#MZ 23

7 1 0
                                    


Hening hanya ada suara isak tangis terdengar dari lorong rumah sakit yakni tepat depan ruang ICU.

Sudah 1 jam setelah Zhelly masuk didalam ruangan tersebut tidak ada dokter ataupun perawat yang keluar dari ruangan tersebut.
Dengan keadaan seperti ini semakin membuat Minyong gelisah dan begitu khawatir, hingga tidak terhitung berapa kali Park Seojun mencoba menenangkan Minyong yang mengamuk ingin masuk ke dalam ruangan tersebut.

Lain halnya dengan Mark yang kini hanya terduduk menunduk, sesekali melipatkan tangannya berdoa tiada henti pada Tuhan untuk keselamatan wanitanya yang kini tengah berjuang di dalam sana. Sesekali juga dapat Hyunjin dengar isakan kecil dari seorang Mark.
Meskipun terlihat begitu tenang, tapi dapat dilihat tatapan kosong dari seorang Mark seperti tidak memiliki jiwa didalamnya.

"Mark.. kau pulanglah istirahat. Disini ada aku appa dan eomma yang menjaga Zhelly" Perintah Hyunjin yang sedikit menggeser posisi duduknya mendekat pada Mark.

Mark pun tidak bergeming dia seperti asik dengan pikirannya sendiri, tidak menghiraukan sekitarnya. Tatapannya benar benar kosong.
Dirasa tidak mendapatkan jawaban Hyunjin pun menepuk pelan bahu Mark, hingga dia sedikit terkejut dan sadar dari lamunannya.

"Ba-bagaimana apa kata dokter Hyung?" Tanya Mark pada Hyunjin seperti orang kebingungan, berdiri lalu mengalihkan atensinya pada ruang ICU.

Hyunjin pun menarik lengan Mark perlahan menyuruhnya untuk duduk kembali.
"Zhelly akan baik baik saja, sekarang pulanglah istirahat. Biar aku eomma dan appa yang menjaganya Mark". Kini Mark menatap Hyunjin dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Hyunggg.. aku mencintainya hikkss" pecah sudah pertahanan Mark setelah melihat tatapan dari seorang Hyunjin yang terlihat begitu kasihan padanya.

"Apa salahku hyungg? Apa yang salah dengan cintaku? Kenapa Tuhan begitu kejam pada kita berdua?" Seketika Hyunjin menarik Mark dalam pelukannya, Mark benar benar merasa hancur pada pelukan Hyunjin.

Tanpa Hyunjin sadari dia pun ikut meneteskan air matanya. Meskipun dia bukanlah kakak kandung dari Zhelly tapi dia sudah begitu menyayanginya.
Hyunjin adalah anak angkat keluarga Park, dia adalah anak dari seorang bawahan ayah Park Seojun dimana saat itu menjadi kepercayaan keluarga Park.
Hingga suatu hari terjadi suatu kecelakaan yang merenggut seluruh keluarga Hyunjin, dan hanya Hyunjin lah yang selamat. Karena pada saat kejadian, Hyunjin sedang tidak bersama keluarganya namun berada di mansion bersama Park Seojun, Minyong dan Zhelly yang baru genap berusia 3 bulan.

Dari situlah keluarga Park berusaha membahagiakan Hyunjin hingga bisa melupakan dengan kejadian mengerikan yang menimpa keluarganya. Namun, sesekali Hyunjin juga masih mengingat sedikit memori tentang keluarganya meskipun secara hukum dia sudah menjadi bagian keluarga Park, dia tidak akan pernah melupakan sosok seorang ayah dan ibunya.

Hyunjin yang mendengar pertanyaan Mark itupun segera menatapnya.
"Tidak ada yang salah dengan cinta kalian berdua, Tuhan punya rencana terbaik dari semua ini. Cukup percayalah bahwa Tuhan akan mendengarkan doamu, karena tidak ada yang tidak mungkin jika memang itu sudah menjadi rencana-Nya" Mark hanya mengangguk mengerti lalu pergi meninggalkan Hyunjin.

———

"Aku rasa dia adalah satu satunya orang yang tau tentang Appa di masa lalu" gumam Jaemin di dalam mobil menuju ke suatu tempat yang menurutnya bisa mendapatkan pertunjuk.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam kini Jaemin sampai di depan rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jika dilihat rumah ini tidak begitu rapat dengan rumah rumah lain dan rumah ini tidak besar namun halaman depannya sangat luas. Entahlah siapa yang sedang Jaemin kunjungi kini.

Tokk.. tokkk..

Jaemin mengetuk pelan. Hingga ada seorang laki laki tua beramput putih, dia memang terlihat begitu tua tapi badannya dapat dikatakan masih sangat sehat jika dilihat dari usianya saat ini.

"Selamat malam pak" sapa Jaemin sedikit canggung.

"Ya malam, dengan siapa ya?" Dia begitu bingung pasalnya ada seorang anak muda membawa mobil mewah masuk ke halaman rumahnya di malam hari.

Jaemin pun tersenyum dan mengenalkan dirinya.
"Saya Jaemin pak, cucu keluarga Choi"

Seketika pak Dongwook selaku mantan sopir pribadi kakek Jaemin itu mempersilahkan untuk masuk.

"Ahh.. kau Jaemin, wahhh kau sudah tumbuh dewasa dan begitu tampan seperti ayahmu" kagumnya.

"Terimakasih pak" tersenyum Jaemin.

Karena dirasa tidak mungkin seorang cucu mantan majikannya datang menemuinya tanpa maksud, tanpa menunggu lama Dongwook segera menanyakan tujuan Jaemin menemuinya.

"Kalau boleh tau ada tujuan apa kau datang kemari"

"Pak saya ingin menanyakan sesuatu hal besar pada bapak, jadi saya mohon untuk memberitahu saya sejujur jujurnya" Tatapan Jaemin berubah begitu serius.

"Baiklah.. apa yang bisa bapak bantu" tanyanya.

"Siapa ibu kandung saya?"

Deg!!

Seketika Dongwook terdiam dengan pertanyaan tersebut. Ada begitu banyak hal dalam pikirannya, bagaimana ceritanya Jaemin mengetahui jika Irene bukanlah ibu kandungnya? Apa yang membuatnya begitu yakin jika dia tau sesuatu?.

"Kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu? Jelas jelas nyonya Irene ibu kandungmu nak" Dongwook berusaha menutupinya dengan sedikit senyuman gurau.

"Tidak ada yang perlu bapak tutup tutupi dariku, aku bukan lagi anak kecil" bantah Jaemin.

Dongwook bingung, apa yang bisa dia lakukan sekarang, haruskah dia berbicara yang sesungguhnya. Apa semua akan baik baik saja jika dia memberitahu semuanya pada Jaemin.
Karena selama yang dia tau kakeknya sangat menutupi kejadian dimana Jaemin adalah anak yang lahir diluar nikah. Meskipun demikian Jaemin adalah cucu kesayangan majikannya saat itu.

"Apa yang membuatmu yakin jika kau bukanlah anak kandung eomma Irene?" Tanya Dongwook.

"Aku tidak sengaja saat itu mendengar percakapan mereka berdua yang membicarakan tentang diriku"
Dongwook hanya terdiam sambil mengangguk paham.

"Jika bapak tidak mau menjawab pertanyaanku barusan, cukup bapak jawab pertanyaanku satu ini" Dongwook segera mendongak menatap Jaemin, merasa was was dengan pertanyaan yang akan Jaemin tanyakan lagi.

"Siapa Park Minyong?"

Dongwook membulatkan matanya, terkejut dengan nama yang Jaemin sebutkan baru saja.

"Jawab pak!!" Jaemin mulai menekan bahkan mempertinggi nada bicaranya, karena dirasa semua pertanyaannya belum mendapatkan jawaban sama sekali.

Dongwook yang merasa tersentak pun menyudahi pikirannya yang kini sedang sibuk bergelut untuk memberitahu sebuah kebenaran.
"Iya, dia adalah ibu kandungmu. Dia Park Minyong kekasih ayahmu sekaligus dari keluarga musuh terbesar kakekmu" seketika rahang Jaemin mengeras menahan amarahnya.

"Dimana sekarang dia?" Tanya Jaemin tidak sabar. Wajahnya sudah terlihat begitu menyeramkan sangat mengintimidasi.

"Dia sekarang sudah menikah dengan seorang pengusaha yang memiliki pengaruh besar di Korea. Bahkan cukup terkenal di kalangan dunia bisnis Amerika"

"Park Seojun, dia adalah suami ibumu saat ini" timpalnya lagi.

Deggg!!!

Jaemin sangat mengenal nama ini, Jaemin pernah membaca nama ini di suatu tempat.
Seketika saat mendengar nama itu Jaemin beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Ingat nakk.. itu semua bukan salah siapapun!kau harus bisa memaafkannya" teriak Dongwook pada Jaemin, karena dapat dia lihat kini sepertinya Jaemin sedang dikuasai amarah.
Tanpa menggubrisnya kini Jaemin melajukan mobilnya begitu cepat.

"Tidakk!! Tidakk.. pasti bukan dia kan yang dimaksud? pasti ini ada yang salah. Hahaha ya benar bisa saja begitu" gumamnya tak percaya dengan kenyataan itu dan berusaha meyakinkan diri sendiri kalau semua ini bisa saja ada suatu kesalahan.

VOTE YAA :))

Hold On For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang