⋆༺ 17 - I LOVE KISSES!

6.8K 553 1K
                                    

ayo bantu ramaikan biar bro semakin semangat, trims! komentar yang banyak dan jangan lupa share cerita ini! ·˚₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________

"Lo udah berani nyentuh cewek gue, berarti lo siap mati sekarang, Keparat bangsat."

Dan Brent telah menemui ajalnya.

Sebab sekarang ia sedang berhadapan dengan dewa kematian.

"Gerbang neraka siap terbuka."

Brent mendelik kaget. "Ce-cewek lo? Gak usah bohong! Dia... dia cewek gue! Gak usah ikut campur! Gue cuma mau seneng-seneng sama cewek gue! Pergi lo bajingan!"

Rahang Jeaven semakin mengetat. "Gue semakin yakin..."

"Y-yakin apa?!"

"Yakin buat bunuh lo."

Tanpa berpikir panjang, Jeaven langsung menyerang lelaki cabul bertelanjang dada dengan pukulan mautnya. Meninju wajah mesum itu bertubi-tubi hingga sudut bibir Brent mengeluarkan darah segar.

Brent ingin sekali membalas pukulan, tapi Jeaven sangatlah kuat. Bahkan menghalangi perlawanannya sehingga tidak memberikan kesempatan untuk meninju Jeaven. Sampai pada akhirnya yang mampu Brent lakukan adalah, "To-tolong! Siapapun di luar tolong! Ada... ada... ADA MANUSIA GILA YANG MELAKUKAN KEKERASAN DI—"

Teriakan Brent langsung berhenti karena mulutnya sudah lebih dulu dihajar kembali oleh kepalan tangan keras Jeaven. Seperti kemasukan iblis, Jeaven menyerang cowok sialan yang berusaha melecehkan Delacey dengan membabi buta. Mana mungkin ia membiarkan manusia sampah seperti itu hidup begitu saja. Jeaven terus memukul secara brutal, membiarkan lawannya merintih berkali-kali hingga tumbang.

Erangan kesakitan bersama bunyi tulang patah terdengar begitu merdu menembus indra pendengaran Jeaven. Ia menerbitkan seringai begitu berhasil membuat lawannya sengsara. Mata tajamnya itu bersinar seperti memancarkan laser kematian. Tepat pada seseorang yang sukses dipahat sempurna wajahnya dengan banyak luka memar dalam keadaan terkapar tak berdaya di lantai.

"Akhhh!"

Lawannya semakin meraung kesakitan ketika Jeaven sengaja menginjak tangan musuhnya dengan sepatunya. Tatapan membunuh Jeaven masih tergambar sempurna di mata tajamnya saat lawannya memohon ampun.

"Fuck. Asshole." Jeaven lantas berjongkok, tepat di hadapan pria cabul berhidung belang yang sudah terbaring lemas. "Wanna die?"

"B-biarin gue pergi. P-please," mohonnya ketakutan. "G-gue ga-gak mau mati."

Jeaven menyeringai kembali. "Oh. Kiddo. Let you go after what you did? C'mon, are you fucking kidding me?"

Badan lawannya gemetaran, saking takutnya."L-lalu apa yang mau... lo lakuin?"

"Habis nyentuh hal yang gak pantes buat lo sentuh, lo masih bisa nanya?" Tatapan Jeaven semakin menajam begitu pun suara cowok itu. "I must kill you, Bastard!"

Kepalan kuat tangannya mengirim hantaman keras ke wajah orang yang sudah babak belur itu. Tinjuan Jeaven sukses mengundang darah segar dari hidung lawannya keluar bahkan langsung tidak sadarkan diri setelahnya.

Senyuman puas tercipta di bibir Jeaven. Laki-laki itu lantas berdiri, berbalik badan hingga netranya menemukan cewek cantik dengan balutan mini off shoulder dress warna lavender penuh gliter dalam keadaan setengah sadar, tengah terbaring di atas ranjang hotel.

Cewek dalam kondisi mabuk serta pengaruh obat itu bertepuk tangan. Sangat heboh.

"Bravooo! Jeaven emang penyelamat!" soraknya sembari tersenyum lebar menatap Jeaven yang kini menatap cewek itu datar.

DELACEY & HER GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang