plis jangan siders, apresiasi dari kalian dari sumber semangat bro :( ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________Sebelum bedebah—yang Jeaven pukul habis-habisan semalam karena berusaha memerkosa Delacey—itu bangun, Jeaven sudah lebih dulu mendatangi hotel kemarin bersama polisi setelah melaporkan kasus pelecahan seksual. Dengan rekaman CCTV terpasang di lorong hotel—memperlihatkan Brent menuntun Delacey dalam keadaan mabuk yang mencoba melepaskan diri— menjadi bukti dan semakin kuat karena ditemukan obat perangsang di saku celana Brent.
Selain itu, Jeaven juga mendandani dirinya dengan memar palsu supaya terlihat seperti sedang mengalami kekerasan sehingga ia bisa memberikan keterangan bahwa ia juga korban. Dan luka yang Brent terima adalah hasil perlawanan untuk menolong Delacey. Padahal kenyataannya, Brent sama sekali tidak diberi kesempatan melawan. Jeaven juga mengatakan bahwa perempuan yang hendak diperkosa Brent adalah pacarnya.
Jeaven sungguh licik. Tapi ia tidak akan melakukan semua ini, seandainya si berengsek itu tidak bertindak keterlaluan.
Brent bangun-bangun terkejut mendapati dirinya sudah dikerumuni polisi yang tiba-tiba memborgol dan menariknya pergi ke tempat seharusnya. Pria itu memberontak protes tidak terima, bahkan tulangnya dibuat patah oleh Jeaven tapi polisi tidak menghiraukan dan tetap menginterogasi Brent meskipun pria itu terluka parah.
"Gila." Delacey tercengang sambil berdecak kagum mendengarkan penjelasan laki-laki yang sedang mengemudi mobil, membawa mereka ke sekolah. "I didn't expect it kalau lo ternyata punya pemikiran licik. Sungguh, gak kayak Jeaven yang pernah gue kenal."
Jeaven yang sedang menyetir mendesah tipis. "Apapun akan gue lakuin kalau ada bajingan yang berani melecehkan, melukai, dan menyakiti lo, Delly."
"Terus polisi gak nuntut gue gitu sebagai korban buat jadi saksi?" tanya Delacey yang langsung dijawab Jeaven, "Ada sih, tapi gue bilang kalau lo masih sakit karena trauma."
"Dan polisi terima gitu aja dan berpihak sama lo? Hm..." Delacey mengerutkan dahi curiga. "Lo pasti nyuap polisi 'kan? Berapa yang lo keluarin? Atau jangan-jangan lo punya orang dalam? Pantesan aja waktu kejadian perampokan di kafe malam itu, polisi tiba-tiba udah ada di luar!"
Jeaven hanya diam tidak menanggapi. Entah membenarkan pemikiran Delacey atau ragu untuk menyahut kebenarannya.
Delacey mendesah. "Tapi apapun itu... gue seneng kalau bajingan itu dapat ganjaran atas perbuatan kotornya." Tatapannya mengarah kepada Jeaven, ia menarik tersenyum tipis. "Thanks."Jeaven menoleh sekejap. "Anything for you, Lady."
Setelah itu tidak ada banyak dialog yang mereka lontarkan selama perjalanan sampai Delacey mendengus. "Tuh 'kan! Apa gue bilang kalau kita itu udah telat!" decaknya ketika melihat gerbang besar sekolah elite itu sudah ditutup. "Berhenti-berhenti!"
Jeaven mengerutkan dahi ketika Delacey memintanya berhenti lantas menepi ke pinggir. "Kenapa?"
"Parkirin mobil lo di garasi langganan gue." Kerutan dahi Jeaven semakin tebal membuat Delacey mengembuskan napas jengkel. "Lo gak usah sok polos deh. Lo pasti paham sama apa yang gue pikirin."
"Gak," bantah Jeaven. "Kita masuk kayak biasa. Biar gue yang nanggung hukuman lo jadi lo gak perlu khawatir."
"Gak," tolak Delacey keras kepala. "Gue gak takut dihukum dan gue gak mau lo dihukum. I just wanna have a little fun."
Satu alis Jeaven naik. "So?"
"Lo bilang tadi anything for me 'kan?"Delacey menarik satu sudut bibir ke atas. "Kalau gitu ikutin perintah gue kali ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Romansa❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...