"Belakangan ini sepertinya kau begitu sibuk" celetuk Jaehyun yang sudah dari setengah jam lalu berada di ruang tengah. Dia sengaja menunggu Mark pulang untuk memastikan sesuatu.Mark tak menanggapi pertanyaan sang ayah, dia hanya melirik sebentar dan berlalu begitu saja.
"Biasakah jika ada orang tua bertanya kau jawab Mark Jung!!" Bentak Jaehyun.
Mark spontan menghentikan langkahnya, memejamkan mata berusaha menahan emosi dan mengepalkan tangannya dengan kuat hingga terlihat jelas otot di bagian lengannya.
"Apa aku pernah mengajarimu seperti itu?" Timpal Jaehyun yang mulai melangkah mendekati Mark.
"Kau urus wanitamu, tidak perlu ikut campur urusanku!" Jawab Mark tanpa menoleh ke arah Jaehyun, lebih tepatnya dia tetap dalam posisi membelakangi Jaehyun.
Jaehyun yang mendapat jawaban seperti itu hanya bisa menggeleng tak percaya dengan ucapan putranya ini.
"Selain eomma kau, aku tidak pernah memberi ruang untuk siapapun Mark!!" Bantah Jaehyun. Karena memang benar adanya Jung Suzy adalah satu satunya wanita yang paling dia cintai, tidak pernah sedikitpun Jaehyun memiliki pikiran bahkan niat untuk menyakiti Suzy. Hanya saja Mark terlalu dibutakan oleh ketidakterimaan nya atas kematian sang ibu yang dia yakini semua itu adalah Jaehyun penyebabnya.
"Aku tidak ada waktu mendengarkan omong kosong" balas Mark lalu melangkah pergi.
"Park Zhelly Zayn anak bungsu dari keluarga besar Zayn?" Seketika Mark menatap tajam sang ayah.
"Apakah appa benar?" Tanya Jaehyun karena dia rasa sepertinya Mark mulai tertarik berbicara padanya.
"Apa kau selama ini mematai mataiku? Ingat satu hal, jangan pernah ikut campur urusanku apalagi sampai kau menyakiti wanitaku sedikitpun!!!" Tegas Mark yang sepertinya bisa dikatakan sebuah ancaman karena dilihat dari adanya penekanan pada setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Tidak ada untungnya appa menyakitinya, jika kau memang serius dengannya segera resmikan. Appa sangat bahagia akhirnya kau tidak lagi menutup dirimu untuk orang lain" senyum Jaehyun penuh ketulusan.
"Ck!! Kau sepeti orang tua saja" gumam Mark pelan lalu pergi meninggalkan Jaehyun.
"AKU MEMANG BEGITU TUA MARK, ANAKKU SAJA SUDAH BESAR DAN SANGAT KERASA KEPALA" Teriak Jaehyun tak percaya dengan ucapan sang putra barusan. Apa apaan dia dibilang seperti orang tua, bahkan sudah sangat jelas dia adalah ayahnya dan sudah pasti dia orang tua. Namun setelahnya Jaehyun tersenyum lega, pada akhirnya Mark tidak lagi disibukkan dengan belajar dan dokumen dokumen kampusnya yang terkadang bisa membuat Mark sampai tidak keluar kamar sama sekali.
Seorang laki laki tampan memakai kaos putih polos celana panjang santai tak lupa jaket jeans hitam yang semakin menambah aura seorang Jaemin. Dia sedang duduk di sebuah cafe yang tak jauh dari mansion nya, sepertinya sedang menunggu seseorang. Karena jika diliat dari awal dia datang sesekali dia selalu mengecek handphone nya dengan gelisah.
"Sial lama sekali, bukankah ini sudah lewat 30menit" decak Jaemin kesal.
Tak lama kemudian seseorang yang sedang Jaemin tunggu dari tadi kini datang dengan wajah seperti tidak punya dosa.
"Hehe. Sorry bro tadi ada masalah dikit di tengah jalan, ban motorku bocor jadi terpaksa kesini aku pakai taxi dan lumayan macet" bela Gorgie laki laki yang semalam mengirim pesan pada Jaemin.
"Oke lupakan aku gak peduli, sekarang mana yang aku minta" Jaemin menatap Gorgie tajam.
"Sabarr... ini" Gorgie menyerahkan sebuah dokumen beramplop coklat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On For Me
FanfictionCerita sepasang kekasih konglomerat. Dimana lelaki tampan dan dingin yang tidak pernah menjalin hubungan kini telah melabuhkan hatinya pada wanita cantik, ceria, imut dan begitu cerewet. Namun siapa sangka kebahagiaan mereka harus diuji dengan penya...