Braaakkk!!!Terdengar dobrakan pintu dari ruang kesehatan. Orang yang ada di dalamnya pun yaitu selaku petugas kesehatan ikut terkejut dengan sosok yang datang saat ini.
"Apa dia baik baik saja?" Tanya Mark pada salah satu petugas kesehatan dengan nafas yang tidak beraturan seperti khas orang yang ingin memenangkan lomba lari.
"Dia baik baik saja sunbae, hanya saja sepertinya dia mengalami sesak nafas karena kegiatan olahraga yang berlebihan. Ah tidakk.. maksudku tubuhnya memang tidak bisa menerima olahraga yang tergolong berat" finalnya penuh penjelasan. Kampus ini memang memiliki petugas kesehatan yang diikuti oleh mahasiswa fakultas kedokteran, jadi tidak heran kampus ini sudah menjadi andalan bagi mereka kalangan kelas atas.
"Baiklah kau bisa lanjutkan kegiatanmu, biar aku yang menemaninya disini". Juniornya itupun hanya mengangguk lalu pamit pergi dari ruangan tersebut hingga hanya tersisa Mark, Zhelly dan Nadifa teman dekat Zhelly.
Iya benar, tadi yang menyusul Mark di ruang rapat adalah Nadifa. Dia tau hubungan Mark dengan teman dekatnya itu, Zhelly telah banyak bercerita tentang Mark pada Nadifa dan yang pastinya mendapatkan dukungan penuh tentang hubungannya dengan Mark."M-markk..." Zhelly sudah mulai sadar dan pertama yang dia lihat adalah Mark.
"Kau sudah bangun sayang, apa ada yang sakit hm? Kita ke dokter ya sayang?" Tanya Mark dengan penuh kekhawatiran meskipun dia belum tau jelas sakit apa yang tengah diderita wanitanya ini, kenapa sering sekali terlihat begitu rapuh meskipun sebenarnya Zhelly tidak pernah menunjukkan secara langsung padanya.
"Tidak Mark aku baik baik saja, hanya saja aku terlalu lelah tadi hehe.." Zhelly berusaha meyakinkan Mark bahwa dia memang baik baik saja.
"Kita pulang saja ya?" Mark membujuk Zhelly agar mau pulang karena wajah wanitanya itu sudah begitu pucat saat ini.
"Aku tidak apa apa Mark.. bukankah kau sedang rapat hari ini? Kenapa kau malah ada disini?" Zhelly mengalihkan pembicaraan.
"Aku sudah menyelesaikan semuanya, sekarang kita pulang aja ya sayang, hmm Nad aku minta tolong ambilkan tas miliknya ya.. aku tunggu di parkiran" Perintah Mark yang melihat keberadaan Nadifa masih setia di ambang pintu, dan yang disuruh pun hanya mengangguk lalu pergi.
———
Setelah selesai membawa Zhelly ke dalam mobil, Mark kini harus kembali sebentar ke dalam ruangannya untuk mengambil beberapa barang bawaanya yang tertinggal.
Namun saat ingin membuka pintu ruangannya, ada tangan yang menahan lengannya dari arah belakang."Markkk.. kau kemana saja aku telfon dari semalam tidak kau jawab sama sekali". Itu Kim Yoonhan wanita yang sudah seperti parasite dalam hidup seorang Mark.
"Aku sibuk" jawabnya singkat dengan melepas paksa tangan Kim Yoonhan pada lengannya.
"Markkk aku lapar bagaimana kalau kita makan siang bersama" tawar Yoonhan mengikuti langkah Mark masuk kedalam ruangannya.
Pasalnya, Kim Yoonhan memang sengaja membujuk Mark karena dia tau apa yang terjadi hari ini. Dia tau jika Mark akan pergi bersama Zhelly, maka dari itu dia mengikuti Mark dan sepertinya dia akan berulah lagi.
"Kau makan saja sendiri" lalu Mark melangkah pergi dari ruangannya meninggalkan Kim Yoonhan seorang diri.
"Markk.. tunggu" Kim Yoonhan kini lari mengejar Mark lalu memeluknya dari belakang hingga menghentikan langkah Mark secara tiba tiba.
"Markkk setidaknya izinkan aku memelukmu sebentar saja.." Mark hanya terdiam sebentar lalu sadar dengan apa yang terjadi. Zhelly sekarang sakit dan dia sedang menunggunya.
"Jaga batassanmu Kim!!" Mark melepaskan tangan Yoonhan dengan kasar dan melanjutkan langkahnya pergi. Sedangkan Yoonhan yang ditinggal hanya tersenyum smirk seperti orang yang sedang memenangkan lotre.
——
Diperjalanan hanya ada keheningan, Mark fokus pada jalan sedangkan Zhelly sudah terlelap tidur semenjak Mark kembali dari ruangannya. Mark dibuat kacau dengan pikirannya sendiri, apa yang sebenarnya terjadi pada Zhelly? Kenapa Zhelly tidak pernah cerita apapun padanya? Sakit apa dia sebenarnya? sampai harus rutin minum obat seperti apa yang dia dengar saat itu di rumah sakit. Benar, Mark sedang memikirkan kembali ucapan dokter saat dirumah sakit saat itu.
"Euunggghh..." hanya lenguhan Zhelly yang Mark dapatkan saat dia akan membawanya masuk ke dalam mansion. Mark kini menggendongnya ala bridal style.
Jelas saja itu disambut dengan raut wajah khawatir dari seorang Minyong."Markk.. ada apa ini? Apa yang terjadi?" Tanya Minyong mendekat pada Mark dengan langkah tergesa dari arah ruang tengah.
"Zhelly pingsan tadi tante setelah mengikuti kegiatan kampus" Jawab Mark.
"Ya Tuhan, ayoo sini bawa ke kamarnya ya Mark" Perintah Minyong kini melangkah tepat di depan Mark mengantarnya menuju kamar putrinya.
Sebenarnya kegiatan olahraga ini bukanlah mata pelajaran kuliah, hanya saja Zhelly ditunjuk menjadi perwakilan fakultasnya untuk melakukan rekaman kegiatan kampus yang akan ditayangkan pada anniversary dalam waktu dekat ini.
Tentu saja Zhelly sebenarnya tau akan konsekuensi kekebalan tubuhnya, dia sangat paham jika dia melakukan kegiatan ini secara berlebihan tubuhnya akan menjadi lemah. Hanya saja dia tidak mau memperlihatkan itu pada teman temannya, dia tidak mau orang lain melihatnya sebagai orang yang lemah. Oleh karena itu dia tidak menolak saat salah satu dosen menunjuknya menjadi perwakilan fakultasnya.
"Kalau begitu saya pamit dulu tante, besok saya akan kembali lagi" pamit Mark setelah menidurkan Zhelly di kamarnya.
"Terimakasih ya Mark.. jangan pernah kapok menjaga anak tante yang cantik itu" jawabnya sambil melihat putrinya yang terbaring di ranjang, kini mata Minyong sudah berkaca kaca.
"Sama sekali tidak ada perasaan seperti itu tante.. saya sangat mencintai Zhelly"
"Iyaa iyaa tante sangat tau ketulusanmu Mark.. tante percayakan anak tante padamu, jangan pernah kecewakan kepercayaan tante ini ya Mark" sahut Minyong dengan menepuk pelan bahu Mark.
"Tante tidak perlu khawatir, saya tidak akan banyak berjanji apapun tapi saya akan buktikan apa itu arti dari 'Mencintai Zhelly'. Kalau begitu saya pamit dulu tante"
"Baiklah nak.. hati hati Mark" Minyong tersenyum bahagia karena telah menemukan sosok laki laki yang bisa menjaga sekaligus menerima anaknya yang terlalu rapuh ini.
———
21:00 KST terlihat Zhelly sudah bangun dari acara tidurnya. Dia kini sedang duduk diatas ranjang, sesekali menyuapkan potongan buah apel yang dibawakan oleh Minyong dan melihat kearah layar televisi. Terlihat idol kesukaannya kini sedang melakukan promosi comeback di salah satu stasiun televisi Korea. Sampai tiba tiba ada notifikasi dari handphone nya yang berhasil mengalihkan atensinya dari televisi.
*tiiinggg*
Tangannya segera meraih handphone itu pada nakas tepat sebelah ranjangnya, mungkin saja itu pesan dari Mark karena sedari dia sampai rumah belum ada pesan sama sekali dari Mark.
Ternyata ada sebuah nomer tak dikenal yang bisa dia lihat dari pop up (notifikasi berupa jendela yang biasanya muncul ketika membuka gadget) sedang mengiriminya 2 photo.
Zhelly yang dibuat penasaranpun segera membuka isi pesan tersebut. Kini wajah Zhelly sedikit shock tidak percaya dan perlahan menjatuhkan handphonenya pada ranjang dengan tangan gemetar. Matanya mulai memanas, jantungnya seperti berhenti berdetak, apa yang dia lihat barusan seperti berhasil membuat kerja anggota tubuhnya lumpuh seketika. Tanpa dia sadari kini air matanya mulai menetes dan tak sengaja jatuh tepat pada jari tangannya.
"Markkk... aku membutuhkanmu" gumamnya dengan tubuh yang sudah bergetar karena menahan isakan tangisnya.
VOTE YAA :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold On For Me
FanfictionCerita sepasang kekasih konglomerat. Dimana lelaki tampan dan dingin yang tidak pernah menjalin hubungan kini telah melabuhkan hatinya pada wanita cantik, ceria, imut dan begitu cerewet. Namun siapa sangka kebahagiaan mereka harus diuji dengan penya...