apresiasi dari kalian sangat dibutuhkan dalam kelancaran cerita ini. udah gede, belajar saling menghargai yuk! ·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳
________________________________Three years ago
"Jev! Jevy! Tunggu!"
Begitu turun dari mobil mewah yang baru saja mengantarnya, perempuan berusia 14 tahun yang mengenakan seragam sekolah–kemeja dilapisi vest merah motif plaid, rok senada hanya tidak berpola kotak-kotak, serta dasi kupu-kupu, dan sepatu docmart—berlari memasuki sekolahnya, mengejar lelaki tinggi memakai seragam yang sama karena satu sekolah tentunya.
Perempuan itu, Delacey, saat itu ia masih duduk di bangku kelas sembilan di salah satu sekolah swasta ternama yang posisinya tidak jauh dari rumah. Hanya butuh kurang dari lima menit untuk sampai tapi Delacey tetap diantar oleh sopir pribadinya.
"Ihhh! Lo denger gue gak sih? Gue bilang tungguin!" decak Delacey ketika berhasil menyamakan langkahnya dengan lelaki yang sibuk ia kejar sedari tadi.
"Ya?" Lelaki itu melepaskan AirPods yang menyumpal telinga, menatap cewek yang lebih pendek darinya sehingga ia harus setengah menunduk. "Lo ngomong apa tadi? Gak denger, sorry," ujarnya dingin.
Delacey mendengus jengkel. "Jadi daritadi gue teriak, gak lo dengerin? Jahat!"
"Ada apa, Delacey?"
"Ih! Kok nada ngomongnya males gitu sih! Gak niat yang berbincang sama gue? Apa kurangnya gue coba! Udah cantik, putih, perhatian! Perfect banget!" Delacey lantas mengerucutkan bibir sembari berkacak pinggang ketika menatap Jeaven kesal.
Jeaven mendesah berat. "Salah minum pil kayanya nih orang," gumamnya samar.
"Apa?! What did you just say, Jevy?!"
"Nothing," sahut Jeaven menggelengkan kepala pelan. "Bentar lagi bel, gue ada pembinaan buat kompetisi fisika."
"Nah! Karena itu Delly bawain sesuatu buat lo biar tambah semangat!" balas Delacey disertai mata berbinar. Dengan semangat, perempuan itu mengeluarkan sesuatu dari ransel merah mudah menggemaskannya. Begitu toples kaca berisi cookies itu keluar, Delacey langsung memberikannya kepada Jeaven. "Tara! Cookies buatan Delly khusus untuk Jevy biar semangat belajar!"
Jeaven cukup terkejut melihat bentuk biskuit pemberian Delacey.
"Ini... lo?" heran Jeaven.
"Heh!"
"Maksud gue ini buatan lo?"
Delacey mengangguk semangat. "Iya! Gue belajar bikin cookies demi lo! Babi itu lucu dan menggemaskan, jadinya gue keinget sama lo. Makanya gue bikinin cookies bentuk ini!" jelasnya dengan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELACEY & HER GUARDIAN
Roman d'amour❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞ ❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞ Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya. ❝ As you wish, My Lady. ❞ ••• Seolah tertelan semesta be...