Beberapa motor dan mobil masih ada yang lewat. Menunjukan kalo jalanan tidak terlalu sepi.
Di dalam warkop ada 2 cowo dan 1 cewe yang masih duduk. Tapi, mereka gak bareng. Hanya 1 cewe ini yang duduk sendirian sambil terus menghisap batang rokoknya.
Ia duduk menghadap keluar yang menampakan jalan raya. Sebenarnya ia sedang menunggu pesenan indomienya jadi.
"Neng, ini mienya" ucap abang warkop sambil meletakan piring.
"Makasih ya" balas cewe itu.
Setelahnya, ia mematikan putung rokok dan langsung menyantap indomie yang dipesan tadi. Kelaperan.
Sekitar 10 menit kemudian, dateng orang lain dan duduk di depan cewe itu. Orang ini cewe juga. Siapa lagi kalo bukan..
"Gila lo, jam segini banget?" Ucapnya.
"Gue udah bilang, kalo gak mau ya tolak aja" balas cewe itu.
"Gue kan juga udah bilang, kalo lo udah butuh gue, pasti gue langsung ada" balasnya.
"Ya serah lo aja gi" ucap cewe itu dan melanjutkan makan mienya.
Orang yang barusan dateng adalah Seulgi. Sahabat dari cewe ini. Seulgi selalu ada untuk sahabatnya. Jam berapapun dan dimanapun itu, ia bela-belain dateng.
"Eh iya lo gak mau pesen?" Tanya cewe itu.
"Kek biasa aja" balas Seulgi tanpa melihat ke sahabatnya karena sedang main hp.
Cewe itu mengangguk dan memesankan pesenan yang biasa Seulgi pesan di warkop ini.
"Btw lis, lo udah gak dicari bokap?" Tanya Seulgi.
Cewe ini adalah Lisa.
"Kenapa nanya gitu?"
"Soalnya beberapa kali gue lewat depan rumah lo, mobil bokap lo gak ada"
"Hubungannya apaan?" Tanya Lisa bingung.
"Lo anaknya masa gak tau jir? Ya kalo mobil bokap lo gak ada, itu tandanya bokap lo sibuk kerja" balas Seulgi.
Lisa hanya mengangguk pelan.
"Belom tentu sih gi" balasnya lalu menyuapkan mie terakhirnya.
"Terus nyokap, gimana kabar?" Tanya Seulgi.
Lisa hanya mengendikan bahunya bertanda tidak tahu.
"Udah stop, gosah bahas-bahas ortu gue" balas Lisa.
Pesenan Seulgi dateng juga. Seperti biasa kalo di warkop dia cuma pesen roti bakar.
"Lo tau gak lis" ucap Seulgi.
"Engga" balasnya.
"Ck, nih" Seulgi menunjukkan layar hpnya ke arah Lisa.
Layar hp Seulgi memperlihatkan foto cewe. Dengan muka dingin dan wajahnya datar. Tapi cantik.
Lisa melihat itu hanya mengkerutkan keningnya karena bingung. Gak kenal dan gak tau siapa orang di hp Seulgi itu.
"Lo gak tau?" Tanya Seulgi saat melihat ekspresi Lisa.
"Engga" balasnya.
"Ah gak asik" ucap Seulgi lalu mengambil satu potongan roti bakarnya dan melahapnya.
"Kenapa emang? Naksir?" Tanya Lisa dengan tersenyum miring.
Seulgi mengangguk. Lisa hanya terkekeh. Lalu ia beralih ke hpnya. Jam menunjukkan pukul 2.30. Lisa sedikit melototkan matanya karena kaget melihat jam.
"Gi"
Yang dipanggil hanya berdeham karena sibuk sama hpnya.
"Cabut"
"Lah? Kemana?" Tanya Seulgi yang langsung menatap Lisa.
"Tempat gue"
•••
"Dia cantik banget, menurut lo bisa gue pacarin gak?" Tanya Seulgi.
Lisa yang daritadi dengerin cerita betapa sukanya Seulgi terhadap cewe yang ada di hp dia itu cuma bisa menatap Seulgi dengan datar.
"Lo berani deketin?" Balasnya.
Seulgi yang tadinya semangat, pelan-pelan jadi diem. Dia emang penyuka sesama jenis. Sejauh ini dia cuma suka dalam diem aja, cerita-cerita doang tapi kalo disuruh maju buat ngedeketin malah ciut.
Dan cewe ini, udah cewe kesekian yang Seulgi suka dan lagi-lagi ia ceritakan betapa ia suka sama cewe ini. Berani ngedeketin? Jawabannya engga. Makanya Lisa males jawab pertanyaan-pertanyaan yang Seulgi tanyakan kalo udah soal cewe.
"Sama aja ya, suka doang ngedeketin kagak" jawab Lisa lagi sambil terkekeh.
"Cewe yang ini susah lis" balas Seulgi.
"Semua cewe lo juga bilang susah"
"Yang ini beda" balas Seulgi lagi.
Lisa masih ketawa dikit. Setelahnya membenarkan posisi duduknya.
"Bedanya apa?" Tanyanya.
"Dia gak di sekolah kita, gue bingung deketinnya gimana" jawab Seulgi.
"Sekolah mana?"
"Jaya Bangsa"
"Lo gak ada kenalan yang sekolah di situ?"
Seulgi hanya geleng.
Lisa sesaat teringat dengan orang yang ia pernah temui, yang juga tetangganya selama ini. Jennie. Seketika keinget seragam sekolah yang Jennie pakai waktu ia ketemu pas pulang sekolah.
"Lo serius mau deketin?" Tanya Lisa.
"Ya iya"
"Yakin?"
"Iya lisa"
"Oke, gue bantu" balas Lisa sambil tersenyum.