74. Akal-akalan sesat

767 40 14
                                        

Sudah hampir seminggu pasca kecelakaan yang dialami Dhea, sampai hari ini belum ada kabar juga kalau Dhea sudah sadarkan diri.

Semua tetap berjalan sebagaimana mestinya, meskipun banyak yang mengkhawatirkan Dhea tapi sekolah tetap berjalan seperti biasa.

Syila dan Aqeela lebih sering pergi berdua, ke kantin berdua dan bahkan nongkrong juga hanya berdua. Sepertinya karena Syila masih belum juga damai dengan Reynan karena permasalahan mereka yang terakhir.

Reynan sendiri sudah aktif sekolah lagi setelah izin satu hari tidak masuk sekolah karena dia memang sedang meriang waktu itu.

Azi dan Nio lebih sering pergi berdua kemana-mana, akhir-akhir ini mereka jadi semakin lengket saja. Karena banyak alasan sampai akhirnya circle mereka harus terpisah-pisah seperti sekarang ini.

Circle yang dulunya ramai, kemana-mana selalu bersama dan paling asik. Kini tengah rehat...

Apalagi si biang rese nya, Harsya.

Semenjak kembali ke Jakarta Harsya baru berangkat sekolah beberapa kali saja, dia masih sering membolos dan bahkan justru lebih sering.

Dalam satu Minggu terakhir ini dia hanya berangkat sekolah pada hari Rabu dan Jumat saja. Sisanya entah dia pergi kemana tanpa kabar.

Namun entah kesambet apa, pagi Senin pagi ini semuanya terlihat hadir ke sekolah.

Syila dan Aqeela yang datang bersama, lalu disusul dengan Azi dan Nio yang berboncengan naik motor.

Lalu di susul Reynan, yang datang sendirian ke sekolah dengan motornya.

Dan terakhir Harsya, bel sudah berdering dan dia baru saja sampai di sekolah. Seperti biasa, dia berangkat sekolah namun lagi dan lagi dia terlambat juga hari ini.

Di saat yang lainnya sudah masuk ke dalam barisan kelas masing-masing, Harsya justru masuk ke barisan terpisah siswa yang terlambat dan juga siswa yang tidak memakai atribut lengkap.

Sudah tidak heran dengan hal itu, memang dari dulu Harsya sudah langganan berada di barisan itu.

Bahkan sepertinya setiap Senin memang Harsya selalu bergabung dalam barisan itu, dia justru tidak pernah bergabung dengan barisan teman sekelasnya yang lain.

Memang bukan Harsya namanya kalau sampai dia tidak berada di barisan terpisah.

"Hadehhh.. pagi seindah ini tetap aja sepet kalau ngeliat tuh makhluk di depan mata." Kata Aqeela mencibir Aurel yang baru saja dibawa ke barisan terpisah oleh guru BK.

"Ngapain sih tuk Mak lampir disana? Biasanya juga ogah dia baris terpisah, gak bawa atribut aja biasanya ngambil paksa punya orang." Kata Syila ikut mencibir Aurel.

"Gatel lah biasa, liat aja tuh barisnya di samping Harsya. Emang dasar ulet bulu.." kata Aqeela

"Mau aja lagi temen Lo di lendotin begitu dihh, kalau gue disana udah gue tempeleng tuh kepalanya Mak lampir." Kata Syila geram sendiri melihat Aurel yang kegatelan caper pada Harsya meski tidak ditanggapi.

"PASUKAN SAYA AMBIL ALIH, SELURUHNYA... SIAP GRAK!!"

Aba-aba pun sudah diberikan, pertanda upacara akan segera di mulai.

HarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang