7 | terang-terangan di abaikan

322 79 1
                                    

Memang lebih baik tidak mengetahui sama sekali, ketimbang mengetahui sebuah fakta yang justru semakin membuat keadaan begitu mengerikan. Setelah mendapatkan kabar tentang hasil lab milik Sayan, dengan segala keberaniannya Ragasa mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya.

Dia sendiri tidak sanggup untuk mengatakannya, hatinya hancur berkeping-keping. Rasanya dia sudah kehilangan pertahanannya sendiri karena semua harapan tidak menghasilkan apapun.

Ragasa mungkin berharap Sayan tidak kenapa-kenapa tapi kenyataannya justru jauh berbeda.

"Aku memang enggak pernah takut sama hasilnya nanti, tapi entah kenapa perasaanku jadi berbeda seperti ini," ucap Sayan tersenyum tipis mencoba menatap Ragasa ragu-ragu.

Kemudian Ragasa memeluk tubuhnya dengan erat, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Semua orang pun akan bereaksi serupa jika ada di posisi Sayan dan Ragasa. Diagnosis itu benar-benar dikatakan positif, Sayan mengidap penyakit aritmia.

Penyakit semacam ini hanya akan membuat Sayan kehilangan segala harapannya untuk tetap hidup. Dia memang tidak terlalu berambisi tinggi pada kehidupan, tapi seseorang yang mengharapkan cinta sepertinya tentu saja membutuhkan waktu untuk hidup lebih lama lagi.

"Aku enggak mau ngebahas apapun tentang ini. Lupakan aja, jangan di ingat lagi," sambung Sayan menghela napasnya perlahan.

Ragasa menunduk dia kehilangan cara untuk membantu Sayan kuat. Di sini keduanya sama-sama runtuh, tidak ada cara agar bisa bangkit kembali untuk mengubah keadaan. Yang ada hanyalah kenyataan yang seringkali menjatuhkan kembali.

"Apa semuanya akan baik-baik aja?!" seru Ragasa yang kini wajahnya di basahi oleh air matanya sendiri.

Bohong jika Sayan akan mengatakan semuanya pasti baik-baik saja. Karena malamnya dia akan berantakan, ketika pagi datang terpaksa tersenyum. Apakah manusia selemah itu? Apa salahnya mengatakan jika memang lelah.

Sayan hanya bisa mengukir senyumannya, dia pun tidak percaya semuanya bisa di jalani. Ini sangat berat, dan ini benar-benar membuatnya kehabisan cara berpikir lebih jernih lagi.

Lelah raganya memaksa asa untuk kembali berdiri tegap tanpa takut di hujani pesakitan. Bait aksara juga tidak berati sama sekali guna menguatkannya, jadi seperti inilah jika perjuangan dalam kehidupan sudah sia-sia.

 Bait aksara juga tidak berati sama sekali guna menguatkannya, jadi seperti inilah jika perjuangan dalam kehidupan sudah sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala sesuatu bukan perihal bentuk keindahan. Sebab Sayan terlalu berangan-angan hal tersebut sempurna.

Dia bukan berniat untuk menyembunyikan apa yang telah terjadi hari ini. Baginya mengatakan yang sebenarnya yang terjadi tidak mengubah keadaan, semuanya akan tetap sama. Sayan hanya akan di buat berharap. Sementara dia membenci sebuah harapan.

Karena yang tergores luka walaupun sedikit, butuh waktu bertahun-tahun untuk sembuh.

"Tumben Sayan pulangnya agak telat? Sayan ada kelas tambahan hem?" tanya Abin pada Sayan. "Kalo memang ada kenapa gak bilang, ayah bisa jemput kamu padahal."

Tolong Berikan Cinta[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang