Saat terluka, dunia tidak akan berubah dan
semesta masih suka bercanda.
heart screams with sorrowSetiap harapan, sudah semestinya selalu dengan angan-angan indah dan sempurna. Sementara di dunia ini segala kekurangan ada di dalamnya. Kemungkinan maksud dari kalimat tersebut, seseorang tidak akan berhenti berharap meskipun tahu jika yang ada hanyalah kekurangan.
Orang-orang yang berharap, adalah orang-orang yang merasa kekurangan. Entah dari kasih sayang, atau sebuah impian yang belum terwujudkan.
Dan bagi Sayan, yang dinamakan harapan memang ada. Contoh terbesar dalam hidupnya adalah—cinta. Sayan berharap mendapatkan cinta, maka dari itu dia masih ingin bertahan. Entah sampai di batasan mana hembusan napasnya dihembuskan.
Sayan sudah diajarkan banyak hal dari luka, mulai dari rasa sakit kemudian mencari pengobat. Walaupun Sayan tidak pernah yakin, bahwa dia akan sembuh dari lukanya. Waktu pun tidak ikut membantu lukanya sembuh, Sayan hanya butuh tatapan dari bundanya untuk Sayan bisa baik-baik saja. Meskipun bundanya tak sekalipun mengatakan dia mempedulikan Sayan.
"Ayah udah ngeluangkan sedikit waktu buat kamu, Yan. Hari ini kita ke rumah sakit," kata Abin saat mereka semua berada di ruang keluarga untuk menikmati sarapan pagi.
"Untuk apa ke rumah sakit?" tanya Irana karena Abin tidak memberitahukan nya.
Sementara suaminya itu, meneguk air putih terlebih dulu sebelum menjawab pertanyaan dari istrinya. Namun, alih-alih untuk menjawabnya, Sayan justru lebih dulu mengeluarkan suara. Mengakibatkan Abin terdiam, padahal dia belum sempat mengatakan apa yang ingin dikatakan olehnya.
"Yah, Sayan udah gak papa. Lagian Adri aja yang berlebihan, siapa juga yang sakit," ujar Sayan sedikit menendang kaki Adri yang berada di bawah meja itu. "Sayan juga mau berangkat ke sekolah dulu."
Kemarin mereka juga tidak jadi pergi ke rumah sakit. Karena Abin tiba-tiba memiliki banyak pekerjaan, yang membuatnya tidak bisa menundanya.
Entah apa yang membuat Sayan seperti demikian, bisa-bisanya dia kembali berbohong mengenai kondisinya sendiri. Adri yang hampir mengatakan yang sebenarnya sedang terjadi pun, justru di paksa ikut diam bersama Sayan. Tatapan sendu dari Sayan, langsung membuat Adri bungkam.
Benar, tidak semuanya bisa di perjelas kan. Dalam situasi seperti apapun. Seseorang yang tak mendapatkan perhatian, sudah semestinya sadar diri. Dan paling mudah membaca situasi yang akan terjadi setelahnya, seperti dia pasti akan dibiarkan lagi meskipun sudah di ketahui apa yang telah di alami.
"Sayan, gak boleh gini dong. Mau sampai kapan kau diem aja terus?!" kata Adri dengan suaranya yang cukup lantang.
"Sampai aku mati."
Apa yang terucapkan barusan mampu membuat Adri bergetar hebat. Bagaimana bisa dia terus memilih diam tidak menaklukkan apapun, sedangkan kondisinya saat ini benar-benar dalam kondisi yang buruk.
Jika itu Adri, sudah dirinya pastikan. Kehidupan bukan lagi miliknya. Adri lebih suka menyerah terlebih dulu, bukan seperti Sayan yang menunggu sampai kapan penderitaan itu berakhir. Dan juga, menunggu detik-detik terakhir kehidupannya di muka bumi ini.
Cinta merupakan sebuah kekuatan, Adri percaya kekuatan cinta itu benar berharga. Sayan adalah salah satu dari sekian banyaknya manusia, yang barangkali mengharapkan perihal cinta untuk membantunya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Berikan Cinta[✓]
Fanfiction𝐵𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔, 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑑𝑖ℎ𝑎𝑛. 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡𝑎𝑛. 𝐻𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑚𝑢𝑙𝑢𝑡𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑑𝑖𝑎𝑚 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎...