Sayan selalu menolak fakta jika kelahirannya ke dunia merupakan bentuk malapetaka. Yang menjadi penyebab kenapa bundanya membenci kehadirannya. Bagi Sayan dia adalah perihal cinta yang dihadirkan tanpa di sengaja. Sayan bahkan tidak tahu siapa ayah kandungnya, dia tetap saja merindukannya.
Mungkin dia tidak berpikir kedua orangtuanya adalah seseorang yang baik. Sayan yakin keduanya sama saja, sama-sama membenci kehidupan Sayan yang tak berati itu.
Tapikan Sayan terlahir ke dunia atas mereka berdua. Sebuah kemauan yang berakibat fatal, dan tidak ada sangkut pautnya mengenai kesalahan pada Sayan. Jika bisa pun rasanya Sayan ingin memberontak di hadapan wanita baya yang tak sekalipun menganggapnya berati. Dia tahu, tapi setidaknya berikan sedikit cinta saja.
"Lupakan apa yang bunda bilang tadi, yang harus Sayan pikirkan itu bagaimana Sayan bisa lebih kuat," tutur Abin berusaha membuat Sayan baikan.
"Kenapa Sayan harus ada di dunia ini, Yah. Padahal semua anak adalah hal yang paling terindah, Sayan sadar kalo Sayan enggak benar-benar indah," sahutnya dengan raut wajahnya yang bersedih.
Abin sangat mengerti perasaan anak tirinya itu, setelah dia menikahi Irana dengan ketulusan yang di milikinya. Abin berjanji untuk ikut memperlakukan Sayan selayaknya anak kandungnya sendiri, tanpa dirinya duga-duga ternyata Sayan seseorang yang di benci oleh wanita yang dirinya cintai.
Maka dari itu, Abin menambah janjinya untuk tidak menyakiti Sayan. Seseorang seperti Sayan pantas di cintai, dia hanya tidak mengerti kenapa terlahir ke dunia jika tidak di harapkan. Sayan hanya tahu kehadirannya merupakan sebuah kemauan sehingga dia semakin berharap pada hal tersebut. Yang kemudian berakhir pada rasa sakitnya sendiri.
"Sayan enggak perlu menyembunyikan semuanya dari ayah. Sayan itu anaknya ayah, enggak peduli sekalipun kamu bukan dihadirkan karena ayah. Mulai hari ini dan seterusnya, berbagilah segala rasa sakit itu ke ayah agar kamu bisa menjalani kehidupan dengan keadaan baik-baik aja. Kamu harus hidup dengan baik, nak. Kamu orang yang pantas diberikan kepedulian."
"Diberikan kasih sayang?" tanya Sayan merasa kurang karena Abin hanya mengatakan sebuah kepantasan yang di miliki olehnya sekedar kepedulian, sementara cinta tidak terucapkan.
Abin tersenyum, mengusap punggung anak tirinya itu dengan penuh ketulusannya. "Kamu pantas mendapatkan apapun yang kamu mau."
Apa yang telah dikatakan entah kenapa tidak terasa hangat, dan menenangkan. Sayan berharap sekali yang mengatakan kalimat tersebut adalah bunda nya. Namun dia kembali teringat akan fakta yang sudah terjadi, dia tidak berharga selamanya.
Lalu kenapa masih bertahan? Bukankah dia bertahan karena mengharapkan cinta sang bunda. Sementara wanita baya itu terus saja secara terang-terangan tidak menganggapnya lebih dari apapun. Sayan merupakan sebuah cahaya, seseorang yang terlahir saat kesedihan Irana meredupkan dunia nya. Jujur saja adanya Sayan waktu itu sempat membuatnya bahagia meskipun hanya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Berikan Cinta[✓]
Fanfiction𝐵𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑑𝑖ℎ𝑎𝑛. 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡𝑎𝑛. 𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑚𝑢𝑙𝑢𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑑𝑖𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎...