⋆༺ 15 - BLACK TULIPS

4.5K 485 1K
                                    

cerita ini bakal lanjut tergantung antusias kalian yaa, kalau udah dikit peminat bro bakal stop dan lanjut di cerita baru ·˚₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________

Agatha: baby, how do u feel right now? can i go to ur place? please text me if u feel better:( i'm really worried about u. take ur time, trust me, everything gonna be fineee! but anyway, congratulations on breaking up. i know, oscar is dick, he doesn't deserve u baby, hope u realize it soon and wish that jerk gets his fuckin karma and u find the better one. be patient yaaa! loveee u always, sayang >3

Bukan pesan manis Agatha—yang lumayan menghibur hati—membuat Delacey segera mengganti piyama menjadi mini off shoulder dress warna lavender penuh gliter sekarang melekat di tubuh rampingnya, serta make up tipis yang sukses menutupi wajah pucat tak bergairahnya. Melainkan pesan lain dari Agatha dan Larissa.

Larissa: D! like hell!! OH MY GOODNESS!!!
gue sama agatha lagi di kafe langganan kita buat beliin lo some of sweet cookies, cause we planning to go to ur home, but u know what we found?

Agatha: kita liat oscar najis itu sama tante girangnya di sini! fuck, ewh. disgusting. shall we teach them a lesson, baby? gue greget pengen jambak rambut merah tante" jablay itu.

Delacey: don't act up, girls. im on my way.

Delacey memutuskan untuk menemui dan mengetahui tentang wanita tua yang menjadi selingkuhan Oscar. Dalam kasus ini, wanita itu juga salah besar. Dan Delacey tidak akan membiarkan orang yang menyakitinya, lepas tanpa ia beri pelajaran.

"Mau ke mana?"

Adalah pertanyaan dari Jeaven begitu melihat Delacey sudah berpenampilan cantik keluar dari kamar. Lagi-lagi, Jeaven menjadi penghalang untuk pergi dengan mudah. Akan selalu begitu.

Sekilas, Delacey memandang Jeaven intens. Teringat kembali dengan masa lalu mereka yang semula sangat indah tetapi berakhir menyedihkan. Delacey meringis samar, berusaha menyingkirkan kilas balik yang terekam seperti cuplikan film di kepalanya.

"Bukan urusan lo."

Delacey akan tetap berusaha dingin kepada Jeaven. Ia tidak ingin pertahanannya goyah hanya karena sikap peduli laki-laki itu. Ia berupaya tetap benci. Bagaimana pun juga, semua ini tidak akan terjadi seandainya Jeaven tidak pernah meninggalkannya.

Begitu lah Delacey, selalu menyalahkan orang lain atas rasa sakitnya. Setidaknya itu membuatnya tak terlalu membenci dirinya sendiri sehingga tidak membuatnya jadi semakin menyedihkan.

Langkah Delacey terhenti begitu tangannya ditahan oleh tangan besar Jeaven. Entah sudah berapa kali Jeaven melakukannya.

"Biarin gue pergi," dengus Delacey. "Jangan halangin gue."

"Gue anter," sahut Jeaven bersama tatapan mata yang tidak lepas dari perempuan di depannya.

Semula Delacey terpaku. Sampai cewek itu melepaskan tangannya dari tahanan Jeaven secara kasar. Sedikit melotot saat menatap cowok jenjang itu. "I said, that is none of your business!" Intonasinya tinggi sebab perasaan Delacey masih kacau, sehingga ia merasa lebih sensitif dari sebelumnya.

"My business."

Mata Delacey memicing, disusul kekehan hambar. "Puas? Ini yang lo mau 'kan?"

Jeaven mengernyit. "Apa?"

"Congrats. Lo udah buktikan kalau Oscar itu son of a bitch and yeah, gue akhirnya putus sama si brengsek itu sesuai yang lo pengen. Tapi bukan berarti lo lebih baik darinya. I'm in deep shit. Get out of my life, Mr. Vegaxon!"

DELACEY & HER GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang