// Vote dulu seperti biasa//
------
"Zanva!" Zanva menoleh ke belakang dimana Harsya tengah berjalan cepat menghampirinya.
"Sini Lo" Harsya langsung menarik Zanva untuk keluar menuju parkiran yang tidak terlalu ramai orang.
"Lepas!" Zanva menepis tangan Harsya setelah mereka sampai di parkiran
Harsya tersenyum tipis melihat kepala Zanva dibalut perban "hh..berapa jahitan?"
Zanva berdecih sinis "Kalau gak penting gue pergi" ujar Zanva seraya berbalik arah
"Santai dong bro... Buru-buru amat, bayi Lo gak kenapa-napa tenang aja." balas Harsya
Zanva terdiam membeku, beberapa detik kemudian Zanva berbalik berhadapan lagi dengan Harsya.
"Apa Lo bilang?"
Harsya terkekeh kecil "santai aja, gue udah tau kok"
"Lo tau apa bangsat?!" Zanva mulai tersulut emosi
Harsya maju satu langkah lebih dekat dengan Zanva "tau.. kalau Dhea hamil. Anak Lo?" Tanya Harsya terkesan menuduh
Zanva justru terkekeh mendengar itu "Anak gue? Gak salah Lo?"
Dengan cepat raut wajah Zanva terlihat sangat serius, "Lo yang bikin, kenapa bisa jadi anak gue?"
Harsya terdiam beberapa detik memikirkan jawaban Zanva tersebut "Jujur aja deh udah, gak usah sok suci. Lo juga pake dia kan?"
Bug
"Anjing mulut Lo!"
Zanva memberi pukulan renyah di wajah Harsya tepat di sekitar lebam yang belum menghilang akibat pertengkaran sebelumnya.
"Jangan pernah samain gue sama Lo ya! Gue gak se-brengsek Lo anjing!" Ujar Zanva penuh penekanan
"Oh ya?" Harsya mengangkat alisnya dengan raut wajah meledek
"Terus kenapa Lo ngelindungin Dhea sampai segitunya kalau bukan karena anak itu anak Lo?" Tanya Harsya
"Lo pikir gue manusia yang gak punya hati kayak Lo?!" Jawab Zanva sinis
"Gue ngelindungin dia karena gue emang peduli sama dia, gue sayang sama dia. Gue punya perasaan! Gak kayak Lo!" Lanjut Zanva
Harsya mengulum bibirnya "oh gitu ya? Kalau Lo memang punya perasaan harusnya Lo sadar diri sih. Gue benci sama Lo dan harusnya Lo peka, harusnya Lo jauh-jauh deh dari gue. Tapi kenapa justru Lo malah semakin seneng ya cari masalah sama gue? Dimana bukti kalau Lo punya perasaan?. Lo aja gak pernah ngerasa bersalah kan sama keluarga gue?"
Zanva menarik nafas berat seraya memijat pelipisnya "soal itu.. gue udah minta maaf. Gue ngerti Lo sulit buat maafin gue. Bahkan sampe detik ini pun gue masih merasa bersalah! Bahkan sama Calista!. Calista udah gak ada-
"Iya Calista emang udah gak ada! Dan semua permasalahan di hidup gue semuanya Dateng dari Lo! Lo itu sumber masalah di hidup gue Lo tau gak?!" Harsya menyela dengan rasa penuh emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsya (TAHAP REVISI)
Teen Fiction// FOLLOW DULU SEBELUM BACA// Menceritakan kehidupan anak remaja, yang labil, gampang tantrum, dan sedikit tidak waras. Dalam cerita ini banyak menggunakan kata-kata kasar dalam dialognya. Harsya adalah seorang remaja yang ingin kehidupan remajanya...