#MZ 17

5 1 0
                                    




"Kau tidak ingin menanyakan kabar ayahmu ini?" Suara baraton milik Jaehyun menyapa kedatangan anak semata wayangnya. Memang selama kurang lebih 2 minggu ini Jaehyun meninggalkan Korea untuk urusan cabang bisnisnya di luar negeri.

"Aku lelah" jawab Mark tanpa menghentikan langkahnya.

"Tidak bisakah appa memelukmu sebentar saja Mark, appa juga sangat lelah dan appa hanya punya kau sebagai tempat pulang appa" celetuk Jaehyun yang terlihat benar benar kacau kali ini. Penampilannya memang terlihat begitu berantakan, dapat dipastikan dari raut wajah seorang Jaehyun yang sudah sangat kusut karena memang waktu 2 minggu itu telah menguras tenaga dan pikirannya.

"Kau bisa pergi istirahat ke kamar saja" sahut Mark lalu melangkahkan kakinya kembali tanpa menghiraukan raut wajah ayahnya yang kali ini berusaha menahan air matanya.
Andai saja dia bisa melindungi Suzy mungkin rumah tangga mereka akan tetap utuh dan sebahagia dulu, atau mungkin lebih bahagia.
Jaehyun memang berulang kali merasa bersalah namun sikap Mark yang sedingin itu semakin membuatnya merasa sangat buruk. Jaehyun merasa dia telah gagal menjadi seorang suami sekaligus ayah untuk keluarganya, bahkan Jaehyun telah melanggar janjinya untuk menjaga Suzy dengan baik namun yang terjadi tidak seperti yang dia harapkan. Terlebih kini dia menjadi ayah yang seperti tak pernah dianggap keberadaanya.

"Maafkan aku Suzy... bantu aku mengembalikan Mark kita yang begitu hangat seperti dulu" gumam Jaehyun dalam isak tangisnya. Entahlah Jaehyun kali ini benar benar merasa lelah, seperti tidak ada tujuan dia bekerja keras selama ini.

———

"Happy Birthday eomma"

"Thank youu sayang.. kau pasti sangat lelah ayo kita makan malam bersama, appamu sudah menunggumu di meja makan"

"Baik eomma"

Jaemin adalah anak yang begitu menyayangi kedua orang tuanya. Terlebih lagi dia sangat dekat dengan eomma nya, jadi tidak heran kalau Jaemin bisa merasakan bagaimana Mark kehilangan orang yang begitu berharga dalam hidupnya.

"Apa kau datang seorang diri Jaem?" Tanya Choi Siwon selaku ayah kandung Jaemin.

"Mau bersama siapa lagi appa?" Sahut Jaemin sedikit kesal.

"Apa kau tidak pernah punya wanita? Appa dulu sangat gemar mengoleksi wanita, lalu kenapa anak appa yang dibilang bak pangeran ini tidak pernah appa temui menggandeng seorang wanita" goda Siwon.

"Aku sudah menemukannya appa" sahut Jaemin dengan wajah riangnya.

"Benarkah? Kenapa tidak kau bawa kesini nak" tanya Siwon.

"Iyaa sayang.. eomma ingin tau wanita yang sudah membuat anak eomma sebahagia ini" timpal Irene ibu dari Jaemin.

"Nanti Jaemin bawa kesini kalau waktunya sudah tepat"

Setelah acara makan bersama kini hanya tersisa Jaemin di ruang tengah. Lalu dia beranjak ingin pergi ke kamarnya yang sudah jarang sekali dia tempati, karena semenjak Jaemin kuliah dia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartmentnya.

"Apa yang kau bicarakan irene! Kau adalah ibunya selamanya kau adalah ibu yang membesarkannya" Choi Siwon kini seperti orang yang sedang begitu marah, sebenarnya suara Choi Siwon tidak begitu keras tapi Jaemin bisa mendengarkan dengan jelas saat melewati kamar milik kedua orang tuanya itu.

Jaemin yang tidak sengaja mendengarpun segera menghentikan langkahnya dan berdiri tepat didepan pintu kamar milik orang tuanya.

"Yeobooo.. aku takut mimpiku semalam akan menjadi nyata nantinya. Aku gak mau Jaemin dibawa dia" bisa Jaemin dengar jelas ibunya kini sedang menangis karenanya.

"Sssttt... itu hanya mimpi sayang. Jaemin akan selalu bersama kita, lagipula dia tidak akan bisa mengenali putra kita yang bagitu tampan seperti sekarang ini". Irene semakin terisak dalam pelukan seorang Choi Siwon, sedangkan Jaemin sangat bingung dengan ucapan kedua orang tuanya ini. Apa maksud dari mengambil dirinya? Siapa yang akan mengambilnya dari orang tuanya?

"Apa maksud semua ini?" Jaemin seketika berpikir lalu mengerutkan keningnya. Masih bingung dengan teka teki dan perasaan penasaran kini sedang menguasai pikirannya.

———

Mark sudah datang ke mansion Zhelly dari 1 jam yang lalu, dan kini dia sedang asik melihat pemandangan wajah damai milik Zhelly yang sedang tidur pulas. Mark memang sengaja tidak membangunkannya, dia ingin lebih lama melihat wajah damai wanitanya ini. Kebetulan Mark hari ini tidak ada kelas, tapi sebenarnya ada rapat yang harus dilakukan setelah makan siang namun Mark membatalkannya dan mengganti pada keesokan harinya.

"Cantikk.. ingin sekali rasanya setiap aku bangun tidur melihat pemandangan seperti ini" monolognya kini tanpa mengalihkan atensinya pada Zhelly.

"Euuugghh..." lenguhan kecil dari Zhelly berhasil membuyarkan pandangan Mark sebelumnya.

"Apa sudah memimpikanku semalam?" Tanya Mark membuat Zhelly membuka matanya mencari sumber suara tersebut, karena dia memang masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terisi.

"M-mark.." Gumamnya meyakinkan diri bahwa yang dia lihat saat ini benar Mark.

"Eum ini aku sayang" jawab Mark dengan senyum yang begitu tampan dan mendekatkan diri pada Zhelly.

"MARKKK..."

Bughh

Zhelly mememeluk Mark dengan menabrakkan dirinya begitu keras hingga Mark hampir saja jatuh dari atas ranjang. Tentu saja saat dia melihat Mark dia langsung teringat kejadian semalam yang sudah berhasil membuatnya menangis sepanjang malam. Dia benar benar takut kehilangan Mark.

"Hikss... hiksss" setelah memeluknya begitu kuat tak lama dia mendengar isakan yang keluar dari bibir wanitanya ini.

"Heyyy... ada apa sayang? Apa ada yang sakit hm??" Tanya Mark khawatir. Tapi tidak ada jawaban apapun yang ada hanya isakan dan pelukan itu semakin kuat seperti tidak ingin lepas, Mark merasa semakin khawatir.

"Sayangg.. lihat aku, apa yang terjadi? Kenapa kau tiba tiba menangis hm?" Mark segera melepas pelukan itu dan menangkup wajah kekasihnya dan memberikan tatapan hangat.

"Markk.. kau jangan selingkuhh hikksss a-aku tidak bisa melihat hikkss mu se-sel" Mark segera membawa Zhelly dalam pelukannya lagi memotong pernyataan yang akan Zhelly katakan, dimana dia rasa itu adalah omong kosong dan tidak akan pernah terjadi. Karena Mark yakin dia sudah sangat jatuh pada pesona wanita didepannya ini, Mark pastikan itu.

"Sssttt.. sssttt hey heyyy kau ini bicara apa? You'r the only one for me babe.. sssttt sudah sudah jangan berpikir yang aneh aneh lagi" Berusaha menenangkan Zhelly.

"Sekarang lebih baik kau mandi kita sarapan bersama, eomma sudah menunggu kita di bawah sayang" timpal Mark lagi dengan tangan yang masih setia mengelus ujung kepala wanitanya dengan sesekali juga dia kecup penuh sayang.

Zhelly pun hanya mengangguk lalu melepas pelukannya dan beranjak pergi ke kamar mandi sesuai perintah Mark untuk segera membersihkan diri. Mark pun yang masih berada di dalam kamar kekasihnya itu hendak pergi, tiba tiba ada notifikasi handphone milik Zhelly berhasil menghentikan niat Mark untuk pergi. Mark yang dibuat penasaranpun membuka isi pesan tersebut

*tiiingg*

"Apa pagimu masih begitu indah Park Zhelly Zayn hahahah"  itulah isi pesan yang muncul dan sudah berhasil Mark baca.

Dan betapa terkejutnya dia saat menemukan foto dirinya bersama Kim Yoonhan seperti orang yang sedang berpelukan di ponsel milik Zhelly.

"Shiiitttt" Mark mengumpat begitu saja setelah apa yang sudah dia lihat barusan.

"Berani sekali kau membuat wanitaku hancur! Kelewatan!" Mark segera pergi dengan langkah yang sudah terlihat begitu menahan amarahnya.

Hold On For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang