13. beri aku kesempatan untuk bertemu dengan ayah

291 63 1
                                    

Terjebak kedalam sebuah harapan yang tak seharusnya menjadi sebuah kenyataan. Ingin rasanya kembali pada tempat yang hanya memikirkan bertahannya saja, dibandingkan dengan harapan.

Padahal sudah lebih dari kata layak, tapi seringkali tertolak. Sayan bahkan sudah jauh dari paham mengenai perihal sedemikian. Bahwa dari yang telah diusahakan agar berakhir, nyatanya tak ada yang menjadi akhir. Nanti pasti akan ada juga alasan kenapa seseorang pantas diperlakukan dengan baik, itu juga sebuah balasan dari yang telah dilakukan olehnya. Orang baik pun akan didatangkan orang lebih baik pula.

Sayan merindukan ayah kandungnya entah kenapa tiba-tiba dia jadi kepikiran. Akhir-akhir rasa sakitnya tidak dapat ditahannya lagi, Sayan juga sering kehilangan kesadaran. Dan akhirnya membuat Sayan bolak-balik ke rumah sakit untuk memulihkan kondisi. Meskipun begitu, Sayan pasti akan kambuh lagi.

Sebenarnya sudah menyadari dari awal. Namun, dengan sengaja membuat diri sendiri berada dalam kesalahan. Yaitu kesalahan mengenai harapan akan perihal dicintai.

"Gimana keadaanmu, Sayan. Kau sudah lama sekali di rumah sakit, aku enggak bisa tenang dari kemarin. Makanya maksa bunda buat dateng ke sini," ucap Adri mau bagaimanapun segala perlakuan buruk Sayan padanya, anak itu tidak mudah membiarkan Sayan sendirian.

"Kenapa kau terus mempedulikan ku, Adri? Padahal aku enggak pernah memperlakukanmu dengan baik."

Adri justru tersenyum dia memang tidak tahu caranya membenci seseorang. Sekalipun sosoknya seringkali memberikan luka, lagian Adri paham atas dasar apa Sayan memperlakukannya dengan tidak baik.

"Ya aku tau kau sebenarnya enggak berniat memperlakukanku dengan buruk, kau hanya sedang terluka oleh segala rasa sakit yang ada. Dan aku, memilih memahami lukamu," ujarnya sambil meraih tangan Sayan dan di genggamannya.

Dalam keadaan apapun, Adri memang menjadi salah satu diantara mereka yang peduli pada Sayan.

Sayan kini sedang berada di titik tersulitnya sendiri, tidak dapat disembuhkan apalagi menyembuhkan. Pada akhirnya semua orang juga akan kalah dengan egonya sendiri.

"Bunda ada di sini kan? Mungkin aku akan belajar melupakannya juga."

Lelah tak lagi di anggap serius, bukan karena terbiasa. Hanya saja sudah mati rasa, nanti beberapa orang-orang kuat akan berakhir juga dengan sendirinya. Nyatanya memang seperti itu, semua hal yang tampak membahagiakan bisa saja meninggalkan luka. Banyak sekali sekarang yang tak lagi dipercayai, demi menyelamatkan diri.

"Kau pasti kelelahan menghadapi semuanya sendirian, kau ingin tau alasan kenapa bunda terus membencimu. Sayan, sebenarnya kau layak mendapatkan cinta. Kau hanya perlu menjadi apa yang kau mau dulu, jangan pikirkan bagaimana bunda memberikan cinta padamu. Ku mohon sembuhlah lebih dulu, kemudian kita berjuang bersama guna mengharapkan pemberian cinta yang tulus dari bunda," tutur Adri dia yang paling mengerti Sayan. Tidak pernah memikirkan keadaannya sendiri bahkan jika harus bertentangan dengan kenyataannya.

Sebuah keingintahuan yang teramat besar terhadap seseorang yang mau menerimanya dalam setiap keadaan. Sebab banyak yang mengaku peduli lewat sebuah lisan, tapi entah dengan kenyataannya.

"Kau peduli padaku karena apa?"

"Karena kau orang baik yang seharusnya diperlakukan dengan baik, kau pasti enggak bisa bertahan sendirian," balasnya membuat Sayan merasakan ketulusan dari cowok periang itu.

Dalam setiap lelahnya saat ini, ada yang siap menjadi sandaran. Selalu ada dan mendengarkan sebuah keluhan. Dia selayaknya insan permata, memperhatikan rembulan yang kini kehilangan pencahayaannya.

Karena Adri adalah seseorang yang bersungguh-sungguh dalam perihal ketulusan. Tidak mudah menjauh ketika Sayan sedang menderita pada kehidupannya sendiri.

Tolong Berikan Cinta[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang