pertama Jeaven melihat Delacey mencemaskannya.
"Apa yang Mr. Garet bilang?" tanya Delacey mulai membuka kotak pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi obat-obatan dan peralatan menyembuhkan luka.
Alih-alih merespons, Jeaven justru terfokus kepada cewek yang tengah mengobatinya. Tatapan Jeaven amat intens memandangi wajah Deacey hingga terlontar satu kata dari bibirnya, "Cantik."
"Hah?" Delacey yang kini membersihkan luka di wajah Jeaven dengan kapas berisi alkohol khusus itu bingung. "Dia bilang lo cantik?"
"Gue bilang, lo cantik."
"Dih." Delacey berdecak. "Gue serius."
Jeaven tersenyum. "Dia bilang makasih."
"Makasih?"
"Makasih karena udah membasmi bajingan yang coba ganggu perempuan cantik ini," sahut Jeaven disusul cengiran samar.
"Babi! Gue serius!" Karena salah tingkah, Delacey menekan keras bagian luka di wajah cowok itu hingga Jeaven meringis kesakitan. Delacey tersenyak kaget. "Eh? Sakit? Don't playing around with me!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Roman d'amour❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...