"Lalis kagak ada niatan masuk?"
Seulgi yang lagi sibuk mandangin foto cewe yang ia suka di hp langsung terbuyarkan fokusnya. Matanya langsung melirik ke temannya yang duduk di depannya.
"Bisa stop nanyain dia ke gue gak?" Balas Seulgi.
"Gue heran aja, udah mau 4 bulan masa belom ada niat pulang, setidaknya masuk sekolah?" Balas temannya.
"Tau sendiri lisa orangnya gimana" ucap Seulgi dan kembali menatap cewe yang ada di hpnya.
Sekarang jam istirahat kedua. Murid kelasnya semua ada di luar kelas, entah di lapangan atau di kantin. Di kelas hanya menyisakan Seulgi dan Nayeon.
Nayeon orang yang duduk di depan bangku Seulgi. Dia temen Lisa dan Seulgi di sekolah. Orang yang paling khawatir dari awal Lisa dikabarkan kabur dari rumah setelah 2 bulan Lisa gak masuk sekolah.
•••
Sepulang sekolah, Seulgi bersiap untuk pulang dengan memakai jaket dan menyiapkan helmnya. Dia naik motor.
Nayeon, rumahnya deket sama sekolah. Jalan kaki juga gak masalah bagi dia. Walaupun kalo jalan juga menempuh jalan yang lumayan, tapi mending jalan kaki.
"Kak yoyon" tiba-tiba ada yang manggil Nayeon.
"Sekali lagi lo panggil gue yoyon, gue gampar ya" balas Nayeon.
Orangnya cuma bisa nyengir sambil menunjukkan 2 jarinya menunjukkan 'kita damai'.
"Kenapa som? Nanyain kakak lo?" Seulgi buka suara.
"Iya kak, chat aku gak dibales sama dia, kakak kemana ya?" Tanya Somi.
Somi adeknya Lisa.
"Gue kemaren ke tempat dia, mungkin sekarang dia lagi di tempatnya, turu mungkin" balas Seulgi.
Somi hanya mengangguk-ngangguk aja. Lalu tatapannya beralih ke Nayeon.
"Kenapa kak?" Tanyanya.
Nayeon dari tadi ngeliatin dia soalnya.
"Lo se-gak bisa itu bikin kakak lo balik?"
Somi cuma geleng pelan.
Udah Somi paksa buat bikin Lisa pulang ke rumah, bikin Lisa balik ke sekolah, atau setidaknya mampir ke rumah, semua sia-sia. Lisa tetep gak mau.
Seulgi dan Nayeon gak tau alasan dibalik kenapa Lisa gak mau pulang, bahkan ke sekolah aja engga. Alasan dia kabur juga gak ada yang tau pasti. Hanya dibilang, Lisa capek ngadepin orang tuanya di rumah.
"Lo samperin aja ke tempatnya, berani gak?"
"Koplak, dia aja gak tau tempat lisa tinggal di mana" balas Seulgi.
"HAH??" Nayeon kaget.
Somi hanya terkekeh pelan.
"Kakak ngerahasiain tempatnya dari aku kak" jawab Somi.
"Terus tiap kalian janjian buat ketemuan di mana anjir? Dulu sering janjian kan?" Tanya Nayeon.
"Di taman deket sekolah jaya bangsa kak, kakak sering duduk di situ nungguin aku kalo kita mau ketemu" balas Somi.
Nayeon masih gak percaya apa yang barusan dia denger. Dia kira selama ini 2 kakak beradik ini kalo janjian ketemu, ya ketemu di tempat Lisa biar aman. Ternyata bukan.
"Bareng sama gue mau?" Tiba-tiba Seulgi menawarkan.
"Gapapa kak? Dibolehin sama kak lisa?" Tanya Somi.
"Gak bakal nolak kalo ada gue, tenang aja"
•••
"Gak, keluar dari apart gue, kita nongkrong di mcd depan" ucap Lisa lalu kembali menutup pintu apartemennya dan menguncinya.
Seulgi menghembuskan nafas pelan. Padahal dia baru ngomong kalo dia bawa Somi, tapi ternyata langsung ditolak mentah-mentah.
"Udah kak gapapa, kita ke mcd aja" kata Somi.
"Gak, lo harus ketemuannya di sini" Seulgi kembali mengetok pintu dengan sedikit keras.
"BUKA LIS, ADEK LO CUMA MAU KETEMU SAMA LO DI TEMPAT YANG LEBIH AMAN"
"GAK AMAN DI SINI"
"LEBIH GAK AMAN DI LUAR LAH TOLOL"
Lisa akhirnya membuka pintu.
"Keluarga gue gak bisa ketebak, lo mau tanggung jawab kalo gue atau adek gue kenapa-napa?" Ucap Lisa.
Lisa kembali menutup pintu apartnya. Tapi posisinya dia udah di depan pintu bersama Seulgi dan Somi.
"Ide siapa bawa lo ke sini?" Tanya Lisa ke Somi.
"Kak seulgi kak.." balasnya.
Seulgi cuma nyengir aja.
•••
"Aku butuh kakak di rumah, kakak kapan balik?" Somi membuka suara.
Mereka dari tadi diem aja sibuk dengan makanan yang udah dipesan. Somi yang gak tahan, akhirnya membuka suaranya.
"Mami kabarnya gimana?" Lisa mengalihkan pertanyaan Somi.
"Mami udah gak di rumah semenjak kakak kabur"
Lisa langsung memberhentikan aktivitasnya. Lalu menatap Somi dengan tatapan bertanya. Somi hanya mengangguk pelan.
"Aku gak tau mami sekarang di mana, tapi terakhir kali mami ngomong sama aku di rumah, mami bilang mami ada urusan di luar kota"
"Dan langsung pergi gitu aja bawa kopernya" sambung Somi.
"Kenapa lo gak nanya? Lo masih hubungin dia kan? Lo bilang lo kontakan sama dia??" Tanya Lisa.
"Mami gak pernah ngasih tau mami di mana, yang penting katanya mami aman, sehat, dan baik-baik aja di tempat mami"
"Sama kayak kakak, gak pernah ngasih tau aku kakak di mana dan yang penting kakak aman, sehat, dan baik-baik aja" sambung Somi. Agak sedikit menyindir.
Seulgi keselek dengernya. Langsung buru-buru minum.
"Yakin sehat? Sehari 2 bungkus mau sehat dari mananya" ucap Seulgi sambil ketawa dan memukul bahu Lisa karena dia duduk di sebelah Lisa.
"Kakak ngerokok?" Tanya Somi dengan muka sedikit kaget.
Lisa menatap tajam Seulgi yang masih aja ngetawain dirinya.
"Gak perlu tau, intinya lo harus selalu mastiin mami baik-baik aja" balas Lisa.
"Kenapa kakak gak ikut mastiin juga?" Tanya Somi.
"Gue gak bisa dek"
"Kenapa?"
"Karena hubungan gue sama dia gak baik-baik aja" bukan Lisa yang jawab, tapi Seulgi. Dengan nada seperti meledek.
Lisa mendengar itu langsung menabok bahu Seulgi. Somi cuma bisa ketawa pelan aja.
"Belom waktunya untuk berinteraksi sama mami, jadi gue andelin lo satu-satunya yang masih bisa ngontak" balas Lisa pada akhirnya.
Sebenarnya Somi gak suka, bahkan gak mau. Dia cuma mau keluarganya balik lagi ke rumah dan tinggal bareng lagi. Tapi karena sifat Lisa yang keras kepala, dia jadi memutuskan untuk ikutin alurnya aja.