#MZ 21

4 0 0
                                    



Kun selaku dokter pribadi keluarga Park pun keluar dari kamar milik Zhelly. Mark yang melihatnya segera mendekati Kun.

"Bagaimana dok?" Tanya Mark penuh khawatir. Minyong pun yang berada disebelah Mark juga memasang mimik wajah yang tidak kalah khawatirnya dengan keadaan putri kesayangannya itu.

"Menurut hasil pemeriksaan, sepertinya penyakit jantung yang diderita Zhelly sudah semakin parah. Dan cepat atau lambat Zhelly harus melakukan transplantasi jantung sebelum keadaannya semakin memburuk" Jelas Kun dengan berat hati pada dua orang dihadapannya ini.

"Apa tidak ada cara lain untuk membuatnya bertahan lebih lama, sampai kami menemukan pendonor untuk Zhelly dok" tanya Mark kini juga merasa begitu frustasi.

Kun hanya menggeleng menandakan hanya itulah cara satu satunya yang bisa membantu Zhelly bertahan. Mark yang melihat respon Kun pun tersulut emosi dan menarik kerah Kun begitu kuat.

"Kalau kau tidak punya cara menyembuhkan wanitaku, lalu untuk apa kau menjadi dokter!!! Apa kau tau dia akan melukis wajahku hari ini! Kalau kau tidak bisa menyembuhkannya bagaimana bisa aku melihatnya melukis? KATAKAN!!!! " Mark menarik kuat kerah milik Kun, dia begitu hancur mendengar kabar bahwa keadaan kekasihnya semakin memburuk. Kun pun hanya terdiam karena memang dia sangat mengerti bagaimana rasanya mengetahui fakta pahit tentang orang yang kita sayangi.

"Aku mohon tolonglahhh wanitakuuu.. hikss" timpal Mark lagi dengan begitu hancurnya, dan mulai melepaskan perlahan kerah milik Kun.

"Transplantasi memang hanya satu satunya jalan menyelamatkan jiwa Zhelly dan meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan transplantasi, usianya bisa lebih lama. Zhelly pun dapat menjalani hidupnya lebih baik dengan jantung yang lebih sehat" jelas Kun pada Mark. Minyong hanya mampu menangis dengan terduduk lemas meraih benda pipih itu untuk menghubungi suaminya.

"Kalau begitu kau ambil saja jantungku dok" sontak Minyong yang mendengar hal itu pun mengurungkan niatnya untuk menghubungi sang suami, dan berdiri mendekati Mark.

"Apa eomma tidak salah dengar Mark? Kau ingin mendonorkan jantungmu?" Tanya lagi Minyong memastikan apa yang dia dengar tidak salah.

Mark hanya mengangguk yakin dengan mata yang sudah penuh air mata.

"Tidak!!! Eomma tidak setuju dan tidak akan menerima ide konyol itu Mark" tolak Minyong mentah mentah.

"Tapi eomma, ini demi keba-"

"Demi apaa Mark? Apa kau pikir setelah mendonorkan jantungmu Zhelly akan bahagia? Zhelly akan melupakanmu begitu saja? Justru eomma yakin nantinya semakin tidak pernah bisa melihat senyum anak eomma lagi Markk" Minyong menatap Mark begitu dalam.

Mark pun hanya terdiam lalu pergi masuk ke dalam kamar milik Zhelly.

"Kun, bisa kita turun sebentar dan tunggulah suamiku terlebih dulu. Ada hal penting yang harus kami bicarakan mengenai Zhelly."

"Baiklah nyonya" Kun menyetujui dan turun kebawah diikuti Minyong disebelahnya.

———

Tepat jam 2 dini hari Jaemin menyelinap ke dalam ruangan kerja milik ayahnya. Karena memang hari ini dirumahnya hanya tersisa dirinya saja, Siwon dan Irene pergi ke daerah Jeju untuk mengunjungi proyek baru perusahaannya.

"Aku harus menemukan apapun itu yang bisa dijadikan petunjuk" gumam Jaemin sambil mengobrak abrik isi dari laci ke laci, lalu pindah ke lemari dan tumpukan tumpukan dokumen yang Jaemin yakini ada hal penting yang setidaknya bisa dia temukan.

Sampai akhirnya dia menemukan sebuah map coklat dimana diatasnya tertulis 'Blacklisted Company'. Jaemin seketika membuka isi dari map coklat yang dia temukan tepat paling bawah dari dokumen dokumen lain. Dia yakin map ini telah disimpan dari jaman kakek kakeknya terdahulu, karena memang map ini terlihat begitu lusuh dan warna tinta yang sudah mulai memudar.

Hold On For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang